Vote and komennya jangan lupa ❤️
Happy reading...
"Apakah mama dan om Rama pernah menikah?" Tanya Luna dengan suara bergetar.
Toni diam sesaat, menghela nafas agar bisa mengatur emosinya. "Papa tidak tahu, kemungkinan iya dan bisa juga tidak. Karena setelah papa tahu semuanya, papa langsung bercerai dengan mama mu." Nada suara Toni mulai biasa.
Luna berusaha menahan semua rasa sakit di hatinya. Lalu ia kembali menatap sang papa, "Kalau Luna boleh tahu, papa bisa menebak dari mana kalau itu om Rama?"
"Kita cerita di balkon kamar kamu saja, ini sudah waktunya kamu mengetahui semua." Ucap Toni lalu melenggang pergi kearah balkon kamar Luna.
Luna diam sebentar, ia harus siap mendengar semua penjelasan papanya nanti. Dan siap tidak siap jika memang mamanya dan papa Deva pernah menikah, Luna harus ikhlas jika hubungannya harus kandas.
"Jadi gimana pa?"
"Kamu ingat saat kamu kelas 11 SMA? Papa pergi ke hotel di dekat bandara karena besoknya papa ada kerjaan keluar kota. Malam itu, saat papa baru sampai di hotel, papa melihat mama mu pingsan, dan di gendong oleh Rama lalu mereka berdua masuk, saat itu papa melihat jelas kalau Rama sedang mabuk, kelihatan karena dia jalan sempoyongan. Papa berusaha tidak berpikir negatif, namun pas pagi papa mau berangkat ke bandara, papa melihat mama mu lari keluar hotel lalu di kejar oleh Rama, dan sebelum dia lari papa sangat jelas mendengar mama mu bilang kalau Rama brengsek. Dan saat itu juga pikiran papa mulai kacau, namun papa kesampingkan itu semua agar papa bisa fokus bekerja." Jelas Toni panjang lebar.
Hati Luna perih mendengar penjelasan papanya, ia juga bisa lihat dari mata papanya ada kilatan kecewa dan emosi yang bercampur.
"Saat papa di luar kota, papa tidak hanya berkerja melainkan sambil mengurus perceraian dengan mama mu. Setelah kita bercerai, papa mendengar kabar kalau mama mu hamil. Padahal sebelum kita bercerai pun, papa tidak pernah melakukan hubungan intim dengan mama mu. Jadi semua kecurigaan papa itu bukan sebuah tuduhan,"
Saat mendengar ucapan Toni yang bilang mamanya hamil, Luna seperti di sambar oleh kenyataan yang begitu pahit saat ini. Kalau memang benar ibunya dan Rama selingkuh lalu memiliki keturunan, kemana anak itu? Seharusnya ia sudah lahir.
"Rava tahu semua soal ini pa?" Entah dorongan dari mana Luna menanyakan itu, padahal jelas-jelas Rava tidak ada sangkut pautnya disini.
Toni mengangkat bahunya tak tahu. "Kurang tahu, tapi bukannya Rava dan Deva pernah menjadi sahabat? Mungkin saja Rava tahu, karena Deva cerita sama dia. Dan mungkin juga ini alasan dia kenapa mau selalu jaga kamu. Cuma yang bikin papa bingung, saat papa meminta Rava untuk pacari kamu, dia selalu bilang gak bisa, tapi dia gak ngasih alasan apapun, entahlah." Ujar Toni.
"Kalau memang mama hamil, kemana anak itu pa?" Tanya Luna tak berniat membahas soal Rava.
"Entah, mungkin sudah di gugurkan."
"Di gugurkan?" Tanya Luna tak percaya.
"Mungkin, papa juga tidak tahu."
"Lalu apa alasan mama untuk selingkuh?" Lagi-lagi Tino menaikkan bahunya tidak tahu.
"Kenapa papa baru kasih tahu Luna sekarang pa? Selama ini Luna selalu di sakiti oleh papa dan di sakiti oleh Deva, tapi Luna tidak pernah tahu apa alasan kalian seperti itu, sampai akhirnya Luna memutuskan untuk sabar dan menerima karena Luna yakin cepat atau lambat semuanya akan kembali seperti dulu. Kalau dari awal papa kasih tahu Luna, Luna juga gak akan bantah perintah papa, karena Luna ngerti bagaimana ada di posisi papa saat itu. Dan papa gak perlu nyakitin Luna setiap hari," ucap Luna sambil menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURT [Sudah Terbit]
أدب المراهقين[Beberapa part udah di hapus secara random] Menyedihkan. Menyakitkan. Mengecewakan. Kira-kira seperti itulah gambaran kehidupan yang aku alami. Kehidupan yang penuh dengan air mata, hanya karena satu kesalahpahaman. Copyright 2019 @caca Start : 2 Ok...