Twenty Four

82.6K 3.3K 133
                                    

Vote and komennya jangan lupa ❤️

Happy reading...

"Apa selama ini lo tahu, kalau nyokap gue selingkuh dengan papa nya Deva? Dan mereka memiliki keturunan?"

Deg. Setelah mendengar pertanyaan Luna barusan hati Rava seperti di tusuk oleh belati. Rava diam bingung ingin menjawab seperti apa.

"Jawab gue Rav," pinta Luna dengan suara lirih.

Rava menarik nafasnya dalam, "Iya gue tahu,"

Luna kembali mengeluarkan air matanya, ia tidak menyangka Rava menyembunyikan ini semua dari Luna, kenapa masalah seperti ini semua orang tidak memberitahunya?

Saat tangan Rava hendak menghapus air mata Luna, gadis itu langsung menjauhkan tubuhnya. "Apa selama ini juga lo tahu, kalau perselingkuhan nyokap gue sama bokap nya Deva adalah salah satu alasan Deva nyakitin gue?"

Lagi-lagi Rava diam dia bingung ingin menjawab seperti apa, tapi pikirnya saat ini belum waktunya Luna mengetahui semua. Ya, Rava harus menyembunyikan kebenarannya dulu.

"Iya gue tahu, selama ini Deva nyakitin lo karena dia gak terima nyokap lo hancurin keluarga Deva." Jelas Rava, tentu itu bohong, karena Rava belum siap memberi tahu yang sebenarnya.

Luna langsung menangis sesegukan saat itu juga, kenapa semua orang jahat padanya? Mereka menutupi semua kebenaran yang seharusnya ia tahu.

"Kenapa Rav? Kenapa lo sembunyiin ini dari gue? Gue berhak tahu, selama ini lo selalu marah kalau Deva nyakitin gue tapi lo sendiri sembunyiin semua alasan Deva melakukan itu. Kalau dari awal lo kasih tahu gue, gue gak akan menderita sejauh ini Rav," ucap Luna.

"Maafin gue Lun, tapi itu bukan hak gue untuk ngasih tahu lo."

Luna menatap Rava dengan tatapan kecewa, "Lalu selama ini kenapa lo selalu marah kalau Deva nyakitin gue?"

"Karena lo cewek yang pantas untuk di lindungi Luna,"

"Apa alasannya kalau gue harus lo lindungi?"

"Apa melindungi atau menolong seseorang itu harus ada alasan? Gue rasa nggak, itu manusiawi."

"Sebelumnya gue mau bilang makasih karena lo udah mau lindungi gue, tapi cara lo untuk melindungi gue tuh salah Rav, apa dengan cara lo gak kasih tahu gue tentang semua ini, itu bisa menyelesaikan masalah? Nggak Rav, justru semakin mempersulit dan merugikan satu pihak. Yaitu gue, selama ini gue yang selalu menderita karena hal ini yang kalian tutupi dari gue."

Rava tak bisa melihat Luna rapuh seperti ini, tapi mau bagaimana lagi Rava belum siap jika harus menyakiti Luna lebih dalam. Cowok itu langsung memeluk Luna erat, walaupun Luna memberontak tapi Rava tetap memeluknya, ia tahu gadis ini sedang rapuh.

"Gue minta maaf Luna, tapi semuanya udah terlanjur, nasi sudah menjadi bubur. Gue tahu gue salah, tapi saat ini bukan waktunya lo untuk menangis, lo harus selesaikan semuanya." Ucap Rava berbisik di telinga Luna.

Dengan sekuat tenaganya Luna melepas pelukan Rava, lalu cewek itu menghapus air matanya dan menatap Rava. "Ya gue emang mau menyelesaikan semua ini, gue udah capek selalu di permainan oleh takdir."

HURT [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang