psycho - 34th Road

348 37 4
                                    

Sohye baru selesai berduka buat kematian Changbin waktu semesta bikin dia harus ngelayat lagi hari ini. Berita tentang mayat Naeun yang disembunyiin dalem polibag di tong sampah yang ditemuin sama Sanha dan temen-temennya meledak. Jadi trending topic selama dua hari ini. Orang-orang di dunia maya mulai berkomentar dan mencaci maki siapapun pembunuhnya.

"Mau pulang?" Wonwoo datang dengan payung hitamnya sambil bertanya waktu Sohye masih setia menatap nisan itu. Tengah mencerna seluruh kejadian ini sebelum berakhir mengangguk. Membiarkan lelaki itu menyelipkan jemarinya di tangan gadis itu, membawanya lebih dekat supaya berada di dalam lindungan payung sebelum mengajaknya pergi dari area pemakaman.

Mereka melewati Jaehyun yang sedang menerima banyak berita duka karena status lelaki itu yang sebelumnya masih pacar Naeun. Lalu orang tua gadis itu yang sedang menghadapi media.

"Aku nggak terlalu kenal sama dia." Sohye berujar. "Tapi ngelihat ini, aku jadi sedih... Sedih karena aku tahu dunia nggak sebaik itu."

"Kalo misalnya kamu dikasih pilihan sama Tuhan buat mati kayak gimana, Kak Wonu bakal request kayak apa?" Cewek itu bertanya sembari melepas genggaman tangan mereka dan menukarnya dengan pelukan di lengan lelaki itu sekarang. "Request cara mati, Hye?"

Sohye mendongak, sepasang mata sembabnya menatap Wonu sebelum melanjutkan. "Iya. Aneh ya?" Dia tersenyum sendu. "Tapi balik lagi. Kan lagi ngomongin seandainya, Kak."

"Nggak aneh kok, Hye." Wonu membalas, lalu berpikir sejenak, "Kalo aku dikasih kesempatan buat memilih. Aku mau mati waktu aku lagi berbuat baik. Entah lagi ibadah, entah lagi disuruh beli martabak sama Mama, entah abis ngajar di kolong jembatan." dia menunduk, mencari mata gadis itu. "Kayaknya semua orang pingin kayak gitu kan? Mati dalam keadaan baik, mati lagi berbuat baik."

Sohye tersenyum kecil. Membiarkan Wonu balik bertanya. "Kalo kamu sendiri kayak gimana? Kamu mau memilih mati yang kayak gimana?"

"Kalo aku... Aku mau mati tanpa bikin orang lain sedih. Aku mau mati tanpa bikin orang lain khawatir. Aku mau mati di mana orang lain percaya aku bakal dapat tempat terbaik disisi Tuhan, Kak."

Wonu tersenyum lagi sampai matanya tidak terlihat. Sohye menghela napas, mengeratkan pelukannya pada lengan Wonu tanpa mengatakan apa-apa.

"Tapi kamu jangan mati dulu ya, Hye?" kata Wonu ketika mereka sudah sampai di depan mobil. Membiarkan gadis itu menoleh dengan kedua alis terangkat penuh tanya.

"Kenapa gitu emangnya?"

"Karena aku mau ngajakin kamu tua sama-sama dikehidupan ini."

_____

Chaewon menatap deretan potret itu tanpa mengatakan apa-apa. Orang yang membawanya bilang kalau ini adalah ruangan yang Yeji pakai saat memikirkan rencananya.

"Apa dia berniat buat membunuh gue?" Chaewon bertanya, sementara orang di belakangnya mengangguk pelan. "Lo jadi target terakhirnya sebelum dia ditipu Yunseong dan masuk jebakan Hyunjin."

Ah. Lelaki-lelaki itu.

Chaewon tersenyum sendu. "Kedengarannya menyedihkan karena gue harus sembunyi dari dua lelaki yang cukup gue percaya sekarang. Ada disini sama lo, dan bikin orang disekeliling gue berpikir gue menghilang." ucapnya tanpa menoleh ke belakang, masih setia mencermati detail-detail kecil di dalam ruangan itu. "Kenapa harus anak kucing?"

"Hewan pertama yang dia bunuh setelah diculik waktu itu anak kucing Hyunjin yang baru lahir." katanya tanpa emosi. Chaewon tersenyum sedih. "Dia korban penculikan?"

"Iya."

"Dia pasti ketakutan."

"Dia terlalu senang."

Psycho ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang