15. Antara Geri dan Renata

5.8K 683 49
                                    

Wow wow wow, jadi ada apa dengan Geri dan Renata? Let's check this out!!!

Oiya vote dulu jangan lupa, dan komentar kalian aku tunggu 🥰

Happy reading semuanya!!

***

"Kejujuran tuh kadang emang menyakitkan, tapi bukannya lo lebih baik sakit hati karena kejujuran daripada harus hidup bahagia tapi fake?" -- Prima Angkasa

-Cowok Julid-

“Prim anterin gue ke supermarket deket apartemen dulu ya?”

Prima yang jalan di depan Frisli mendengus kasar, dia menoleh setelah mengambil helm yang berada di spion motornya. “Gua bukan ojek lo, sorry,” ujar Prima.

Please, yaaa mau ya Prim?” Frisli bertingkah sok manis agar Prima mau menuruti permintaannya. Namun bukannya luluh, yang ada Prima justru jijik melihat Frisli seperti itu. Apalagi melihat puppy eyes-nya. Sumpah demi apapun, Frisli gak pantes dengan tampang begitu.

“Nggak! Gua anter lo pulang langsung.”

“Gue beliin bensin deh, full!”

Prima menggeleng sambil memasang helm di kepalanya, “tawaran yang kurang menarik.”

Frisli berdecak, dia bingung harus merayu Prima dengan cara apalagi agar cowok itu mau mengantarkannya ke supermarket.

“Udah buruan lo naik, jangan kebanyakan diem.”

Sekali lagi Frisli berdecak kesal, meluluhkan Prima gak semudah itu ternyata. Alhasil Frisli pun gak jadi meminta Prima untuk mengantarkannya ke supermarket.

Sepanjang jalan Frisli diam saja, gak banyak mengoceh seperti tadi. Inilah yang membuat Prima menjadi kesal. Bukannya apa-apa, jadi ini ceritanya Frisli ngambek gara-gara dia gak mau nganterin cewek itu ke supermarket?

“Fris,” panggil Prima, cewek itu meresponnya hanya dengan deheman saja. Dan saat Prima lihat wajahnya melalui kaca spion, muka cewek itu terlihat bete sekali. Fix ngambek beneran boneka setan satu itu.

Setelah dipikir-pikir, Frisli yang cerewet dan tukang marah-marah ternyata 100 kali lebih menyenangkan dari pada Frisli yang ngambek hanya gara-gara Prima gak mau mengantarnya ke supermarket. Prima menghela napas, dia nampaknya harus mengalah pada kakak kelasnya itu.

“Prim, kok ke supermarket? Tadi katanya lo gak mau nganterin gue?” tanya Frisli heran, karena secara tiba-tiba saja Prima menghentikan motor bebeknya di depan sebuah supermarket.

“Gua berubah pikiran,” ujar Prima.

“Kenapa?”

“Harus banget gue jawab?” Prima justru membalikkan pertanyaan.

“Terserah Lo dah, males debat gue!” ucap Frisli, cewek itu turun dari motor dan langsung pergi gitu aja, namun baru beberapa langkah suara Prima menginterupsinya sehingga Frisli mau gak mau harus menolehkan kepala menghadap Prima yang kini berdiri tepat di belakangnya. “Kenapa lagi?”

“Gue ikut masuk, lo harus bayarin  apapun yang gue beli.”

Frisli tersenyum simpul lalu mengangguk. “Gampang.”

“Lah beneran?” Mata Prima melebar karena dengan secepat itu Frisli berkata gampang.

Frisli mengangguk kembali, “Apa sih yang enggak buat seorang Prima Angkasa?” entah dari  mana Frisli mendapat ide untuk berbicara seperti itu ke Prima, yang jelas sedetik setelahnya Frisli menyesali apa yang telah dia katakan. Terlebih ketika Prima mulai mengejeknya.

Cowok JulidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang