Matanya berbinar, menangkap sosok yang sama seperti apa yang ia peluk sedari tadi.
Elmo.
Adhit tersenyum lebar. Menurutnya, Elmo itu manis dan menggemaskan. Monster merah itu mampu memikat hatinya sedari ia masih kecil.
Walau sudah dewasa seperti sekarang, Adhit masih menyukai Elmo. Ia bahkan membeli boneka monster merah itu di salah satu toko di Universal Studio.
Nelson, Erpan, dan Zen hanya tersenyum sembari mengikuti gerak Adhit. Yang paling muda nampak kegirangan. Dipeluknya erat boneka merah itu, sampai menenggelamkan separuh wajahnya.
"Nel! Pan! Zen! Elmo woi!" Adhit tersenyum girang. Jiwa kenakannya kembali bangkit, dan itu semua membuatnya terlihat seperti bocah. Yah, postur juga mendukung.g
Seseorang yang mengenakan kostum Elmo tampak berdiri di depan pohon lampu raksasa, menyalami anak-anak kecil yang mengajaknya berfoto. Adhit mendekat, masih memeluk bonekanya yang berbulu dan empuk itu.
"Emang ya, si Adhit," Erpan geleng-geleng kepala. "Kayak bocah."
"Lo aja excited banget waktu masuk ke bagian Minions," Zen tertawa, menunjuk sebuah tas kertas yang ditenteng Erpan; berisikan berbagai macam merch Minions.
Erpan menarik tas kertasnya, lalu membuang muka. "Punya Bila, cuk."
"Halah, sante aja, Pan. Gue juga masih suka Minions sama Sesame Street," Nelson menyahut. Masih setia mengekori Adhit.
"Can I?" Tanya Adhit setelah mendekati sosok pemakai kostum itu dan mengisyaratkan bahwa ia ingin berfoto. Namun si pemakai kostum menolak dengan melambaikan tangannya.
Melihat Adhit yang ditolak, ketiganya langsung heboh. Apalagi melihat raut wajah Adhit yang menahan malu itu. Tampak jelas ia salah tingkah, membuat ketiga orang lainnya tidak bisa untuk tidak tertawa.
"CIAH, DITOLAK LO DHIT,"
"NGAKAK BANGSAT. SAD AMAT SIH LO, DHIT,"
"KASIHAN, DITOLAK,"
Adhit tertawa, masih memeluk erat bonekanya itu. Salah tingkah yang pasti. Dirinya ditolak hanya karena si pemakai kostum Elmo sibuk melayani anak kecil.
"AOWKAOWKAOWK, GUE DITOLAK NJIR," Adhit menghampiri ketiga sahabatnya yang tengah tertawa terbahak-bahak akibat kejadian barusan. "Malu anjeng, banyak bocil."
"Kapan-kapan gue beliin kostum Elmo aja, Dhit. Kalo mau foto sama gue," Nelson merangkul Adhit, berusaha menghilangkan rasa salting milik pemuda itu.
"MAU,"
"MAMPUS LO NEL, BENERAN MAU DIA,"
"LAH?!"
---
8/1/2020/a/n/
GATAU NULIS APAAN.
TIBA" MUNCUL IDE ABSURD GARA" LIAT STORYNYA ZEN SM BILA DONG. xD
PERPINDAHANNYA CEPET. SUSAH NGE SS. :((
ADHIT MEGANG BONEKA ELMO GEMES BGT YAAMPUN😭
KEK ANAK ILANG NYARI MAMAKNYA. GEMES BGT KENAPA SI DHIT😭❤
GEMES, TAPI MUKANYA GA DIKONDISIKAN. TOLONGGGG. xD
Intinya, tiba" buat part super absurd ini krn liat kegemesannya Adhit. Huhu.
Sekaligus, aku disibukkin banget sm tugas sekolah, kek yg aku critain di part sebelumnya. Dan sialnya, semua ide yg sempet muncul pas lgi sibuk, krn gak lgsung dituangin jdinya lupaa. Huhu. Authorblock:(
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Rindu
FanfictionUntuk kamu, sang perindu senyumku. ーRandom oneshots of 4Brothers. Start: 25/12/2019. p.s. only friendship-centric. non-yaoi/non-bxb.