#15 (hari kesebelas)

124 33 3
                                    

Sinar matahari menelisik masuk, menembus pori-pori kulit Lovata.  Gadis itu memerjapkan matanya, memperjelas pengelihatannya.

"Baru juga tidur ah" keluhnya sambil membalikkan tubuhnya.

Telfon genggamnya berdering, menandakan ada telfon masuk yang berani menganggu ketenangannya.

"Halo?" Ucap Lovata dengan suara khas bangun tidur.

"Aku jemput" suara yang tidak asing membuat Lovata meloncat.

"Iya iya aku mandi dulu!" Ucap Lovata menutup telfonnya.

Lovata menata rambutnya, menyemprotkan minyak wangi. Pagi yang begitu berwarna untuk Lovata. Pagi yang kembali seperti dulu lagi.

Lovata keluar dari gerbang rumahnya, menunggu keberadaan Allzen yang tidak kunjung terlihat.

"Allzen cepetan keburu Dion dateng!" Gerutunya. Tidak lama kemudian sebuah metromini berhenti di hadapannya.

"SMA 112 neng?" Ucap sang kenek metromini yang ternyata adalah Allzen.

"Ayan!" ucap Lovata dengan wajahnya yang berseri.

"Selamat pagi manis" ucap Allzen sambil mencolek hidung Lovata.

"Selamat pagi abang kenek metromini" ucap Lovata dengan senyum yang sangat manis.

"Yok jalan!" Ucap Allzen setelah Lovata masuk ke dalam.

Allzen menghampiri Lovata yang tidak kebagian tempat duduk.

Allzen melihat sekelilingnya, "gak ada bangku yang kosong Ta" ucap Allzen.

"Gakpapa" jawabnya.

"Nanti pegel"

"Yang penting berdirinya sama kamu itu gakpapa Ayan" ucapnya menggombali Allzen.

"Berani gombal sekarang" ucapnya gemas.

"Mas mas," ucap Allzen menepuk pundak seorang penumpang.

"Mau tukeran gak mas?" Ucap Allzen.

"Kenapa ya bang?"

"Ini, mas gak liat nih cewek manis begini berdiri. Mas gak kasian liatnya? Ih kalau saya mah kasian mas" ucap Allzen membuat sang pria tersebut melihat ke arah Lovata.

"Oh, yaudah mbak sini duduk" Ucap sang pria kemudian bangkit dari duduknya dan mempersilahkan Lovata untuk duduk.

"Gakpapa mas gak usah, abang keneknya aja iseng" ucap Lovata sambil melototi Allzen.

"Gakpapa mbak, duduk aja" Lovata kemudian duduk di tempat pria tersebut, membuat Lovata tidak enak.

"Ayan! Apaan si ah! Gak enak kan akunya" cibirnya pada Allzen.

"Gakpapa sih, daripada betis kamu pegel, nanti sampai rumah aku juga yang repot" ucapnya

"Repot ngapain?"

"Repot mijitin kamu. Mana pulang ngenek, kamu minta pijitin, jadi nambahkan capeknya." Ucap Allzen membuat Lovata salah tingkah.

"Ta, macet" ucapnya membuat Lovata melihat ke arah jendela.

"Gakpapa"

"Gakpapa mbahmu, sekolah kamu tuh"

"Kan aku wakil ketua osis" sahutnya sombong.

"Yeh, mentang-mentang"

"Kejebak macetnya sama ketua osis mah gakpapa. Nanti bilang aja diajak main sama kamu"

"Yeh bisa gitu lu" ucap Allzen sambil menoyor kepala Lovata. Lovata yang diperlakukan seperti itu hanya tertawa kecil dan menangkap tangan Allzen.

"Jangan kemana-mana" ucap Oovata sambil mendangakkan kepalanya. Allzen menundukkan kepalanya karena posisinya berdiri di sebelah Lovata.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang