#50 EXTRAAAAAA PARTTTTTTY

87 8 2
                                    

Part berbahaya! Banyak adegan yang mengandung keUwUan!

______________________________________

"Selamat ulang tahun, kami ucapkan, selamat panjang umur kita kan doakan..." Suara cempreng khas anak kecil memenuhi ruang tamu rumah Allzen dan Lovata.

Hari ini junior mereka genap berusia  3 tahun. Felixio Leorandra Alzeivano. Putra kesayangan mereka yang sangat menyukai robot transformer. Bahkan diusianya yang masih sangat kecil Ia memiliki cita-cita untuk merakit sebuah mobil yang dapat berubah menjadi Optimus Prime, salah satu tokoh robot di film action tersebut.

Acara tiup lilin dan potong kue sudah dilakukan, sekarang adalah acara pembagian potongan kue.

"Ow! Ow! A-a-kuuuu mau kasi kue! Peltama buat Papa!" Felix menyuapi Allzen dengan secuil kue. "Dan Buna!" Lanjutnya kemudian menyuapi Lovata. Mereka mengecup pipi kanan dan kiri Felix bergantian.

"Temen-temen, Papa, Buna dan cemuanyaaa!!" Panggil Felix dengan suara nyaringnya mengambil alih perhatian mereka yang sedang asik menyantap makanannya.

"Kalian tau ndak! A-a-akuuu make a wish apa tadi?" Tanyanya sambil tersenyum jahil dan menaik turunkan alisnya. Ah menggemaskan sekali!

Allzen dan Lovata spontan beradu pandang dan langsung mensejajarkan tinggi mereka dengan Felix. "Emang Cio doa apa tadi?"

Felix tampak tertawa geli sendiri. Lovata dan Allzen hanya tertawa kecil dan kembali menanyakan pertanyaan yang sama.

"Cio tadi doa, mintaaaaaaa... MINTA ADIK!" Ucapnya membuat Lovata membulatkan sempurna mendengar perkataan Felix barusan.

Anak kecil yang dipanggil Cio itu menghadap Lovata dan menyatukan telapak tangannya di depan dada pertanda Ia memohon. "Bole ya Bunaaa!!!"

"Kok tanya Buna? Tanya Papa sana." Ucap Lovata langsung melempar cengiran kepada Allzen.

Felix yang mendapat jawaban seperti itu berbalik menghadap Allzen yang berada di sebelah kirinya. "Papaaa bole yah! Kaaannn kata Oma, Cio ganteng kayak Papa, nanti adik Cio cantik kayak Buna!"

"Emang Cio mau adik perempuan?" Tanya Allzen yang langsung diangguki antusias oleh Felix.

"Kan, kan, kan aku namanya Felixio, nanti adik a-a-kuuu namanya Felixia!"

"Eh? Diajarin siapa?" Tanya Allzen bingung, anaknya kenapa jadi pintar memberi nama untuk adiknya begini?

"BUNA!" Serunya sambil menunjuk Lovata, yang ditunjuk malah cengegesan.

"Oh, yang mau adik itu Buna atau Cio?" Goda Allzen.

"Mas! Apaan sih!" Lovata salah tingkah sendiri.

"Iya nanti Papa bikinin Felixia buat Cio, oke? Tapi harus disayang, gak boleh dinakalin."

"Ciap Papa Komandan!" Ucapnya sambil hormat berlagak Tentara.

"Pinter banget sih anak Papa sama Buna!" Puji Allzen sambil menciumi Felix.

"Permisi!!" Suara berat laki-laki memenuhi pendengaran para tamu. Semua pasang mata langsung menoleh ke sumber suara.

Cowok dengan tubuh tinggi dengan warna kulit sedikit gelap, brewok tipis, dan mata sayup sedang melihat kebahagiaan mereka. Memori kejadian dulu kembali berputar di kepala Lovata. Allzen dan Lovata setika bangkit saat Ia melihat sosok laki-laki dengan jiwa ganas dan panas, Dion.

Lovata menarik Felix untuk berada di belakangnya, Ia sendiri mundur beberapa langkah dari tempatnya.

"Gak usah takut," ucap Dion mengintruksikan Lovata yang memandangnya dengan wajah takut.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang