"Debat dan saling hujat adalah jalan ninja kami." -- Prima & Frisli
-Cowok Julid-
FRISLI menatap pantulan dirinya sendiri di kaca, dia mendengus kasar. Kesal sekali karena ternyata guru BK nya juga lebih memihak Renata daripada dirinya, sama halnya dengan Abi tadi. Iya, tadi Frisli sempat dipanggil ke ruang BK, entah siapa juga yang melaporkan kejadian itu.
Ternyata benar, firasat Frisli di awal bahwa Renata bukanlah cewek baik-baik. Covernya saja seperti alaikat, eh ternyata dalemnya juga gak jauh beda sama Frisli. Mana di dalam ruang BK tadi dia sempet ngedrama, sok sok an nangis tersakiti. Padahal yang sebenarnya sakit hati jelas-jelas adalah Frisli, bukannya dia.
Beruntung saja Frisli tidak mendapatkan hukuman berat seperti skors, atau bahkan DO misalnya. Dia hanya dihukum membersihkan lab biologi.
Frisli mengusap kaca dengan kasar dan asal asalan, pekerjaan seperti ini sama sekali tidak menyenangkan. Entah kapan terakhir kali Frisli bersih-bersih seperti ini.
Tiba-tiba saja suara tawa menggema di ruangan tak berpenghuni itu, seketika Frisli menoleh dan mendapati Prima sedang senderan di daun pintu dengan tangan yang terlipat di dada.
"Ngapain lo ketawa? Udah gila lo ya?" ketus Frisli, dia kemudian memalingkan muka dan kembali melanjutkan aktivitas nya.
Suara langkah kaki terdengar mendekat yang tandanya kini Prima tengah berjalan ke arahnya.
"Lo ribut sama Renata kenapa sih hah? Gak ada kerjaan banget lo?"
Frisli menoleh lagi dan mendapati Prima berdiri di sebelahnya. "What? Lo juga ngatain gue kurang kerjaan?" tanya Frisli, dia tidak habis pikir mengapa bisa Abi dan Prima mengajukan pertanyaan yang sama padanya hari ini.
"Eh Prima, asal lo tau ya. Lo pikir gue kaya gini karena apa? Ya karena lo lah, gue ga terima aja dia seenak jidat mainin hati lo gitu!" cetus Frisli dan membuat kening Prima berkerut mendengarnya.
"Karena gue?"
"Lo nggak usah kegeeran, lo temen gue. Wajar lah gue gak terima lo digituin."
"Lo bilang apa aja sama dia tadi?" tanya Prima penasaran.
"Gak banyak, gue cuma ngomong aja kalau dia tuh gak usah sok kecakepan," ujar Frisli. "Eh, dan lo tau setelahnya dia bilang apa? Dia ngatain gue lonte coba! Ya gimana gue gak emosi, langsung aja gue tampar pipinya," tambahnya dengan begitu menggebu.
Prima jelas terkejut mendengar penuturan Frisli, sungguh ucapan Frisli sangat sukar untuk dipercaya. Maksudnya, Prima kenal Renata itu seperti apa orangnya. Jadi rasanya sangat gak mungkin kalau Renata mengatakan hal seburuk itu pada Frisli.
Melihat Prima tak kunjung meresponnya dan hanya menampakkan wajah terkejut seperti itu, Frisli langsung mencecarnya dengan pertanyaan. "Kenapa muka lo begitu? Gak percaya lo sama gue?"
"Ya nggak lah, gue kenal dia lebih dari lo boneka setan. Renata nggak gitu orangnya, lo jangan ngaco deh ah!" ujar Prima.
Frisli berdecak kesal. Lagi-lagi tidak ada yang percaya dengan ucapannya. Pertama Abi, kedua guru BK nya, sekarang Prima juga ikutan tidak percaya.
Apa memang sesulit itu untuk percaya pada dirinya? Atau ini karena topeng Renata yang terlalu tebal sehingga mampu menipu semua orang?
"Terserah lo deh Prim, mau percaya mau enggak! Asal lo tau, gue bukan orang yang suka ngarang cerita atau membolak-balikkan fakta. Lo nggak percaya? Tanya aja Disty, dia saksinya!" ujar Frisli kesal, dia kemudian berjalan ke arah belakang untuk menaruh lap dan semprotan pembersih kaca.
Hadirnya Prima ternyata hanya membuat mood nya jadi tambah hancur, dia jadi tambah malas melaksanakan hukumannya. Setelah itu, Frisli mulai berjalan ke luar tanpa berkata sepatah katapun pada Prima.
Jelas ini membuat Prima menjadi tidak enak hati, Frisli terlihat sangat marah padanya. Mungkin saja apa yang Frisli katakan benar, karena Prima memang posisinya tidak melihat langsung kejadian itu. Namun tetap saja, sulit mempercayai itu semua terjadi.
Prima pun langsung berlari mengejar Frisli yang kini sudah berada di luar. Semakin dikejar, maka semakin cepat juga Frisli berjalan.
"Frisli!"
Frisli tidak menoleh.
"Woy, Frisli!"
Frisli masih saja tidak menoleh.
"Heh boneka setan, kuping lo budek apa gimana sih??!"
Kali ini Frisli berhenti tiba-tiba dan langsung menoleh, alhasil Prima menabrak cewek itu. Badan mereka berdua bertubrukan, dan sesaat setelah nya Frisli mendorong keras Prima agar menjauh darinya.
"Lo ngapain nabrak nabrakin diri lo ke gue? Modus lo ya?!" Mata Frisli melotot, mukanya keliatan kesal sekali.
"Stoberi mangga apel, sori gak level! Cuih!" Prima benar-benar meludah di hadapan Frisli, meludahnya kesamping jelas saja. Kalau ke depan, yang ada habis ini dia bakalan jadi samsak tinju, dan petinjunya adalah Frisli. "Najis banget gue modus sama boneka setan kaya lo, emang lo siapa bos, hah?!"
"Halah, mana ada maling mau ngaku!" sinis Frisli
"Heh, salah lo sendiri ya tiba-tiba balik badan! Gak usah sok nyalahin gue, padahal aslinya lo sendiri kan yang mau modus sama gua?"
"Terserah deh, males gue ngomong sama lo!" ujar Frisli emosi, suaranya yg kencang seakan menggema di sekolah yang hampir kosong ini.
"Sama, gua juga males!" balas Prima tak kalah kencangnya.
"Yaudah, pergi lo sana!"
"Lo aja yang pergi!"
"Siapa lo ngatur-ngatur gue?!"
"Ya lo juga siapa ngatur ngatur gue?"
Prima terus terusan membalikkan setiap kalimat yang Frisli ucapkan, hingga akhirnya membuat Frisli muak dan memutuskan untuk putar badan dan melanjutkan langkahnya.
"Heh boneka setan! Gini doang ributnya? Gak asyik banget dah!" teriak Prima pada Frisli yang sudah berjalan jauh di depannya.
"Berisik lo!" sahut Frisli tanpa menoleh sedikitpun, jari tengahnya dia angkat di udara sebagai simbol fuck terkhusus untuk Prima Angkasa.
Bukannya emosi melihat jari tengah Frisli yang jelas jelas ditujukan padanya, Prima justru tersenyum miring sambil geleng-geleng kepala.
Dia yang awalnya merasa bersalah, kini malah bersyukur. Karena setidaknya Frisli masih mau merespon ucapannya, mesti sebenarnya respon yang cewek itu berikan sama sekali gak enak di dengar.
Well, ya tapi apa juga yang mau diharapkan dari pembicaraan mereka? Kalau nggak debat, ya saling hujat. Dua hal itu pasti terjadi di setiap pertemuan mereka. Kabar baiknya itu berarti hubungan mereka masih baik-baik saja dan berjalan seperti hari-hari biasanya.
-Cowok Julid-
Fuck buat Prima Angkasa
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Julid
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Update setiap hari! Prima Angkasa, dikenal sebagai cowok yang paling julid se-antero SMA Garuda. Hobinya mengomentari apa saja yang di matanya terasa kurang pas. Kalimat nyinyirannya begitu pedas, hingga terkadang jika tid...