#39

46 10 10
                                    

Yohana sedang menikmati lemon tea di taman belakang rumahnya. Dengan kolam ikan yang memperindah pandangannya. Rumah yang hanya sedang dihuni olehnya dan asisten rumah tangga saat ini karena ayah dan ibunya yang sedang dipindah tugaskan ke surabaya untuk beberapa bulan. Suasana yang hening dan hanya suara gemercik air yang turun dari bebatuan kolamnya, menjadi irama di telinga Yohana.

"Han?" Suara seorang perempuan berhasil membuyarkan kosentrasinya.

"Hey Ra!" Sahutnya saat mengetahui suara itu milik sahabat perempuannya.

"Lagi ngapain?" Tanya Indyra sambil duduk dikursi sebelah Yohana dengan meja kecil sebagai penyekatnya.

"Lagi duduk aja sambil minum lemon tea. Mau gua bilangin bibi biar sekalian di buatin?" Tanya Yohana.

"Kayaknya bibi lagi buatin deh, soalnya tadi nanya ke aku mau minum apa." Jawab Indyra sambil meluruskan pandangannya.

"Tumben ke rumah gak bilang-bilang dulu?" Tanya Yohana pada temannya itu.

"Aku suntuk dirumah, Mama lagi marah-marah muluu" jawabnya dengan nada yang membuat Yohana penasaran.

"Mama kenapa lagi?" Tanya Yohana.

"Aku tau sih mungkin Mama lagi capek tapi Han aku juga lagi capek. Aku baru pulang kerja dan--" Indyra menggantungkan kalimatnya.

"Apa?" Tanya Yohana.

"Aku dipecat Han" Indyra menundukkan kepalanya dalam, menyembunyikan air matanya yang akan turun begitu saja.

"Ra, Ra, look at me" Titahnya membuat Indyra memberanikan diri melihat manik mata Yohana.

"Gua yakin lu cewek kuat, lu cewek yang tahan banting, lu cewek yang siap menghadapi badai yang kapanpun bakalan menerjang lu. Ini angin biasa buat lu, bukan sesuatu yang bisa membuat lu tumbang. Ra, gua akan selalu ada buat lu, di samping lu, membantu lu berdiri kalau lu udah gak kuat menghadapi hidup lu." Ucap Yohana penuh keyakinan pada setiap kalimatnya.

"Tapi Han, aku gak sekuat yang kamu kira, aku rapuh, aku juga bisa jatuh, aku capek terus-terusan berusaha berdiri tegak." Ucap Indyra, membuat air matanya terpaksa jatuh.

Indyra buru-buru menyapu air matanya saat asisten rumah tangga Yohana datang mengantarkan minuman dan beberapa cemilan.

"Ra" panggil Yohana saat asistennya sudah pergi dari hadapan mereka. "Gua tau ini sulit buat lu, lu udah ngejalanin hidup lu bertahun-tahun. Bahkan jika gua ada diposisi lu mungkin gua juga gak akan bertahan selama ini. Tapi kita kembali ke awal Ra, ada orang yang harus lu perjuangkan kebahagiaannya. Mama. Buktiin ke bokap lu kalau lu dan Mama bisa ngelewatin ini semua tanpa kalian mengemis sama dia."

"Han, aku udah coba berkali-kali buat tetap tegar dan sabar sama rencana Tuhan, tapi aku semakin merasa Tuhan gak adil dengan aku. Aku dipecat dan Mama sakitnya lagi kambuh karena beberapa bulan Mama nolak untuk check up. Lagipula aku gak punya uang sekarang untuk bawa Mama ke Rumah Sakit."

"Ra, lu bisa bilang ke gua kalo lu emang lagi butuh uang. Gua bakalan bantu lu sebisa gua." Ucapnya.

Tangis Indyra semakin pecah.

"Tapi Han, aku gak mau ngerepotin kamu, aku gak mau ngebebanin kamu, udah cukup kamu lagi rumit dengan keadaan kamu yang terjebak dalam permainan Dion, aku gak mau kamu makin susah nantinya." Ucapnya Indyra dalam isaknya.

"Gak ada yang direpotin, gak ada yang bikin susah, malahan gua seneng kalau bisa bantu lu apalagi lu lagi kesulitan gini. Ra, gua mohon sama lu, jangan jadi manusia yang seolah bisa ngadeppin semuanya sendirian, lu ada gua dan gua selalu bersedia nemenin lu sampe lu nemuin kebahagiaan lu." Ucap Yohana membuat Indyra lega.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang