#31 (hari keduapuluhtujuh)

67 24 8
                                    

Lovata meregangkan otot tubuhnya. Kejadian kemarin membuatnya tidak tidur semalaman, hari ini ia merasa baru saja menutup mata namun sang mentari tidak mengizinkannya untuk tertidur lebih lama.

Batra yang melihat kejadian kemarin, memilih untuk menginap di rumah sang tante. Pagi ini ia masuk ke dalam kamar Lovata berniat untuk membangunkan adiknya itu.

"Ta??" Ucapnya sambil mengetuk pintu kamar. Merasa tidak ada yang menyahutinya, ia mencoba membuka kenop pintu yang ternyata tidak terkunci.

Batra masuk sambil sedikit melongok ke arah tempat tidur Lovata yang terlihat jelas sang empu masih terlelap. Ia berjalan menuju ranjang besar Lovata, duduk di tepi ranjang kemudian berdiri lagi. Batra beralih ke balkon kamar yang masih ada es krim di atas mejanya, ia tersenyum tipis kemudian mengalihkan pandangannya menatap Lovata dan membuang es krim tersebut.

Batra kembali menghampiri Lovata yang masih nyenyak, ia membelai surai rambut Lovata dengan lembut.

"Lov, kamu sekolah ga?" Lovata hanya mengerang. "Hey udah siang.." Ucapnya lagi.

"Hum kak, aku libur dulu deh." Jawab Lovata kemudian memindahkan arah wajahnya.

"Kenapa?"

"Badan Ata gak enak"

"Kalau gak enak gak usah dimakan lah, kasih kucing aja." Ucapnya berusaha menghibur Lovata.

"Humm"

Batra menyentuh kening Lovata, ia sedikit tersentak karena suhu tubuh Lovata yang tidak normal.

"Eh? Ata sakit?" Tanyanya.

"Hum?"

"Badan kamu panas, Lov"

"Kan aku udah bilang tadi, Jamal!" Ucapnya kesal karena tidak didengarkan oleh Batra.

Batra segera turun dari lantai atas menemui Jasmine dan Daniel melaporkan kalau Lovata lebih baik izin tidak masuk sekolah dan biarkan Batra yang menjaganya.

Batra kembali ke kamar Lovata setelah menghadapi tawar menawar kepada Daniel. Daniel memang tipe ayah yang tidak mau melihat anaknya lemah, tapi setelah mengingat kejadian kemarin kali ini Daniel mengalah.

Batra kembali sambil membawa kompres dingin dan bubur ayam yang lansung dibuatkan oleh Jasmine. Ia meletakkan nampannya di atas nakas kemudian membangunkan Lovata lagi.

"Lov, bangun dulu, makan nih" ucap Batra pada Lovata yang masih telungkup.

"Gak nafsu" jawabnya singkat.

"Putus cinta boleh, bego jangan! Buruan bangun!" Paksa Batra.

"Ngerti gak nafsu gak si kak, ih!?"

"Seenggaknya makan sedikit, emangnya gak kasian sama Mama bikin capek-capek gak kamu makan?"

Lovata kalah jika sudah menyerempet membahas wanita tercintanya itu. Ia membalikkan tubuhnya, matanya menerawang langit-langit kamar dan kemudian terpejam sambil membuang nafasnya kasar.

Ia bangun dan bersandar pada kepala ranjangnya, matanya menyipit melihat Batra. Ia merasa ada yang aneh dari kakak sepupunya ini.

"Lu ngapa anjir ngeliatin gua begitu?" Tanya Batra heran sambil menyuapi Lovata.

"Tumben nginep terus care banget sama gua."

"Yeh, gua kan baru balik lagi ke Jakarta terus kejadian kemarin bikin gua shock sih dikit." Ucapnya

"Alay najis"

"Bangke lu ye" ucapnya sambil tersenyum. "Btw, mantan kamu yang dulu siapa namanya?"

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang