; Dudu Sinten-Sinten

183 21 49
                                    

Dudu Sinten-Sinten = Bukan Siapa-Siapa.
Translate dari Bahasa Jawa :D

Terinspirasi dari storynya Adhit yang nyanyi Dalan Liyane (Jalan Lain)

Enjoy! :D
---




















"Pergi?" Mengulang kata yang sama, entah untuk yang ke berapa kalinya. Alasan yang diberikan tak cukup untuk membuat kekesalannya mereda. Hanya saja.., kenapa? Kenapa ia harus kesal?

"Iya, Nel. Nugas. I'll spell it for you; N u g a s. Oke?"

"Katanya malming mau nemenin gue keliling taman kota? Udah dua minggu gak ketemu. Kangen,"

"Kan bisa besok-besok lagi. Kasian cewe gue, mau pts, nih,"

Menghela napas berat, entah harus menjawab apa lagi. Sudah pukul lima sore, di mana seharusnya keduanya berkumpul bersama di rumah Nelson. Entah sudah berapa kali masalah seperti ini terjadi di antara keduanya. Bosan? Tentu saja. Tapi nyatanya, masalah yang ada tak pernah jenuh untuk terus mengusik kerukunan keduanya dengan konflik yang sama.

Terus menerus.

"Mingdep aja ketemuan lagi. Sekalian menuhin janji buat cover bareng. Hafalin lirik sama translate-an yang udah gue kasih,"

Diam, menatap keyboard kesayangannya yang berdiri di pojok ruangan. Video cover yang sudah dinanti oleh penonton, nyatanya harus diundur lagi untuk minggu depan. Kecewa.

"Udah hafal,"

Sang pemilik suara seberang tertawa, membuat Nelson semakin kesal. "Halah, nggaya. Mingdep gue ke rumah lo, moga lo udah hafal sekaligus paham arti liriknya."

"Lagian, harus lagu Bahasa Jawa? Gue kan gak bisa,"

"Sekali-sekali," samar-samar terdengar suara orang lain dari sambungan telepon. Adhit sepertinya tengah berbicara dengan orang lain. Tiba-tiba saja, sambungan suara itu jadi putus-putus.

"Dhit--"

Tut.. tut..

Aneh. Sambungan dimatikan secara sepihak.

"Anjir, ah," Nelson mengacak-acak rambutnya sendiri, frustrasi. Ia pun mendudukkan diri di tepi ranjang, mencoba menenangkan pikiran. Ia tak boleh terlalu kesal hanya karena ini.

..hanya karena Adhit sudah memiliki 'dia' yang diprioritaskan.

Memandang kertas berisikan guratan pena yang membentuk lirik, sesekali menggumamkan melodi yang terangkai dari lagu berbahasa Jawa tersebut. "Berhak atau enggaknya buat marah, gak tau juga, deh. Bingung. Gak jelas arahnya."

Now playing: Dalan Liyane - Hendra Kumbara

Alunan melodi berkumandang memenuhi ruang kamar Nelson. Melodi yang enak didengar, seru, sekaligus memilukan hati dalam satu waktu.

Sopo sing kuat nandhang kahanan..
(Siapa yang sanggup berada di situasi ini)

Sopo sing ora kroso kelangan..
(Siapa yang tidak merasa kehilangan)

"Kenapa yang kayak gini selalu terulang berkali-kali?" Nelson bergumam pada dirinya sendiri. Seakan rasa yang sedari tadi menyesakkan dada terhanyut oleh lagu yang diputar.

Ditinggal pas sayang-sayange,
(Ditinggal saat benar-benar sayang)

"Kalo memang ada dua jalan yang lagi lo hadapin sekarang, Dhit," mengusap kasar wajahnya sendiri, benar-benar larut dalam kegundahan yang mengikis rasa secara asal dan tanpa alasan. "Lo bakal milih jalan 'bahagia sama pacar' daripada 'bahagia sama sahabat', ya?"

Angin RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang