psycho - 20th Road

407 32 8
                                    

Bomin nyaris tertidur andai kaki kurang ajar itu tidak menyepak badannya sontoloyo. Ia mengerang, berguling ke sisi lain karpet dan menatap pelaku utamanya tak habis pikir.

"Balik-balik dari Semarang bukannya dialem-alem adeknya, malah ditendang!" sungut anak lelaki tersebut sembari mengusap pinggangnya. Bomin mendudukan diri, menatap sinis kakaknya. "Kapan pulang, mbak?"

"Semalam."

"Pulang ke Semarang maksudnya."

Yeeun menghela napas keras, menatap Bomin sinis sebelum mengunyah keripiknya tenang. "Tumben dek, kamu ada di rumah. biasanya ngeluyur entah kemana."

"Nah itu! Gara-gara ada 'sesuatu' aku jadi takut kemana-mana."

Bomin membelalak, mendekati kakaknya sebelum menyambar bantal sebagai pelukan dan menidurkan diri di paha si nenek lampir. "Mbak tahu nggak? Sekolah aku lagi serem banget tahu."

"Ni anak apasih?! Beratt! Minggirrrr."

"Masa temenku ada yang kena teror ulat buluuu!!!" adu Bomin segera. Terbukti membuat pergerakan kakak perempuannya terhenti. Yeeun menunduk, menatap Bomin dengan sebelah alis terangkat.

Gadis itu pasti nggak percaya.

"Ih, seriussss! Pahanya sampe bental-bentol. Kasian banget. Yang usil nggak mikir gitu loh, mbak. Ngeselin kan?"

Yeeun menghela napas, "Awas!"

"Natrus mantan kakak kelasku ada lagi nih. Kayaknya mbak kenal deh, soalnya Daehwi bilang dia adek tirinya Bang Jackson yang temennya Mas Jiny---asu ditampar mulutku!"

"Yena maksud kamu?" tanya Yeeun mengabaikan racauan adiknya. Sebagai balasan, Bomin melotot sembari menjentikkan jari dengan tangan lain yang mengusap bibir dramatis. "Bravo!"

"Kenapa dia?"

"Jatuh dari tangga mbakkkk! Di hari yang sama Chaewon diteror ulet bulu! Angker nggak?!"

Yeeun menghela napas, "Ya nanti juga ada yang ngurus. Kamu ngapain sih? Kepo kok masalah orang. Kepo tuh urusan sendiri, masih ada yang belum kelar atau nggak. Omong-omong jemuran seragammu masih utuh diluar loh! UDAH GERIMIS, MINNN! ANGKAT SANA!!"

"GILIRAN GINI AJA CEPET! DASAR TUKANG NYURUH!"

Yeeun memanjangkan leher, menatap adiknya yang langsung berlari keluar, bersiap mengangkat jemuran. Ia menghela napas, berakhir mengetikkan pesan kepada seseorang.

yeeun shin
aku lagi pulang nih
besok mau keluar bareng?

naeuniee
sureee
besok jadwalku kosong
hehehe, miss u<3

"MBAKKKK!! BANTUINN DONGG. KEBURU BASAH KUYUP NIH ADEKMU!" protes Bomin kesal.

*

Hyunjin berjalan membawa setangkai bunga bersama langkah kakinya yang mendekati kamar rawat Chaewon. Lelaki itu menarik napas sejenak, menelan ludah sebelum menghembuskan napasnya gusar.

Tangannya terulur, mengetuk pintu sekali dua kali. Dibalas suara berat Felix dari dalam. Hyunjin menundukkan kepala, menatap ujung sepatunya sejenak. Menunggu pintu itu terbuka.

"Masuk, Jin." ucap Felix dibalas anggukan. Hyunjin memaksakan sebuah senyum. "Lagi rame?" tanyanya kemudian.

Felix menggeleng, "Cuma ada gue." ia menepuk bahu Hyunjin menenangkan. "Gue mau ke bawah dulu, ambil baju ganti. Bisa gue titip Chaewon sebentar?"

Hyunjin terdiam.

"Sebentar aja. Jangan tinggalin dia sendirian. Gue mohon." pinta Felix sungguh-sungguh dengan sepasang mata sayunya. "Gue cuma takut orang itu datang kalau Chaewon sendirian, Jin."

Psycho ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang