#20 (hari keenambelas)

102 33 0
                                    

Segerombolan manusia memasukki kantin belakang sekolah, tempat Allzen dan teman-temannya berkumpul.

Hanya ada Gildan, Mahes, dan Alfino disana, tanpa sebatang hidung pun milik Allzen.

Ditarik kerah seragam Mahes yang sedang asik meminum jusnya. Mahes tersontak kaget dan membuatnya menatap mata sang laki-laki tidak dikenal itu.

"Mana temen lu?" Ucapnya sinis membuat Mahes yang terkenal dengan nyali wanitanya, dibuat gagap, "anu bang, apa namanya, ini" jawab Mahes sebisanya.

"Lu siapa? Suruhan anak mana?!" Ucap Alfino kepalang emosi. Bagaimana tidak, tempat bersamayamnya diusik dan juga dia sudah muak dengan kelakuan Allzen yang membuat tongkrongannya kian memburuk.

"Gua cuman mau cari satu temen lu" jawabnya lagi tanpa melepaskan kerah baju Mahes.

"Dia gak masuk hari ini!" Ucap Alfino menutupi.

"Nanti malem suruh temuin kita di taman deket sport billiard. Kalau dia gak dateng, kita gak segan-segan buat bakar temen lu!!" Bentaknya sambil menghempaskan Mahes ke lantai. Gildan spontan menangkap Mahes, Alfino menendang angin frustasi.

Ia tidak mengerti mengapa jadi serumit ini. Allzen dan kedua temannya keculai Mahes memang suka berkelahi, namun kali ini berbeda. Alfino merasa ini bersangkut pautkan dengan Lovata.

Bel istirahat berbunyi, para siswa berhamburan ke masjid untuk menunaikan ibadah solat zuhur, ada beberapa juga yang malah langsung menuju kantin.

Alfino mendatangi meja Allzen dan menggebrak mejanya, "lu tolol zen!" Ucapnya kasar.

Allzen yang tidak terima, langsung bangkit dari duduknya dan mendongakkan kepalanya angkuh.

"Lu boleh bersaing dapetin cewek! Tapi gak merusak reputasi tongkrongan!" Ucapnya. Allzen menaikkan alisnya sebelah, seolah bertanya apa maksud pembicaraan Alfino.

"Ada segerombolan orang tadi, dateng ke kantin belakang dan minta buat ketemu sama lu"

"Terus?" Jawab Allzen singkat.

"Gua bilang lu gak masuk sekolah"

"Good friends" jawabnya santai dan mengambil ancang-ancang untuk duduk di kursinya.

Belum bokongna sampai kursi, Alfino menghentikan pergerakkan Allzen spontan, "mereka minta lu nemuin dia di taman deket sport billiard."

Allzen menegakkan tubuhnya kembali, "gua gak mau" ucapnya singkat. Mata elangnya menusuk sampai ke iris mata Alfino.

"Dia mengancam bakalan nyakitin Lovata kalau nanti malem lu gak dateng nemuin mereka"

"Kenapa jadi Lovata?"

"KARENA INI BERSANGKUTAN SAMA DIA!" Tanpa mereka berdua sadari, Lovata sudah menguping pembicaraan mereka.

"Ta!" Pekik Allzen saat matanya menangkap keberadaan Lovata.

"Nanti pulang sekolah kita perlu bicara, zen" ucapnya di tempat dan dijawab oleh anggukan. Lovata meninggalkan mereka berdua dan memutuskan untuk kembali ke kelasnya.

Bel kembali dibunyikan, pertanda jam pelajaran dimulai kembali. Pelajaran Geografi membuat siswa bar-bar ini bosan.

Allzen membuat pesawat terbang dari kertas selembarnya, dan menerbangkannya di kelas.

Bu Ari yang sedang menulis di papan tulis merasa terusik dengan kejahilan Allzen.

"Allzen! Sekali lagi kamu ganggu pelajaran ibu, keluar kamu!" Bentaknya membuat seluruh siswa menoleh kearah Allzen.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang