; Location Unknown

263 30 8
                                    

Semilir angin bak nyanyian alam merasuk pendengaran. Rasanya sejuk. Tak biasanya ia datang di waktu ini. Saat seharusnya semua insan tidur tuk beristirahat.

Tak semua.

Ratusan mata di dunia belum terpejam, masih terjaga untuk mengerjakan urusan yang tak kunjung selesai.

Bagaimana jika tak ada yang harus dikerjakan, namun masih tetap terjaga? Mata yang enggan terpejam, pikiran yang enggan menyelami alam mimpi, dan hati yang terus meraung, meminta kunci jawaban dari masalah yang ada.

Travelling places,

I ain't seen you in ages,

Seolah terjebak dalam labirin kaca. Tak tentu arah semestinya pergi ke mana. Dibingungkan oleh bayangan diri sendiri, bukankah itu ironi?

But I hope you come back to me,

Manik arang itu masih saja menyala. Ditatapnya langit-langit kamar. Kosong. Tak tahu apa yang harus ia lakukan untuk mengusir kegundahan hati.

My mind's running wild, with you faraway,

Benda persegi panjang yang menyala itu masih setia digenggamnya. Kedua alat kecil masih bertengger di lubang telinga, mengalunkan melodi indah yang membuat pikirannya lebih tenang.

Tapi tetap saja.

Kesunyian malam membuatnya merinding. Seolah melahapnya dan enggan mengembalikan.

I still think of you a hundred times a day..,

"Dhit,"

Berdehem pelan, sebab tahu dari mana sumber suara berasal. Ini tengah malam. Ditambah kedua sahabatnya sudah terlelap bak paus terdampar. Adhit tak mau membangunkan mereka.

I still think of you too, if only you knew,

"Masih bangun?"

Mengangguk. Kemudian sadar betapa respon itu tak berguna. Pemuda yang berada di kasur tingkat bawah tak akan melihatnya. "Pasang earphone. Telpon aja."

When I'm feeling a bit down and I wanna pull through,

Mengulang apa yang dilakukan oleh Adhit; Nelson mengangguk walau ia tahu hanya Tuhan yang melihatnya.

'Nelson Lolicon Gatau Lagi is calling..'

I look over your photograph,

Menekan tombol hijau pada layar. Tersambung. Suara sang penelepon sudah memasuki gendang telinganya melalu alat yang disebut earphone itu.

And I think how much I miss you,

"Gak ngantuk?" Sangat lirih, namun terdengar.

I miss you..,

"Gak bisa tidur," Adhit memiringkan posisi tidurnya, menghadap dinding di sebelah. Hanya abu-abu yang ia lihat. Pandangannya terbatas karena penerangan yang dipadamkan.

I wish I knew where I was cause I don't have a clue..,

"Oh," singkat. Membutuhkan jeda beberapa saat sampai suara helaan napas berat kembali terdengar. "Gue juga."

I just need to work out some way of getting me to you,

Sunyi kembali datang. Suara helaan napas menggelitik pendengaran masing-masing. Hanya itu yang terdengar selama beberapa menit.

"Erpan sama Zen udah tidur," Nelson memulai pembicaraan setelah dua menit saling diam.

Membutuhkan jeda sebelum benar-benar menjawab. Adhit memandangi dinding itu lagi. "Gue juga tau."

Angin RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang