#45

41 8 12
                                    

Indyra sedang memijat-mijat pelipisnya pusing. Hari ini adalah hari ketiga ia bekerja di caffe milik ayah dari sahabatnya itu. Indyra merasa nyaman bekerja disini, para karyawan sangat dekat dengannya. Tidak seperti di tempat kerjanya dulu, ia dituduh mengambil uang di kasir padahal bukan ia yang melakukannya.

Hari ini Caffe Morgandia sedang ramai pengunjung. Selain tempatnya yg strategis karena berada di kota besar dan tempatnya yg aestetik, pelayan wanita-wanita disana juga cantik-cantik membuat beberapa pengunjung merupakan pria lajang tanpa kekasih.

"Hey caffe rame banget hari ini" tegur seorang laki-laki membuat Indyra tersentak dan mendongakkan kepalanya.

"Eh? Iya Han. Makanya aku capek banget ni" keluhnya sambil mengusap tengkuk lehernya pegal.

"Yeh ngeluh, baru empat hari. Tapi iya sih ini ramenya luar biasa, liat aja tuh parkiran ampe ke gedung sebelah" ucap Yohana sambil melihat kearah luar.

"Udah makan belom tadi?" Tanya Yohana. Indyra mengangguk singkat.

"Ra! Pesenan meja 12 ya!" Teriak salah satu temannya memberitahukan pesanan makanan itu.

"Sana sana ih! Ganggu orang kerja aja!" Usir Indyra pada Yohana yang menghalanginya untuk mengambil pesanan tersebut.

"Iya iya deh mbak Indyra," godanya membuat Indyra memukul lengan Yohana sedikit kencang.

Indyra mengantarkan pesanan tersebut ke meja 12 yang disebutkan. Disana terlihat tiga orang laki-laki sedang mengobrol sambil mengepulkan asap rokoknya.

"Permisi pesanan meja 12?" Ucap Indyra sopan.

"Oh iya iya neng," ucap salah satu laki-laki disana.

Indyra meletakkan makanan dan minuman tersebut di meja mereka. Lalu tersenyum setelah selesai.

"Eh bentar!" Tahan pria tadi pada Indyra.

"Iya mas, ada yang bisa dibantu lagi?" Tanya Indyra ramah dengan senyum manisnya.

"Oh enggak, pelayan baru ya?" Tanya pria itu. "Baru liat soalnya"

"Oh, iya mas. Mas pelanggan setia disini?" Tanya Indyra.

"Setia sama kamu juga kok" jawab temannya.

"Oh pelayan baru, boleh minta nomor WA gak?" Ucap pria yang sebelumnya. "Nanti malem kita main,"

"Nih nomor WA gua, nongkrong kita!" Sahut seorang pria sambil berjalan kearah mereka.

"Eh bro!" Ucap pria itu terkejut.

"Mau main sama PACAR gue?" tanya Yohana menekan pada kata "pacar".

"Oh ini pacar lu bos?" Yohana hanya menaikkan alis sebagai jawaban "ya".

Pria tersebut bungkam sebagai tanda malu.

Indyra dan Yohana meninggalkan meja tersebut.

"Kenapa harus bilang pacar?" Tanya Indyra sesampainya di meja kasir.

"Kalo gak digituin gak bakalan diem orang kayak gitu. Tau kan si Reva? Dia juga korban orang kayak gitu, gua bela begitu juga, eh malah baper beneran ke gua" ucap Yohana.

"Yaiya lah, cewek mana yang gak baper kamu gituin." Ucap Indyra sambil menulis pesanan yang sudah diantar tadi.

"Kamu baper gak?" Tanya Yohana membuat Indyra menatapny bingung.

"Apaan?"

"Ya iya lu baper kagak, kan lu cewe juga,"

"Apaan si!" Ucap Indyra salah tingkah.

LovatAllzen [SELASAI✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang