Yeeun menarik napasnya dalam ketika mereka sudah sampai di lantai basement apartemen Naeun pagi ini. Sepasang mata Jinyoung menatap gadis itu sejenak, "Yeeun."
Ia balik menatap Jinyoung mencari kekuatan dari sepasang mata kelam itu sebelum meyakinkan diri sendiri. "Nggak pa-pa. Ayo turun sekarang."
Yeeun melepas sabuk pengamannya turun dari mobil disusul Jinyoung sebelum mereka berjalan menuju lift tanpa mengatakan apa-apa.
Setelah mendapat kabar dari Mingyu kalau Naeun menghilang, mereka sepakat untuk pergi ke apartemen gadis itu. Beberapa terasa janggal dan Yeeun tidak bisa tidur dengan tenang.
Ada perasaan mengganggu yang terasa sangat menyebalkan bercokol dalam dadanya. Firasatnya berkata, temannya tidak dalam baik-baik saja. Namun Yeeun tidak tahu apa penyebabnya.
Satu hal yang patut dia syukuri adalah karena Naeun meninggalkan dompetnya di pertemuan terakhir mereka sehingga kartu akses gadis itu berada padanya.
Sehingga ketika sekarang dia memiliki keberanian untuk melangkah, semuanya jadi terasa lebih mudah.
Sementara di belakangnya, Jinyoung menatap punggung ringkih itu tanpa mengatakan apa-apa. Masih merasa saat ketika mereka berjalan dalam radius sedekat ini tidak nyata.
Ia menonton bagaimana Yeeun berakhir terdiam di pintu kamar apartemen tersebut sebelum membuka pintunya.
Ada banyak kekacauan dalam ruangan itu, dan banyak bau tak sedap. Yeeun menelan ludah, menyadari seberapa lama ruangan ini tanpa penghuni.
"Aku ke toilet dulu." Yeeun berujar, meninggalkan Jinyoung yang mengamati ruangan itu tanpa kata. Berjalan mendekat menuju layar komputer yang menyala, sayangnya dikunci.
Matanya memutar, mendapati banyak kertas berserakan dibawah meja tersebut. Jinyoung berjongkok, mendapati banyak surat gagal disana.
"Diari?" Jinyoung meraih buku merah muda yang tertutup diatas kumpulan kertas tersebut sebelum mengambilnya. Membukanya perlahan dan mendapati email berserta password gadis itu disana. Halamannya berganti, Jinyoung membaca isinya lamat-lamat.
"Namanya Hyunjin."
"Ada apa?" Yeeun mendekat, menghampiri Jinyoung dan membiarkan lelaki itu memberinya ruang untuk membaca bersamanya.
Namanya Hyunjin,
Cowok yang aku sukai sejak pertemuan kami tiga tahun lalu.
Dia masih sekeren dulu, namun keadaannya tidak sama lagi.
.
Diary,
Ini kali pertama aku mengirimkan dia surat dan cokelat. Apa dia bakal menyukainya?
.
Tuhan menciptakan dia dengan sempurna.
Diary, apa kamu tahu?
Aku yakin kalau kamu adalah makhluk hidup, aku yakin kamu akan jatuh cinta juga kepadanya.
.
Bukan hanya aku yang menyukainya.
.
Ada yang janggal.
.
Kembarannya adalah wanita terseram!
Aku nggak mau bertemu Yeji lagi
.
Diary, mereka dalam bahaya
Bagaimana ini?