'Love what you do, and do what you love'
-Cowok Julid-
Setelah satu minggu lamanya Frisli terus terusan mangkir dari agenda belajar bersamanya dengan Abi, kini dia sudah tidak dapat menghindar lagi. Karena entah bagaimana ceritanya cowok itu datang ke Apartemen nya di saat sebetulnya dia sudah memiliki janji dengan Disty untuk dugem.
"Frisli, ini gue udah sampe loh. Dan lo seenaknya gitu aja ngebatalin? Apa apaan banget sih!" Disty terdengar ngomel-ngomel di seberang sana.
"Bukan gue niat ngebatalin Dis, cuma ini beneran urgent. Setengah jam lagi gue coba berangkat deh, ya?"
"Yaudah, gue tunggu. See you!"
Frisli memutus sambungan teleponnya, lalu ia keluar kamar menemui Abi yang sedang duduk di sofa membaca buku.
"Gue ke sini buat belajar bareng, bukan belajar sendirian begini," ujar Abi, cowok itu menandai halaman di buku yang ia baca lalu menutupnya.
Frisli menghela napas, dia kemudian duduk di sebelah Abi. "Passion gue bukan belajar."
"Terus apa? Main sosmed sepanjang hari? Males malesan?" sindir Abi.
Bukannya merasa tersindir atas ucapan Abi, Frisli justru tersenyum menatap cowok itu. "Kenapa sih lo suka banget belajar?"
"Gue bukan suka, tapi keharusan. Karena itu penting buat masa depan," jawab cowok ber-kacamata itu tanpa berpikir dua kali.
"Well okay, lo gak salah. Tapi hidup di dunia ini tuh gak melulu mengandalkan nilai pelajaran di sekolah kan? Dan gak semua yang lo dapat hasil belajar di sekolah bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari kan? Gue bener nggak?" tanya Frisli, dan Abi hanya terdiam entah enggan menjawab atau dia memang belum memiliki jawaban yang pas untuk mendebat Frisli.
"Passion gue emang bukan di ilmu pengetahuan Bi, jadi mau seberapa keraspun gue paksa ya gak bakalan ada hasilnya," ujar Frisli kembali.
Memang benar, jika kita sudah dari dasarnya tidak suka dengan suatu hal makan dipaksa untuk suka pun akan percuma. Hasilnya gak akan maksimal. Itulah kenapa ada pepatah yang mengatakan 'do what you Love, and love what you do'.
"Tapi Frisli, bokap lo mempercayakan gue untuk membantu memperbaiki nilai lo. Gue udah janji sama dia," ujar Abi, dia sudah berjanji yang artinya adalah dia berhutang untuk menepati janjinya itu.
Frisli menghela napas panjang, gak semudah yang ia kira ternyata.
"Oke, gue bakal tetep belajar sama lo, tapi gak hari ini."
Abi memutar bola matanya jengah, "lalu kapan? Dari kemarin lo bilang gitu terus, sampe bosen gue dengernya."
Frisli nyengir kuda, "ya gak malem ini lah, gue udah punya janji buat refreshing," ujar cewek itu, "lo mau ikut gak?" ajak Frisli.
"Ikut ke mana?" tanya Abi bingung.
"Ada deh, pokoknya kita have fun Bi."
"Fris, terus belajarnya?"
"Lo itu udah pinter, gak belajar satu hari aja nggak bakalan bikin lo jadi bodoh," ujar Frisli. "udahlah ikut aja, gue bakalan ngajak lo have fun dengan cara gue. Karena gue yakin lo pasti belum pernah ngerasain atmosfir begitu."
Entah setan apa yang merasuki seorang Abimana sehingga cowok berkacamata itu melupakan agenda belajar rutinan nya dan justru pergi mengikuti Frisli ke tempat yang katanya untuk bersenang-senang.
-Cowok Julid-
"Fris, lo gila ya?!" sentak Abi tiba-tiba, suaranya tidak terlalu jelas terdengar karena volume musik jauh lebih keras dari volume suaranya.
"Seratus persen gue waras kok," jawab Frisli, dia tersenyum miring melihat reaksi Abi kala mereka tiba di salah satu klub malam yang sudah sangat sering Frisli kunjungi.
"Lo ngapain bawa gue ke sini?"
Sudah dapat diduga, bahwa Abi belum pernah datang ke tempat seperti ini. Ya wajar saja sih, kutu buku semacam Abi yang waktu nya siang dan malam hanya dihabiskan untuk belajar mana mungkin pernah ke klub malam.
"Have fun Bi," jawab Frisli disertai kekehan.
"Have fun?" Alis Abi bertautan. "Kaya gini lo bilang have fun? Tempat ini tuh gudang nya maksiat, liat tuh mereka bajunya pada kurang bahan semua." Abi menunjuk ke arah perempuan-perempuan yang berlalu lalang dengan pakaian minim.
"Belum lagi banyak alkohol, transaksi narkoba yang gue yakin pasti ada di tempat ini. It's not fun at all!" tambah Abi kembali.
Frisli hanya bisa tersenyum melihat reaksi Abi yang sampai begininya, lantas setelahnya cewek itu melambai ke arah Disty yang juga melambai ke arahnya.
Malam ini cewek itu terlihat sangat cantik dengan dress hitam yang tentu saja potongannya 'sexy', rambutnya terurai indah. Disty berjalan mendekati Frisli dengan cocktail yang ada di genggamannya.
"Dateng juga lo akhirnya," ucap Disty, tatapannya kemudian beralih kepada cowok ber-kacamata yang berdiri di sebelah Frisli. "Wait, lo bukannya Abi yang menang olimpiade itu ya?"
"Iya, itu gue," jawab Abi cuek.
"Wow, ngapain lo di sini? Bosen belajar apa gimana bos?" tanya Disty dengan nada bercanda, Frisli pun ikut tertawa karena jokes itu. Namun tidak begitu dengan Abi. Sepertinya dia masih kesal karena Frisli mengajaknya ke tempat yang katanya 'gudang maksiat'.
"Temen lo yang ngejebak gue," jawab Abi sambil melirik sinis ke Frisli.
Frisli tertawa kagi-lagi. "Gue tuh memperkenalkan dunia baru ke lo, harusnya lo berterimakasih dong Bi."
"Well, thank you so much Frisli," ujarnya, dia lantas menyunggingkan senyum lebar yang dibuat-buat. "I have to go now, di sini bukan tempat gue," ucap Abi. Kemudian dia benar-benar memutar badannya untuk pergi dari sana.
"Abi!" panggil Frisli. Cowok itu mendengarnya, dia pun menghentikan langkah namun enggan menoleh.
"Sampe lo ngadu ke bokap gue yang enggak enggak, awas aja!" seru Frisli.
"Lihat aja nanti, tergantung mood gue gimana," ujar Abi, dia lantas melangkahkan kakinya pergi.
"Ngeselin banget itu anak." Frisli berujar kesal.
Disty terkekeh, cewek itu merangkul Frisli. "Udahlah Fris biarin aja, kita have fun malam ini."
Frisli menganggukan kepalanya, cewek itu pun menghambur ke dance floor dan berjoget ria ditemani lagu yang dimainkan oleh disk jokey di depan sana.
-Cowok Julid-
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Julid
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Update setiap hari! Prima Angkasa, dikenal sebagai cowok yang paling julid se-antero SMA Garuda. Hobinya mengomentari apa saja yang di matanya terasa kurang pas. Kalimat nyinyirannya begitu pedas, hingga terkadang jika tid...