ga kerasa cuy udah bab 35 aja nih hehe. tetep setia ngikutin cerita ini sampe ending yaaa😁
Happy Reading!!
-Cowok Julid-
"Ya Allah Prima, kamu gimana ceritanya to bisa jadi kaya begini?" Ibu Prima berseru panik kala wanita itu baru saja datang dan melihat kondisi Prima yang kini tengah tertidur dengan pulas.
"Prima habis dibegal di jalan Tante," jawab Frisli, padahal bukan dia yang ditanya.
Waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam, namun Frisli belum juga beranjak pergi dari sana. Sebenarnya Prima sudah memintanya pergi, begitu pula dengan Bima, Sandi maupun Geri dengan alasan Frisli besok masih harus menjalani try out. Namun Frisli bersikeras ingin tetap di sana karena dia merasa dia harus meminta maaf pada kedua orang tua Prima.
Bagaimanapun ini semua akibat ulahnya.
"Tadi Frisli sempet minta Prima buat bantuin ngerjain sesuatu, tapi di jalan Prima malah ketemu begal dan jadinya begini tante. Frisli minta maaf banget ya, ini semua gara-gara Frisli, kalo aja Frisli---"
"---Gak apa-apa, ini udah takdir dari Allah," ujar Andi--ayah Prima, pria itu mengelus pundak Frisli.
"Makasih banyak nggih buat kalian semua yang udah ngebantuin dan jagain Prima, mohon maaf Ibu gak bisa bales apa-apa," ujar Lastri pada Frisli, Geri, Bima, dan juga Sandi.
Sandi tersenyum tipis, dia menganggukan kepalanya. "Iya bu, sama-sama. Prima kan temen kita, jadi wajar kalau kita bantuin Prima."
"Bu, pak, hampura pisan ini teh, motornya Prima hilang diambil begal itu."
"Astaghfirullah haladzim." Lastri refleks memegang dadanya, wajahnya terlihat syok dan Andi langsung berinisiatif untuk mengelus pandang istrinya itu untuk menenangkannya.
"Nggak apa-apa, yang penting Prima nya selamat. Harta benda kan bisa dicari lagi, kalo nyawa gak ada gantinya," ujar Andi.
"Yaudah kalo gitu kita semua pulang dulu ya Pak, Bu. Udah malem." Geri meraih tangan ayah dan Ibu Prima lalu menciumnya hormat, lalu diikuti oleh Sandi dan Bima baru yang terakhir Frisli.
-Cowok Julid-
Hari ini adalah try out terakhir dengan mata pelajaran Biologi, masih sama seperti sebelumnya ada beberapa soal yang berhasil ia jawab dengan yakin, ada yang ragu-ragu, dan ada pula yang Frisli sama sekali tidak bisa menjawabnya.Entahlah, sebenarnya sepanjang ujian tadi dirinya tidak bisa fokus karena terus saja kepikiran Prima. Cowok itu mengalami masa-masa sulit karenanya, karena kebodohan juga keegoisannya.
"Fris? Gak balik?"
Frisli mendongak menatap Abi yang berdiri di hadapannya, cowok berkacamata itu lalu duduk di sebelah Frisli.
"Masih mau pesen taxi ini, lo kok ga balik?"
"Nanti, gue mau ngobrol dulu sama lo."
Frisli mengerenyitkan dahinya menatap Abi bingung. "Bi, lo beneran gak naksir sama gue kan?"
"Kepedean lo," cibirnya sambil menoyor kepala Frisli dan membuat cewek itu memberengut kesal. "Gimana tadi?"
"Apanya?"
"Ya soalnya lah, apa lagi?"
Frisli menghela napasnya, dia mengendikkan bahu. "Ya gitu deh."
"Gitu gimana? Susah?" Sebelah alis Abi terangkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Julid
Roman pour Adolescents[Follow dulu sebelum baca] Update setiap hari! Prima Angkasa, dikenal sebagai cowok yang paling julid se-antero SMA Garuda. Hobinya mengomentari apa saja yang di matanya terasa kurang pas. Kalimat nyinyirannya begitu pedas, hingga terkadang jika tid...