30. Canggung

5.4K 664 256
                                    

Q : asal kalian dari daerah mana guys? Siapa tau deketan dan kapan-kapan bisa ketemu ☺

****

Bukankah ini yang aku mau? Namun, kenapa semuanya sangat berat untuk dijalani?

-Cowok Julid-

Usai kembali dari perpustakaan tadi, Frisli tidak banyak berbicara. Mukanya pun terlihat murung, seperti ada sesuatu yang cewek itu pikirkan, dan Disty sangat peka akan hal itu.

Disty memegang pundak Frisli sesaat setelah pelajaran berakhir. "Lo kenapa sih dari tadi?"

Frisli menoleh sekilas lalu melanjutkan kegiatannya membereskan buku yang berserakan di atas meja. "Kenapa apanya? Gue gak apa-apa kok."

"Dari tadi lo diem aja, muka lo juga kusut banget. Lo kenapa? Cerita lah sama gue."

"Iya fris. Kenapa sih?" Naya yang juga merasakan perubahan sikap dari Frisli ikutan bertanya.

“Udah gue bilang gue gak apa-apa Dis, Nay.”

“Ada masalah sama Abi?” Disty bertanya begitu karena dia tau bahwa saat istirahat ke dua tadi Frisli menemui Abi, dan setelah Frisli kembali cewek itu langsung murung, dan terlihat dalam kondisi mood yang tidak baik.

Frisli menggelengkan kepala nya karena dia tidak merasa bermasalah dengan Abi, ya walau terkadang sikap cowok itu membuatnya kesal. Namun itu masih dalam batas yang dapat ditolerir.

Disty menghela napas, “Ya terus kenapa? Lo punya masalah sama Reza? Atau ini karena Prima lagi?”

Come on Fris, nyimpen masalah lo sendirian gak akan membuat masalah lo selesai.” kali ini ganti Naya yang berusaha membuat Frisli berbicara tentang masalahnya.

“Prima tadi nemuin gue,” ungkap Frisli pada akhirnya.

“Prima lagi? Dia ngapain?”

“Dia masih mempertanyakan alasan gue jauhin dia.”

“Terus jawaban lo?”

Finally gue jujur soal perasaan gue ke dia,” ujar Frisli, setelahnya ia menghela napas berat.

Tak pernah terpikirkan sebelumnya bahwa dia akan jujur soal perasaannya untuk Prima. Awalnya Frisli pikir bahwa perasaannya itu akan menjadi rahasia untuk selamanya, namun sepertinya Tuhan memiliki skenario yang lain yang tak pernah ia duga akan terjadi sebelumnya.

“Terus reaksi Prima gimana?” tanya Naya.

“Kaget, bahkan dia sempet gak percaya dan ngira gue cuma bercanda doang.”

Jika dipikir lagi, respon Prima yang menganggap ucapan Frisli hanya lelucon belaka bukan salah cowok itu. Selama ini Frisli memang selalu menunjukkan bahwa ia tidak sama sekali menyukai Prima, Frisli juga ingat seberapa sering dia berkata bahwa Prima sama sekali bukan tipenya dan sangat mustahil Frisli akan jatuh cinta padanya. Semua itu hanya kamuflase belaka yang Frisli lakukan untuk menyangkal fakta bahwa dia memang menyukai Prima.

"Terus, rencana lo ke depan apa?" tanya Naya.

Frisli terdiam, masih belum jelas apa yang akan Frisli lakukan kedepannya. Namun jika melihat situasi dan kondisi yang seperti ini sepertinya dia akan tetap pada rencana awalnya, yaitu menjauhi Prima.

"What about Reza? Lo yakin masih mau nerusin hubungan lo sama dia?" Disty pernah berhubungan dengan Reza, dia tahu Reza seperti apa orangnya. Meski ada kemungkinan setiap orang bisa berubah, namun tetap saja Disty tidak bisa merelakan jika sahabatnya merasakan hal yang sama seperti yang dia alami dulu.

Cowok JulidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang