Datang akan pergi,
"Kapan lo balik?"
Lewat kan berlalu,
"Lima tahun lagi,"
Si pemilik senyum bulan sabit itu mengusap pelan surai sahabatnya. "Jangan kangen."
Grep!
Ada kan tiada,
"Mereka berdua yang bakal kangen, gue enggak," yang lebih pendek memeluk erat yang lebih tinggi. Nelson hanya tersenyum menanggapi Adhit yang tiba-tiba memeluknya. Tangannya masih setia bertengger di pucuk kepala Adhit, mengusap surai hitam milik pemuda itu.
Bertemu akan berpisah,
"Zen, Pan?" Ia tersenyum. Dibuka lebar kedua tangannya, seakan-akan memperagakan posisi ingin memeluk. Tanpa pikir panjang, kedua lelaki lain yang dipanggilpun bergabung dalam pelukan itu.
Awal kan berakhir,
"Semoga lo sukses di sana," yang paling tua tersenyum menatap Nelson. "Sering-sering kabar."
"Gue bakal kangen sama kegoblokan lo," pemilik surai coklat yang berkata.
Terbit kan tenggelam,
Matahari mulai tumbang di kaki langit. Semburat oranye itu menyebar, menyapa semua insan yang setia menunggunya. Perpisahan selalu diibaratkan sebagai senja, dan pertemuan sebagai fajar. Tapi, bagaimana jika semua dibalik?
Dengan senja ini, sebagai awal memulai lembar kisah kita yang baru.
"Lo beruntung, cuma hari ini aja gue jadi melo sama lo," si pemuda manis bersurai hitam itu merengkuh erat ketiga sahabatnya. Matanya sudah berkaca-kaca sedaritadi.
Ada kan tiada,
"Jangan 'cuma', karena setiap lembar kehidupan butuh kenangan indah,"
Melepas pelukan. Sekarang raut wajah sang pelantun slogan erere yang berubah. Hening sejenak. Hanya suara angin yang mengisi pendengaran mereka.
"Jujur, gue lanjut kuliah di Balikpapan. Pulang ke rumah keluarga. Maaf baru kasih tau," ia menunduk, menatap kakinya sendiri. Sebelum akhirnya ada tangan yang menangkup wajahnya, mendongakkan kepala sehingga pandangannya kembali lurus. Zen pelakunya.
"Gue juga. Setelah tau Nelson pindah, gue.. balik ke Jogja," Zen masih bertahan dengan posisinya yang menangkup wajah Erpan.
"Sekarang.. semuanya pisah? Gue juga di suruh bokap balik ke Jatim,"
Bertemu akan berpisah..
"Seengaknya, perpisahan kita buat mulai lembaran baru," Nelson kembali teesenyum. "Setelah lulus kuliah, janji ngumpul lagi di kota ini?"
Hei, sampai jumpa di lain hari,
"Janji,"
Untuk kita bertemu lagi,
"Kenapa enggak? Gue gak akan bosen nunggu waktu kita ketemu lagi,"
Kurelakan dirimu pergi,
"Waktu liburan, sempetin pulang ke sini. Nahan kangen itu berat,"
Keempatnya saling merangkul kembali. Mereka yang selalu bersama, harus berpisah sementara untuk waktu yang lama.
Ibarat senja, yang selalu datang dan pergi. Fajar telah datang, mungkin kita akan berpisah. Tapi ketahuilah, dibalik semuanya, aku setia menunggu datangnya semburat oranye itu. Walaupun harus terpisah oleh fajar dan mentari yang bersinar lebih lama, ataupun harus berakhir karena ditelan dinginnya malam.
Meskipun, ku tak siap untuk merindu,
Ku tak siap tanpa dirimu,
Ku harap terbaik untukmu,
"Sampai ketemu lagi. Gue sayang kalian,"
Endank Soekamti - Sampai Jumpa
---
27/12/2019/a/n/
Hai", lagi pen bikin yg sedih", wkwk. Daerahku hujan terus. Jdi bawaannya galau deh:')
KAMU SEDANG MEMBACA
Angin Rindu
FanfictionUntuk kamu, sang perindu senyumku. ーRandom oneshots of 4Brothers. Start: 25/12/2019. p.s. only friendship-centric. non-yaoi/non-bxb.