20. Halu

5.4K 650 29
                                    

Wow udah bab 20 aja, thanks buat semua yg masih mau baca cerita gaje ini aowkwk


Oh iya, sebelum baca vote dulu dong manisss hehehe
Komen juga jangan lupaaa🙃

Oke happy reading, semoga sukaa❤

***

"Gue pikir ini cuma perasaan  sesaat yang bakal hilang dengan seiring berjalannya waktu, tapi ternyata gue salah." -- Frisli Anabella.

-Cowok Julid-

SUDAH 3 hari berturut-turut ini Abi terus datang ke apartementnya untuk belajar bersama, atau teknisnya Abi mengajari Frisli ini dan itu meski sejujurnya tak satupun nyangkut di otaknya karena sepertinya benar, belajar bukan passion Frisli.

Frisli bosan sekali jujur, kalau dia bisa tentu dia lebih memilih untuk pergi hangout keluar bersama Naya dan Disty daripada harus melakukan hal yang sama sekali tidak disukainya seperti ini. Namun permasalahannya disini Abi terlalu lurus anaknya, sangat sulit untuk kompromi dengan dia. Ditambah dikit-dikit dia selalu mengancam untuk mengadukan Frisli pada Papanya kalau Frisli tidak mau kooperatif.

"Udah belum sih?" tanya Abi, dilihat dari ekspresi wajahnya sepertinya dia geregetan karena sedari tadi Frisli tak kunjung menunjukkan tanda-tanda bahwa dia selesai dengan pekerjaanya.

Frisli menggelengkan kepalanya, "Susah banget anjir!"

Abi mengacak rambutnya kesal, dia melepas kacamatanya dan menaruhnya di atas meja. "Lo setengah jam ngapain aja hah? Ngelamun? Masa soal gitu doang gak bisa?"

"Lo kok jadi marahin gue sih?"

"Gue gak marah Frisli."

"Ya kalo gak marah terus itu tadi apa namanya?!"

Abi menghela napasnya kesal, padahal dia sudah memberikan 3 contoh pada Frisli sebelumnya dan cewek itu berkata bahwa dia sudah paham. Lantas saat Abi memberikan soal yang sama persis, dan hanya diganti angkanya saja cewek itu tidak bisa mengerjakannya. Bagaimana Abi tidak geregetan coba?

Abi meraih pulpen Frisli lalu dia mengerjakan sendiri soal yang dibuatnya untuk Frisli. "Nih ya, lo liat. Ini angka 15625 nya tinggal lo akar 3, baru habis itu bagi dengan 5. Hasilnya ketemu 5, you're welcome."

"Ini udah selesai kan berarti?" Frisli basa basi memastikan.

"Iya," jawab Abi ketus.

Frisli tersenyum lalu meraih ponselnya yang berada di atas meja, sebenarnya sedari tadi Frisli sudah gatel ingin membuka ponselnya. Namun tatapan mengintimidasi dari Abi membuatnya jadi mengurungkan niatnya itu.

Aplikasi pertama yang Frisli buka tentu saja adalah WhatsApp, banyak sekali pesan yang masuk di ponselnya. Namun dari sekian pesan itu hanya pesan dari Prima yang menarik perhatiannya.

"Ini si Prima ngapain spam gue?" Frisli bermonolog sendiri melihat pesan masuk dari Prima yang berjumlah sepuluh.

Prima Julid

Frisli, lo dimana?

Woy bales napa

Frisss

Heh boneka setan

Lo dimana anjir

Gak usah sok ngartis lo

Cowok JulidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang