32. Pengeroyokan

5.1K 657 365
                                    

Q : Karakter favorit kalian sejauh ini siapa dan alasannya apa?

***
Btw bab ini 2100 kata, panjang banget woy!

Vote dulu sebelum baca

Komen juga jangan lupa!!

***

SEKOLAH diliburkan selama beberapa hari karena kelas 12 harus menjalani try out untuk persiapan menghadapi Ujian Nasional yang akan diselenggarakan beberapa bulan ke depan.

Dalam dua hari terakhir yang Prima lakukan hanyalah goleran di kasur, mainan sosmed, nonton youtube, ataupun nonton TV.  Tidak ada kegiatan bermanfaat yang dia lakukan untuk mengisi hari liburnya, itulah kenapa selama dua hari ini dia selalu diceramahi Ibunya.

"Bu, bagi duit dong," ujar Prima pada ibunya yang kini tengah duduk di depan TV menonton sinetron yang isinya paling tidak jauh jauh dari istri yang terdzolimi oleh sang suami.

Lastri menatap Prima dari atas sampai bawah. Putranya itu mengenakan hoodie hitam, juga jelana hitam selutut. Rambutnya basah, mukanya juga terlihat segar seperti habis mandi.

"Mau buat apa to le? Tumben banget juga kamu mandi, aneh banget," ujar Lastri menyindir.

Prima memang jarang mandi setiap hari libur, kalaupun mandi dia hanya mandi sekali di sore hari itupun setelah Lastri memarahinya terlebih dahulu. Nah sekarang, masih jam satu siang tiba-tiba anaknya itu keluar kamar dengan pakaian rapi seperti ini, jelas saja itu aneh di matanya.

Prima memutar bola matanya, "Mandi salah, nggak mandi salah, cape banget jadi anak salah mulu," kesalnya.

"Mau ke mana?"

"Keluar, nongkrong di rumahnya Bima."

"Bima?" Lastri terlihat berusaha keras mengingat yang manakah temannya Prima yang bernama Bima. “Oalah, yang ganteng itu kan?"

"Ya ganteng lah, orang cowok kok masa cantik." Prima keceplosan berujar ketus di depan ibunya.

"Gitu aja kok sewot," cibir ibunya menanggapi ucapan ketus Prima.

"Mana duitnya bu? Dua puluh ribu aja deh, buat bensin."

"Ambil di atas kulkas itu ada uang lima puluh ribu, kembaliannya balikin ke Ibu."

"Iya," ujar Prima, dia berjalan menuju kulkas dan meraih selembar uang lima puluh ribu di atas sana. Dia memang hanya butuh uang untuk mengisi bensin, jika nantinya di sana di ajak beli makanan Prima gak akan beli.

Dia lebih suka minta anaknya.

"Prima jalan dulu bu." Prima meraih tangan ibunya dan mengecup tangan yang sudah mulai keriput itu dengan hormat.

"Hati-hati, jangan pulang kemaleman loh ya." Selayaknya Ibu lain di luaran sana, Lastri memang selalu menghambat anaknya untuk tidak pulang larut malam. Jam 9 adalah jam malam di keluarga ini, pergaulan di luar sana sangat bebas, Lastri hanya tidak mau anaknya itu salah gaul dan berdampak buruk bagi mereka.

Prima keluar mengambil helm di atas meja depan lalu mulai memanaskan motor bebek yang sudah dua hari terakhir tidak dipakai ke mana-mana. Selagi menunggu mesin motornya panas, Prima memilih untuk menyanyikan sebuah lagu yang bahkan dia tidak tahu judulnya apa. Tapi lagu itu cukup ngetrend pada masanya, intinya liriknya begini :

Pernah berpikir 'tuk pergi

Dan terlintas tinggalkan kau sendiri

Sempat ingin sudahi sampai di sini

Cowok JulidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang