#16 (hari keduabelas)

112 35 0
                                    

Segerombolan burung masih berterbangan menghiasi langit pagi ini. Allzen menunggu Lovata agak jauh dari rumahnya. Ingin melihat apakah Dion menjemput Lovata atau tidak.

Angin yang mengerakkan dedaunan membuat cahayanya masuk diantaranya, bergerak mengikuti tiupan angin yang membawanya.

Allzen menengadahkan kepalanya, melihat ke arah langit. Menikmati cerahnya hari itu.

"Selamat pagi Allzen Jovan." panggil seseorang membuat pikirannya buyar.

"Ngapain lu?" Ketus Allzen. Raiza menunjukkan senyumnya penuh percaya diri.

"Anterin aku dong Zen," Allzen menaikkan sebelah alisnya.

"Kemana?" Tanya Allzen.

"Ke rumah sakit"

"Siapa yang sakit?"

"Bunda" Allzen berfikir sebentar, memperhatikan wajah Raiza dengan teliti.

"Yaudah buruan naik" ucap Allzen. Senyum Raiza mengembang di tempatnya. Ia tahu bahwa Allzen tidak akan menolak permintaannya.

Lovata terdiam di tempat, memperhatikan drama yang sedang dia lihat dengan mata kepalanya sendiri.

Seperti ini berteriak di tempatnya, Lovata merasakan ada yang ini meloncat di dalam tubuhnya. Sadar Ata! Batinnya

"Ikut masuk yuk" ajak Raiza pada Allzen. Sebenarnya Allzen sudah malas sekali berurusan dengan Raiza. Tapi tidak mungkin dia memutuskan silaturahmi dengan bunda Raiza.

"Bunda kayaknya juga kangen banget sama kamu" ucapnya lagi.

Allzen tersenyum samar beberapa detik kemudian mengangguk.

Mereka masuk ke ruang inap nomor 1009. Ditangkapnya seorang ibu terbaring lemah di tempat tidur.

"Bunda sakit apa?" Tanya Allzen pelan.

"Jantungnya kambuh" jawabnya. Allzen menghampiri sisi tempat tidur, membuat Rina-- bunda Raiza bangun.

"Allzen?" Ucapnya lirih.

"Pagi Bunda" sapanya sambil meraih tangan Rina lalu menyiumnya.

"Apa kabar kamu Allzen?"

"Baik bunda. Bunda baik-baik juga ya" ucap Allzen halus sekali.

"Walaupun kamu udah gak sama Rai, tapi sering-sering main ke rumah." ucap Rina membuat Allzen tersenyum kaku.

"Bun, Allzen gak bisa lama-lama, di tungguin kawan" pamit Allzen. Allzen menyalimi Rina dan berlalu dari sana.

"Nda, aku anter allzen dulu ya ke depan" ucapnya menyusul Allzen.

"Nganter Lovata?" Tanya Raiza saat langkahnya sudah sejajar dengan mantan kekasihnya tersebut.

"Hmm" gumamnya singkat.

"Lu udah bener-bener jatuh cinta sama Lovata?" Allzen menoleh, menatap tajam mata Raiza

"Bukan urusan lu" ucapnya dingin. Allzen meninggalkan Raiza di tempatnya.

Di pertengahan jalan, Allzen melihat Yohana memboncengi seorang perempuan. Allzen hafal betul dengan postur tubuh si perempuan. Didahuluinya kendaraan yohana dan melihat si perempuan itu.

"Anjing!" Umpatnya saat benar-benar dilihatnya adalah Lovata.

Allzen melajukan motornya dengan tidak tahu arah, sudah gila sepertinya. Hampir saja dia menabrak anak muda yang ingin menyebrang, diteriaki namun dia tidak perduli.

Pikirannya kalut, berantakan. Dia kehilangan harapannya

"Gua bener-bener berhenti lah bangsat, tai emang!" Ocehnya. Allzen memasukki pekarangan rumahnya.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang