#36

45 9 0
                                    

Hari ini Raiza Yura Tamie atau yang sering dipanggil Raiza, bersama sang ibunda akan berhadapan dengan guru Kurikulum. Hal ini dikarena ulahnya yang tidak senonoh yang ia lakukan di sekolah.

"Bunda gak mau kesekolah!" Ucap Tamie menolak.

"Tapi Bund, Bunda dipanggil untuk ketemu sama Bu Saras." Ucap Raiza membujuk Tamie. Tamie adalah sosok yang tegas, ia seorang Singel Parents oleh karena itu ia mendidik putri keduanya itu dengan sangat keras, begitu juga dengan 2 saudara Raiza yang lain.

"Karena ulah siapa seperti ini?" Ucap Tamie pada putrinya itu. "Otak kamu dimana sampai-sampai kamu dengan sukarela menjatuhkan harga diri kamu?"

"Raiza terpaksa Bun"

"Terpaksa karena kamu mengejar Allzen?" Raiza bergeming. "Ingat Raiza, boleh kamu cinta tapi jangan tolol!"

Raiza bergeming ditempatnya, perkataan Tamie memang benar. Ia terlalu terobsesi dengan Allzen, padahal dengan cara ini Allzen malah membencinya.

"Oke! Bunda akan datang, tapi jika Beasiswamu dicabut akan Bunda kirim kamu untuk tingga dengan Appa." Ucap Tamie.

Appa adalah panggil untuk sang ayah. Ayah Raiza tinggal dibeda negara dengan mereka setelah mereka memutuskan untuk bercerai.

"Tapi Bund-"

"Tidak ada penolakkan Raiza! Konsekuensi!" Tamie menyambar tasnya kemudian ia pergi untuk berangkat ke kantor.

Raiza masih memandangi kepergian sang Ibunda. Pikiran terus berjalan tentang kehidupan yang akan ia lalu jika saja ia dipindahkan ke Barcelona Spanyol.

"Za?" Panggil sang Kakak tertuanya--Reyno Yuka Tamie.

"Hum? Ya?" Ucapnya lesu.

"Gak usah khawatir, gua bakalan ikut lu kalau lu dipindahkan ke Spain." Ucap Reyno pada adiknya tersebut.

"Tapi kak, Ausie cita-cita Raiza dari dulu." Jawabnya.

"Kamu kubur dalam-dalam harapan itu, sekarang lu lagi di ujung tanduk antara hidup dan mati. Bukannya gua doain beasiswa lu dicabut, tapi kira-kira udah gak ada harapan untuk itu."

"Tinggal sama Appa akan lebih baik?" Tanya Raiza pada Reyno.

"Disini atau di Spain sama aja Za, akan lebih baik kalau lu jadi manusia yang lebih baik."

"Yaudah, anter Raiza sekolah bisa?" Tanyanya.

"Bisa cantik!"

****

Lovata masih asik bergulat dengan ponselnya. Ketiga temannya belum datang, sepertinya ia datang terlalu pagi.

Lovata sedang asik menggulir galerinya, melihat beberapa foto dirinya, beberapa temannya, dan fotonya dengan Allzen.

Foto yang ditangkap saat mereka sedang di pantai. Berlatar belakang laut lepas dan sunset memperindah hasil foto dua insan itu.

"Zen? Apa enak disekolah baru? Disini Ata kesulitan, gak bisa handle tugas sebagai ketua osis. Apa ini alasan Allzen menggeser posisi Ata waktu itu?" Ucapnya bermonolog.

Makan otak-otak bersama, menikmati suara desir pantai, angin yang menyibak rambut dan pakaian mereka, dan tawa yang tidak pernah terlepas dari wajah mereka. Lovata merindukan itu semua.

Remix gang!

Linday :
Ada yang udah di sekola?

Mahes :
Gua dateng telat

Gildan :
Gua otw!

Anabell :
Gua sama Gildan otw!

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang