#23 (hari kesembilanbelas)

123 33 1
                                    

Minggu yang cerah untuk melakukan aktivitas bersama orang tercinta. Hari weekend adalah hari yang paling ditunggu karena ini berkesempatan para keluarga untuk berkumpul.

Berbeda dengan Dion yang kelurganya tidak lagi lengkap. 3 tahun silam, genap usianya 14 tahun, orang tuanya bercerai karena mereka yang selalu cekcok karena masalah perekonomian. Ia selalu mengurung dirinya kala orang tuanya bertengkar, tidak jarang juga ayahnya selalu melempar barang pecah belah saat mereka beradu argumen. Dion yang masih belum mengerti apa-apa hanya bisa menangis ketakutakan kan suara teriakkan dan bentakkan dari kedua orang tuanya.

Dulu Kakak pertamanya, Jesicca yang selalu mendekapnya, saat ia benar-benar takut menghadapi keadaan. yang paling mengerti tentang kondisi mental adiknya. Dion merasa beruntung saat itu karena disaat orang tuanya tidak berpihak padanya, semesta masih memberika manusia sebagai penolongnya disaat dia gelisah. Saat Dion berusia 15 tahun, dia berhasil memacariseorang primadona sekolahnya. Sudah lama Dion menaruh perasaan kepada cewek itu, namun saat dia berhasil memiliki pujaan hatinya , Jesicca terjebak dalam permainannya sendiri. Ia hamil di luar pernikahan. Ia hancur bahkan saat hancur, hingga beberapa minggu kemudian dia disahkan oleh suaminya. Pernikahannya hanya bertahan beberapa bulan karena bayi yang berada di kandungannya digugurkan oleh sang suami. Jessica depresi, dia kehilangan semua kebahagiaan di dalam hidupnya, keluarganya, suaminya, anaknya dan dia juga kehilangan dirinya sendiri.
Dion merasa semesta tidak adil kepadanya, kenapa semua orang harus meninggalkannya. Tapi tidak, ia masih memiliki kekasih saat itu. Namun kenyataan kembali tidak berpihak padanya. Tepat saat Ia ingin merayakan hari jadinya, sang pacar menyudahi hubungannya begitu aja. Saat Dion tahu alasannya adalah mantan kekasihnya itu menggilai Allzen, sahabatnya. Sejak saat itu Dion memiliki dendam tersendiri dengan Allzen. Kehidupan yang bergemilang kebahagiaan membuat perasaan iri dan dengki mengusai dirinya.

Dunia Dion bertambah buruk saat Ia tahu, kakak satu-satunya yang saat ini Ia miliki meninggal bunuh diri karena depresi. Dion tidak lagi melihat kecerahan dan keindahan di dalam dunianya, hanya ada warna gelap yang menyelimuti hati dan pikirannya. Dion merasa Tuhan tidak adil padanya, mengambil semua miliknya dan melupakan dirinya begitu saja.

****

Di cafe 45, ada 2 pasang manusia yang terlihat duduk menegang. Tidak ada yang dapat membuka suara, hingga akhirnya salah satu dari mereka membuka topik pembicaraan.

"Jadi banyak rencana yang udah gagal, Za." Ucap Dion pada Raiza yang sedang meminum coffe lattenya.

"Lu gak ada ide lain, Di?" Tanyanya pada Dion yang sedang menatap lurus padanya.

"Anjir, gua udah buntu banget ini sialan. Udah lah pikiran gua cuman mau ngehancurin si Allzen itu." Ucap Dion. Dion dan Allzen memang bermusuhan sejak SMP, mereka saling merebutkan kedudukan jabatan dan prestasi, namun Dion selalu berbeda 1 tingkat di bawah Allzen. Dia yang sangat ambisius dengan pujian, akhirnya menghalalkan segala cara.

"Allzen itu orangnya gampang kesulut emosi dan over protective. Jadi mungkin aja Lovata bisa jadi sasaran untuk lu ngehancurin Allzen dan gua dapetin dia lagi." Dion tampak berfikir rencana apa yang akan dia lakukan. Bola matanya menerawang sesuatu dan melebar beberapa menit kemudian.

Dion tidak membuka suaranya, dan langsung mengambil Handphonenya dan segera menelfon seseorang.

Raiza tampak santai, karena tahu temannya ini sudah memiliki sebuah rencana, dan mungkin saja kali ini berhasil.

Beberapa menit kemudian, seseorang masuk dari pintu barat caffe dan menampilkan mantan kekasih Lovata.

"Han, duduk." Ucap Dion sambil menunjuk bangku kosong disebelahnya. "Lo pesen minum aja dulu, kita ngobrol santai."

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang