Kejadian semalam benar-benar mempengaruhi hidup Prima. Dia tidak bisa tidur semalaman karena ada bagian dari dalam dirinya yang amat sangat sakit. Prima memang telah jatuh terlalu dalam untuk Renata, dan melihat Renata justru bermesraan dengan Geri yang notabene nya adalah sahabatnya sendiri sangat wajar jika Prima merasakan sakit yang sebegininya.
Dia tidak sarapan tadi pagi karena tidak nafsu sama sekali, alhasil dia bisa tiba di sekolah lebih cepat dari biasanya. Sekolah masih sepi, hanya terlihat satpam yang stand by di gerbang, petugas kebersihan yang menyapu dedaunan kering di lapangan, juga beberapa siswa yang Prima yakini pasti kaum-kaum rajin.
Dengan muka lesu Prima memasuki kelasnya yang hanya baru berisi beberapa orang, dia langsung saja mengambil tempat duduk di sebelah Sandi yang selalu datang pagi setiap harinya.
"Gua duduk di sini mulai hari ini," ujar Prima sambil menaruh tasnya di atas meja.
Sandi yang tengah membaca buku biologi menatap Prima dengan alis bertautan. "Kenapa?"
"Pengen aja," jawab Prima. Jelas jawabannya adalah karena dia tidak mau alias tidak sudi lagi duduk sebangku dengan orang yang dia anggap sahabat namun dengan bangsatnya justru menusuk dari belakang.
Sandi tidak mau ambil pusing dengan jawaban Prima yang terkesan tidak masuk akal itu, dia tahu ada yang tidak beres. Namun Sandi memilih untuk tidak menanyakannya lebih lanjut, jika Prima tidak bercerita itu tandanya mungkin masalah yang dia hadapi tidak boleh diketahui orang lain atau Prima belum siap bercerita.
Sembari menunggu kelas ramai, Prima mengeluarkan handphone nya untuk menghibur diri. Dia baru saja bongkar celengan untuk dibelikan kuota internet. Orang yang tengah patah hati harus mendapatkan hiburan yang menarik, kalau dia terus murung bisa-bisa nanti yang ada depresi terus bunuh diri.
Segala aplikasi dia jelajahi, mulai dari Instagram, Twitter, YouTube, sampai main game cacing yang tengah hits dia coba. Namun sayangnya tidak ada sama sekali yang bisa menghiburnya, sampai akhirnya entah apa juga yang menggiring Prima hingga dia justru membuka aplikasi pesan dan ngechat Frisli.
Boneka setan 4.0
Gue gak bisa tidur semaleman njir
"Bentar, ini ngapain gue chat itu anak ya?" Prima bermonolog sendiri, tidak peduli dengan Sandi yang kembali menatapnya dengan tatapan aneh.
Sadar akan ke-kurang kerjaannya, Prima menarik pesan yang dikirimkannya ke Frisli kurang dari semenit yang lalu. Dan semenit setelahnya pesan masuk dari Frisli muncul di barat notifikasinya.
ni siapa?
Tai nomor gue ga disimpen
Lmfao becanda sayang
Kenapa lo tarik pesannya?
Lo ngirim apaan?Kepo
Najis, gaje banget.
Gabut gue di kelas
Anjirrr udh di sekolah lo?
Gue aja masih sama abang
gojack ini.lo pikir gue tukang telat
kaya lo?bangsat🖕🏻
Prima baru saja hendak mengirim pesan balasan untuk Frisli ketika tiba-tiba saja Bima yang ternyata dateng bersama sama Geri menyapa dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cowok Julid
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] Update setiap hari! Prima Angkasa, dikenal sebagai cowok yang paling julid se-antero SMA Garuda. Hobinya mengomentari apa saja yang di matanya terasa kurang pas. Kalimat nyinyirannya begitu pedas, hingga terkadang jika tid...