#44 (cast)

48 9 14
                                    

"Buenos días" sapa Samuel pada Putrinya Raiza.

Artinya : selamat pagi

"Hmm" Raiza hanya berdeham. Samuel menggeser tirai yang menutupi jendela kamar Raiza.

"Ish Appa! Jangan dibuka lebar-lebar dong, Rai masih mau tidur" ucap merengek pada sang ayah.

"Hey bangun, gak mau jalan-jalan keliling Barcelona?" Tanya Samuel lalu duduk di tepi ranjang Raiza.

"Nanti aja agak siangan," tawar Raiza kemudian menarik selimutnya hingga wajah.

"Ih masa anak perawan Appa begini. Kak Rey aja udah siap tuh buat nyari pacar di Barcelona,"

"Biarin aja kak itu kak Rey," sahut Raiza dari dalam selimut.

"Masih gagal move on ya sama yang di Indo," goda Samuel pada Putrinya itu.

Raiza menyingkirkan selimutnya kasar, "Appa!" Kesalnya.

"Makanya buruan mandi terus cari pacar disini. Kalau gak dapet pacar disini berarti Rai gagal move on sama Al--"

"Oke Rai mandi!" Potong Raiza lalu menyingkirkan selimutnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Nah gitu dong cantik," kemudian Samuel meninggalkan kamar Raiza.

"Orang Jakarta apa kabar ya? Udah beberapa hari gak denger kabar apa-apa. Dion udah insyaf belom ya?" Ucapnya sambil memperhatikan dirinya dipantulan cermin.

Raiza kembali ke kamarnya lalu mengambil ponselnya, mencari nama Alfino disana.

"Halo?" Sahut orang diseberang sana.

"Halo Fin, lu apa kabar?" Jawab Raiza pada Alfino.

"Baik. Gimana di Spain, betah?" Jawab Alfino sambil menyesap rokoknya. Ia sedang berada di teras rumahnya.

"Ya betah gak betah sih. Ya di betah-betahin aja," jawabnya santai.

"Iya sih"

"Gimana kabarnya di Jakarta?" Tanya Raiza mulai mencari tahu keadaan di Jakarta.

"Setelah lu dipindahin sekolah gak beberapa lama Dion di D.O dari sekolah," jelas Alfino pada wanita yang saat ini berjarak jauh sekali.

"D.O? Gara-gara apa?" Tanya Raiza penasaran.

"Dia gebukkin Mahes, cuman salah sasaran jadi kena Lovata. Kepala Lovata dipukul pake batu, CCTV gak bisa boong jadi pak Mansyur bertindak tanpa mikir panjang." Cerita Alfino tentang kejadian waktu itu.

"Iya lah siswa kesayangan pak Mansyur," ucap Raiza.

"Dan sekarang Dion dan kawan-kawan mau ngehancurin Allzen dari dalem. Dari keluarga." Jelas Alfino.

"Setdah! Psiko banget dong anjir,"

"Makanya. Nah sekarang gua mau balik ke orang-orang yang dulu tapi sulit," Alfino memijat pelipisnya dengam puntung rokok yang berada di antara jari telunjuk dan jari tengahnya. "Dan ditambah lagi Lovata udah jadi pacar Dion,"

"What? Are you serious?!" Pekik Raiza yang hanya disahuti deheman dari Alfino.

"How about your feelings for her?" Tanya Raiza.

"How do you know my feelings for her?" Alfino sedikit kaget karena ia tidak pernah menceritakan tentang perasaannya pada siapapun.

"Gua kan peramal," jawa Raiza percaya diri.

"Mau gantiin Dilan?" Tanya Alfino bergurau.

"Lu jadi Mileanya, ya." Alfino hanya tersenyum dibalik telfon.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang