#5 (hari pertama) (revisi)

155 42 0
                                    

Sejak Allzen memutuskan untuk membuktikannya pada Lovata, Allzen sekarang makin nempel dengan Lovata.

Jangan dilupakan pertengkaran-pertengkaran konyol yang selalu berada di antara mereka berdua.

"Lu-nya aja yang goblok, Onta!" Celos Allzen saat Lovata mengeluh data osisnya yang semalam dia buat hilang.

"Eh Ayan! Gua udah taro di file yang ini semalem!" Ucapnya kekeuh.

"Yaudah si tinggal kerjain ulang!"

"Matamu! Kerjain ulang. Lu aja nih kerjain, capek gua begadang" Ucap Lovata kesal.

"Ogah gua kan ketua osis." Ucap allzen penuh penekanan pada jabatannya itu.

"Ngeselin ayan!" Lovata langsung memukuli Allzen dengan berkas prosal ulang tahun sekolahnya. Lumayan tebal, jadi lumayan sakit.

"Onta oon, Onta bego, Onta , sakit!" Ucap Allzen terus menghindari Lovata.

Bukannya terlihat mengerikan, namun semakin terlihat menggemaskan. Tapi ingat hanya 30 hari.

"Apa-apaan si ini kalian?" Ucap Pak Mansyur, sang pembina osis di sekolahnya.

"Ini pak Lovata ngilangin berkas osis." Adu Allzen merasa paling benar.

"Bohong pak! Bukan diilangin tapi ilang sendiri!" Ucap Lovata membela diri.

"Emang filenya bisa jalan sendiri?" Bisik Allzen tepat disebelah telinga Lovata, yang saat itu berdiri di sebelahnya.

Lovata mencubit pinggang Allzen kesal, karena Allzen tidak pernah sama sekali membela Lovata, dimanapun, kapanpun.

"Allzen bantu Lovata!" Perintah Pak Mansyur.

"Siap pak!" Jawab Allzen spontan dengan hormat ala anak militer.

Pak Mansyur meninggalkan ruang osis, dan seperkian detik Lovata langsung menghujani Allzen dengan pukulan di lengannya.

"Dasar.manusia.pencitraan.tadi.pas.belom.ada.pak.Mansyur.gak.mau.bantu. gua.dan.sekarang. tiba-tiba.mau.dasar. Ayan!" Ucap Lovata dengan memenggal kalimat-kalimatnya. Karena di setiap kata tersebut Lovata memukuli lengan Allzen bergantian.

"Salah ya jadi orang baik di mata Onta!" Ucap Allzen berhasil lolos dari Lovata.

"Karena lu gak pernah baik!"

"Lah ini?"

"TIPU MUSLIHAT!" Ucap Lovata singkat dan kembali duduk didepan laptopnya, membuat ulang dokumen osisnya.

Lovata dan Allzen, dua manusia yang diciptakan untuk tidak pernah bisa untuk berdamai. Kata orang sering bertengkar berarti jodoh. Ah! Tidak, tidak untuk dua manusia langka ini. Sangat mustahil!

"Ayan! Laper." Ucap Lovata tiba-tiba membuat Allzen mengalihkan padangannya dari laptop.

"Dah jam 7, pulang aja deh mending." Ucap Allzen sembari melihat jam tangannya.

"Lah ini gimana?" Ucap Lovata menyenderkan punggungnya lelah.

"Besok lagi."

"Gak mau." Rengek Lovata membuat Allzen gemas-- bergidik geli.

"Yaudah gua balik, biarin aja ama kunti disini." saat Allzen beranjak dari kursinya, Lovata menariknya cepat.

"Takut." Binar mata itu, binar mata milik Lovita. Mata yang indah, menenangkan, sejuk, kini berada dihadapannya.

Allzen langsung membuang pandangannya, dan membangunkan Lovata dengan menarik tangannya karena Lovata masih menggelayuti tangannya.

"Cepet ah, Onta!" Ucap Allzen tidak sabaran.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang