warning
Bomin baru keluar dari mobilnya, setelah pusing cari parkir di rumah Sanha nggak ada lahan soalnya lagi ada penebangan pohon depan jalan raya gitu. Eh, si empunya udah keluar rumah sambil megang sticky notes warna pink kayak orang linglung.
"Min. Min." Sanha nepuk-nepuk bahu Bomin, bingung mau ngomong apa saking banyaknya yang mau dia omongin. Jadi Bomin menanggapi sambil balik megang bahu Sanha, supaya cowok itu jelas ngomongnya.
"Iye disini gua."
Sanha menarik napas, "Lu mau kemana?"
"Ngajakin elu mau jenguk Hyunjin. Daehwi lagi beli makanan di indomaret tuh. Ikut nggak?"
"Min, Hitomi pergi."
Bomin diam.
"Ini dia bilang pergi ke gue." Sanha nunjukin sticky notes itu ke Bomin supaya cowok itu baca sendiri dan percaya.
Sanha, titip bunda sama bang jaehwan!
Sampe lecet, gue jedotin pala lo
-hitomi"Gimana gimana?"
"Min, ini anak kesambet apa sih?" Sanha bertanya tak habis pikir ketika Bomin juga sama nggak tahu jawabannya. "Udah lo telepon belom?"
"Hapenya di sini. Pas gue buka, lockscreennya ada tulisan lagi." Sanha mengeluarkan ponsel gadis itu dari saku celananya. Bomin membaca lagi.
Iya. Bener. Gue pergi.
Nggak usah dicari."Abis berantem ya lu?!"
"Sumpah, Min! Sebelum gue tidur masih adem-adem aja! Ini nggak ada angin, nggak ada ujan--kenapa sih?! Kenapa gitu loh?! Kan gue bingung!"
"Natrus lo jadi ikut nggak? Hyunjin kemaren nggak ada kabar, mau gue jenguk sekarang." kata Bomin bingung mau bilang apalagi. Sanha menghela napas. "Katanya Guanlin masih belum ada kabar juga ya?"
Bomin manggut-manggut lagi.
"Siapa aja yang mau jenguk?" Sanha bertanya, berusaha mengalihkan perhatiannya sejenak dari kepergian gadis itu. Bagaimana pun juga, sebelum Hitomi datang, Hyunjin sudah lebih dulu jadi temannya.
Teman nggak boleh saling melupakan.
"Gue sama Daehwi doang paling. Nanti agak maleman baru yang lain nyusul. Lo gimana? Ikut gua sama Daehwi apa rombongannya Jaemin?"
"Lu bawa mobil?"
"Iya."
"Yaudah gue kunci rumah dulu bentar."
_________
Sepi.
Nggak ada mobil juga di rumahnya, kayaknya udah nggak disapu beberapa hari. Daehwi mencetin bel rumah Hyunjin terus, tapi yang punya nggak keluar-keluar.
"Yunseong masih disini apa udah balik ke Bandung sih?"
Bomin bertanya, capek juga pegang belanjaan begini nggak ngapa-ngapain lagi. "Udah balik ke Bandung lama dia. Di rumah harusnya ada Hyunjin sama Yeji."
"Kembarannya itu ya?" celetuk Sanha dibalas anggukan Daehwi. Ragu-ragu, cowok itu menceletuk pelan. "Waktu nemenin Somi ke tempat trek-trekannya si Guanlin, gue ngeliat dia."
"Ngapain?"
"Masih pacaran."
Bomin tersedak, "Bukannya sama Somi?"
"Ya itu makanya. Gue kaget. Somi juga kaget. Kacau banget lah itu malem."
Merasa sudah cukup mendzolimi kembaran temannya, Daehwi mengedikan dagu. "Trus ini gimana? Trobos aja?"
