Thirty One

85.5K 3.2K 73
                                    

Vote and komennya jangan lupa ❤️

Jika melepaskan dia sepenuhnya bisa menghadirkan kebahagiaan dalam hidupku, dengan berat hati akan aku lakukan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jika melepaskan dia sepenuhnya bisa menghadirkan kebahagiaan dalam hidupku, dengan berat hati akan aku lakukan. Saat ini yang aku butuhkan kebahagiaan untuk diriku sendiri, bukan kesedihan yang selama ini aku dapatkan.

Luna Nathoni•

Huhu itu senyum palsu yang sering Luna perlihatkan kepada semua orang guys'(

Happy reading...

Deva sedang duduk di sofa ruang tamu sambil memakan kue kering yang mama nya buat, cowok itu masih fokus pada layar TV. Sambil sesekali tertawa karena Chanel yang sedang ia tonton adalah tentang komedi.

Setelah acara di tv sudah selesai, tiba-tiba saja Deva diam, entah apa yang di pikirkan lelaki itu.

"Kenapa tiba-tiba gue kangen si Luna ya?" Gumam nya.

"Tapi kayak nya kalau gue suruh ke sini bagus juga, lumayan satu minggu ini gue gak sakitin dia." Ucapnya sambil menyeringai.

Cowok itu bangkit dari duduknya lalu beranjak ke arah dapur, menemui asisten rumah nya. "Bi?"

"Iya, kenapa den?"

"Sini deh,"

Bi Iyam---ART rumah Deva, itu mendekat, lalu Deva mendekatkan wajahnya ke kuping bi Iyam. "Eh aden teh mau ngapain? Jangan sok macem-macem den, bibi mah udah tua."

"Hah? Bibi ngomong apa sih? Deva cuma mau bisik-kin sesuatu. Jangan ngaco bi,"

"Eh bibi jadi malu,"

"Kurangin halu nya bi, yaudah sini Deva mau ngomong."

"Kenapa harus bisik-bisik atuh den? Ngomong biasa aja."

"Bibi bawel, udah sini."

Deva kembali mendekatkan wajahnya ke telinga bi Iyam. "Paham gak bi?"

"Kenapa harus bibi? Aden aja atuh,"

"Udah bi tinggal bilang iya doang, yaudah bibi telpon sekarang, Deva mau ke kamar."

"Iya bibi telpon,"

Deva mengangkat jempolnya sambil tersenyum menatap bi Iyam yang menuruti keinginannya.

∆∆∆

Di tempat lain Luna, Tasya dan Rava sedang asik makan di kantin. Keadaannya lumayan canggung, mungkin efek masalah yang kemarin terjadi tapi mereka berusaha untuk mencairkan suasana, tidak enak rasanya jika yang tadinya akrab tiba-tiba jadi canggung seperti ini.

HURT [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang