; Awan

680 53 23
                                    

Matahari masih bersembunyi di balik cakrawala, bersamanya angin tak segan berembus kencang. Pagi yang indah, namun, ada satu hal yang tak biasa.

"Lo sadar ada yang beda, gak?" Lelaki jangkung itu menengadah menatap langit. Masih pukul setengah enam pagi—begitu yang ditunjukkan oleh jam tangannya.

"Langitnya... sepi," yang ditanya pun menjawab, sesekali sambil menyesap kopi hitamnya yang sedari tadi ia letakkan di atas meja. Dinginnya pagi hari membuat Adhit tergoda untuk meminum secangkir kopi.

"Iya, tapi tebak, apa yang gak ada?" Sang penanya kembali bertanya. Pandangannya ia tujukan pada wajah Adhit yang duduk di sebelahnya.

Adhit melirik sahabatnya itu, lalu bergumam kecil. Sesekali menengadah menatap langit. Setelah beberapa detik dalam sunyi, ia menjawab, "awannya gak serame biasanya."

"Nah," Nelson tersenyum. "Coba tebak, keadaan ini umpama apa?"

"Umpama mood gue yang ancur kalo diputusin pacar?"

"Bukan," Nelson tersenyum. Membuat kacamatanya merosot sampai ujung hidung. "Umpama hidup gue kalo gak ada lo. Eaaaaa.”

"Oalaaaa ngalus, jancuk.”





---
25/12/2019

/a/n/

Hai!

Sebenernya oe gatau ini bisa dibilang oneshot(s) atau engga, tapi— apapun itu, deh.

Jadi book ini bakal menemani kalian para readers fic 4broku, yang mungkin lagi kangen 4bro dan pengennya baca yang pendek-pendek aja.

4b4e sementara hiat dulu ya. Aku masih sibuk ngurus lies sm fic fandom sebelah :"D [update, 29 april 2021: maaf, buat 4b4e gak akan lanjut lagi. sementara lies udah ku-unpub dengan niat mah revisi besar-besaran]

Sesekali aku kasih oneshot panjang kek di bonus part 4b4e deh. Jadi nanti seling-seling gt. Bisa yang pendek-pendek kayak gini, bisa yang panjang. Gitulah pokoknya.

Semoga kalian suka❤

Angin RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang