39. Satu Frekuensi

4.7K 661 175
                                    

Bab ini panjang banget karena lebih dari 2000 kata!!

Bab ini mengandung ke-uwu an, jadi bagi kalian yang memiliki uwuphobia harap sedikit berhati-hati xixi

Happy reading!!

***

If all it is 8 letters, why is it so hard to say?

-Cowok Julid-


"Fris, kita udah lama banget gak dugem loh. Lo seriusan gak bisa ikut malem ini?"

Frisli menghela napas, dia menatap ke luar jendela dari taxi yang hendak membawanya ke suatu tempat. Sedari tadi Frisli sudah menolak ajakan Disty untuk pergi clubbing, namun cewek itu sepertinya tidak menyerah begitu saja mko untuk merayu Frisli agar mau di ajak ke diskotik.

"Gue ada acara Dis, next time deh ya?"

Terdengar Disty menghela napas kasar di seberang sana, "Next time kapan? Liburan semester kurang satu minggu lagi, semester depan paling kalo gue ajak alesan lo mau belajar sama Abi, halah klise banget tau gak sih!"

"Disty..." Panggil Frisli, suaranya melemah, dia tahu Disty pasti akan ngambek kalau Frisli tidak pintar mengolah kata. "Lo kan tau kalo semua fasilitas gue bakal dicabut kalo gak ngikutin apa kata bokap."

"Iya, oke. Gue paham. Tapi ini kan liburan Fris! Lo mau ada acara apa sih sebenernya? Penting banget gitu?"

"Gue mau ke rumahnya Prima," ujar Frisli.

"Hah? Ngapain?"

"Nyokapnya Prima ngundang gue, buat acara bakar-bakar gitu deh." Frisli menjelaskan.

Beberapa hari yang lalu Prima datang ke Apartemennya dan berkata bahwa ibunya mengundang Frisli, juga beberapa teman Prima ke rumahnya untuk acara barbeque-an. Kata Prima, itu merupakan bentuk terimakasih keluarganya atas bantuan yang sudah diterima. Baik motor yang merupakan patungan dari Frisli dan ketiga teman Prima, begitu pula untuk pekerjaan yang sudah Sandi carikan untuk ayah Prima.

"Cieee.. Bau baunya ada yang udah dianggep menantu nih sama keluarga mas calon pacar." Disty terkekeh diujung sana.

Frisli tersenyum, pipinya memanas akibat Disty. "Apaan sih lo, yang diundang bukan cuma gue doang kali."

"Good luck deh, semoga cepet jadian yaa."

"Apaan sih, gak nyambung lo!" Frisli terkekeh.

"Yaudah deh, gue clubbing sendiri aja malem ini kalo lo gak bisa mah."

"Nah, gitu dong. Pengertian dikit kek sama temennya."

"Yaudah deh, gue tutup ya? Have a nice Night!!!"

"Lo juga Dis! Bye!!"

Frisli memasukan kembali ponselnya ke dalam sling bag begitu ia menyelesaikan perbincangannya dengan Disty. Taxi yang membawanya kini sudah memasuki gang di mana rumah Prima berada, dan tidak sampai lima menit kini ia sudah sampai di tempat yang ditujunya.

Begitu turun dari mobil, Frisli yang hari ini menggunakan outfit simple berupa celana jeans hitam dan sweater berwarna army itu langsung disambut oleh wajah yang tidak asing di matanya.

Seorang cewek cantik dengan rambut panjang yang di cat berwarna pink tiba-tiba berlari ke arahnya saat menyadari bahwa mereka memang saling kenal dan dekat satu sama lain.

Cowok JulidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang