𝙶𝚎𝚗𝚐 𝙶𝚑𝚒𝚋𝚊𝚑 [𝟿𝟼𝙻] [End][✔]

Geng Ghibah 57

BABAM!

SELAMAT ULANG TAHUN GITU!
UCAPIN KEK AING ULTAH! 😤
BIARIN
HAUS AKAN UCAPAN!😤

Isinya masa lalu Joy dulu oke

Joy kecil baru pulang sekolah, dia melihat rumahnya kosong dan hanya ada Ayahnya yang duduk di sofa. Biasanya rumahnya ramai oleh kelima Kakak cowonya, tapi ini sepi. Sang Ayah mendongak menatapnya dan tersenyum lalu memintanya untuk mendekat. Joy kecil berjalan mendekat dengan wajah bertanya-tanya.

"Ibu mana?"

Sang Ayah tersenyum dan mengelus rambutnya sayang,
"Maafin Ayah yah sayang, ga bisa jaga mereka."

Joy semakin bingung,
"Hng?"

"Mulai sekarang kita hidup berdua disini ya, Kakak-kakak mu sama Ibu ke Wonosobo. Kamu disini sama Ayah. Atau kamu mau ikut kesana? Gapapa Ayah anterin."

Joy terdiam sejenak, dia sudah tau artinya ini umur dia udah 8 tahun dan dia sudah mengerti. Temannya juga ada yang hanya tinggal bersama Ayahnya, karena kedua orang tuanya berpisah atau bercerai. Dia sudah curiga sejak seminggu yang lalu, Ayah dan Ibu nya selalu bertengkar selain itu satu persatu Kakak nya pergi.

Anak itu hanya menggeleng,
"Joy mau tinggal sama Ayah."

Ayah tersenyum dan memeluk Joy erat,
"Makasih sayang, Ayah janji akan bahagiakan kamu. Kamu kalo kangen Ibu sama Kakak boleh kok hubungin mereka, mau liburan kesana juga gapapa."

Joy membalas pelukan Ayahnya dan mengangguk, dia gapapa. Selama dia masih bisa berhubungan dengan keduanya dia gapapa. Itu yang dia pikirkan.

Selama tinggal bersama sang Ayah, dia baik-baik saja. Slalu menghubungi keluarganya di Wonosobo, dan terkadang Ayahnya mengantarnya untuk dia berlibur disana. Sejujurnya, Joy tidak suka pada Eyangnya. Baginya, dialah penyebab Ayah dan Ibunya tidak bisa bersama lagi. Namun, Ayahnya slalu mengatakan kalo semuanya adalah salahnya bukan Eyang. Joy harus jadi anak baik dan penurut, bahkan pada Eyang. Jadi anak gadis yang cantik dan bertutur kata sopan agar Sang Ayah merasa berhasil mendidiknya walau seorang diri.

Itu lah yang Joy lakukan, meskipun dia benci tapi dia mencoba menjadi anak baik sesuai permintaan sang Ayah yang sudah memberikan segalanya padanya.

Joy suka perhatian, dia suka bergaya didepan kamera itulah yang membuatnya menjadi model cilik. Ayahnya tidak mengijinkannya pada awalnya, tapi Joy yang memaksa. Semua berawal dari teman sang Ayah yang membutuhkan model pakaian dan meminta Joy untuk membantunya sekali saja. Tapi ternyata, Joy malah menyukai dan menikmatinya hingga akhirnya ia jadi model cilik. Itu pun tidak dijadikan pekerjaan tetap, karena sang Ayah tetap membatasinya.

Dua tahun sudah dia menjalani nya, hingga suatu hari Joy bertemu dengan rekan bisnis Ayahnya yang menawarinya menjadi model iklan makanan yang akan tayang di TV. Joy senang, dan hari itu dia bersama sang Ayah mendatangi kantornya.