Ryujin menatap Guanlin dan Somi bergantian. Junkyu dibelakang mereka bingung harus bagaimana. Sekalipun tangannya gatal untuk memberitahu Haechan supaya menyerah saja balikan dengan mbak mantan melihat bagaimana cara Guanlin menggenggam jemari gadis itu, dan bagaimana Somi kelihatan nyaman disisinya.
"Gue pikir lo kenapa-napa." ucap Ryujin akhirnya, gadis itu maju dibalas pelukan erat Somi sekarang. "Are you okay?" bisiknya sembari menepuk bahu temannya menenangkan.
"Fortunately, Guanlin was here." lirih Somi berusaha menenangkan diri. "Gue pikir kita salah minta cari tahu tentang orang itu, Jin. I'm so scared."
Ryujin berbisik dipelukannya, "Iya. Nanti kita omongin lagi. Masih ada Junkyu disini. Kita obrolin bareng sama Shasha di rumah aja ya." ucapnya diakhiri usapan menenangkan dipuncak kepala.
Ryujin melepaskan diri, kemudian tersenyum centil ke arah Guanlin dan melayangkan ciuman dari tempatnya tak tahu diri. Matanya mengerling sejenak, sebelum berakhir membentuk isyarat telepon dengan jarinya dan menggoyangkan pelan.
"Call me maybe?"
Somi mendecak, "IIIHHH!! Masih sempet-sempetnya ya lo?! Ganjen banget sih?!"
Ryujin tergelak, pada akhirnya memilih menurut. Ia merangkul Junkyu dan mengajaknya turun, mulai teringat dengan sempolnya yang belum jadi dimakan.
"What's wrong?" tanya Guanlin akhirnya. Namun alih-alih menjawab, gadis itu justru melingkarkan kedua tangan dipinggangnya. Memeluk lelaki itu erat dan memilih merebahkan kepalanya di bahu Guanlin tenang.
"Thank you. Thank you. Thank you. Thank you." rapalnya tanpa henti.
Guanlin menarik napas, mendekapnya lebih erat dan membiarkan gadis itu senyaman mungkin sekarang.
Setidaknya, ia cukup tahu. Belum waktunya untuk gadis itu bercerita. "It's okay. I'm here. For you." bisik suara beratnya menenangkan.
Meanwhile Junkyu bersama Ryujin.
"Dari kapan mereka pacaran anjir?!"
"Soon, kita menyusul."
"Jadi beneran udah taken nih?!"
"Iya sempolnya enak woy, tapi udah dingin."
"Kok lo nggak ngasih tahu Echan, njir--glek."
"Enak kannnnn??! Pasti lo mau lagi kann?!!"
Junkyu menghela napas, menarik tusukan sempol itu dari mulutnya sebelum geleng-geleng kepala. Ryujin menyengir lebar seperti biasa.
"Tapi lo harus kasih tahu Echan. Dia nggak bisa ngarep terus-terusan." ucap Junkyu setelah menelan kunyahannya tersebut.
Ryujin mengangkat alis, "Itu urusan Somi. Urusan gue tuh cuma bikin lo nggak digodain cewek-cewek." katanya sembari menepuk-nepuk puncak kepala Junkyu.
Junkyu mengangkat tangan tanda menyerah. Namun setidaknya cengiran gadis itu menularinya juga.
"Gila lo!"
*
Shuhua nggak banyak berkomentar begitu hidungnya menghirup aroma rokok dari jaket Jaemin. Bibirnya mengeriting ketika tanpa sengaja lelaki itu mengerem mendadak begitu lampu lalu lintas berubah jadi merah. Shuhua benci begitu jantungnya berdebar tak karuan ketika berakhir memeluk si Dilan jadi-jadian.
"Kerdus banget sih lo!" rutuknya sembari mundur kembali. Jaemin menoleh, menatapnya tak habis pikir. "Perasaan lo yang barusan meluk gue?!" balasnya dengan suara teredam.