Vote and komennya jangan lupa ❤️
Happy reading...
Flashback on
"Loh Tasya lo ko bawa-bawa tas ke kelas gue?" Tanya Luna bingung saat melihat Tasya membawa tas ranselnya lalu duduk di samping Luna.
Tasya tersenyum sekilas. "Gue pindah kelas. Jadi sekarang kita satu kelas deh." Ucapnya santai.
Luna melongo tak percaya, untuk apa Tasya pindah kelas?
"Ko bisa? Terus kenapa harus pindah kelas?"
"Ya bisa lah, tadi kan gue abis mohon-mohon sama kepsek dan guru BK. Gue pindah karena mau nemenin lo, gue tau di kelas ini gak ada satupun orang yang mau berteman sama lo."
Luna tersenyum senang, lalu tak terasa air matanya jatuh. Dia terharu dengan Tasya, sampai pindah kelas demi Luna memiliki teman.
Luna memeluk Tasya erat. "Tasya makasih. Harusnya lo gak perlu sampe pindah kelas, yang penting gue udah punya temen."
"Yaudah lah santai aja. Udah ah bentar lagi guru masuk." Ucapnya.
Luna mengangguk dalam pelukan Tasya, lalu cewek itu melepas kembali pelukannya.
Flashback off
"Jadi gitu Rav." Ucap Luna, setelah menceritakan tentang Tasya yang pindah kelas.
"Ko si Tasya jadi peduli gitu sih sama lo? Dia temennya si Melly kan?"
"Gue juga gak tau, tapi bagus dong jadi gue punya temen selain lo. Dan iya dia temennya Melly."
Rava mengangguk dan mengelus rambut Luna sayang. "Iya, yang penting lo bahagia berteman sama Tasya dan kalau dia jahatin lo, lo bilang sama gue." Rava menarik nafasnya dalam. "Bahagianya lo adalah bahagianya gue juga, dan kesedihan lo adalah kesedihan juga buat gue."
Luna diam, dia mencerna baik-baik ucapan Rava barusan. Luna merasakan hangat di hatinya.
"Rava boleh gue nanya?" Tanya Luna serius.
"Tanya aja."
"Kenapa lo sebaik ini sama gue?"
"Menjadi baik sama seseorang gak butuh alasan kan? Memang kenapa kita jadi baik? Bukan nya itu hal yang wajar?" Bukannya menjawab Rava malah bertanya kepada Luna.
"Iya gue tau, tapi-"
Brakk!!
Ucapan Luna terhenti tak kala pintu rumahnya tiba-tiba di buka seseorang begitu keras, Rava dan Luna menoleh kearah pintu ternyata pelakunya adalah Deva.
"Oh jadi ini yang kalian lakuin di belakang gue? Pinter ya lo Luna, main belakang sama Rava! Ternyata bukan nyokap lo aja yang jalang, anak perempuan nya juga sama TUKANG SELINGKUH! Bener sih kata pepatah, buah jatuh gak jauh dari pohonnya." Ucap Deva sinis.
Hati Luna teriris nyeri saat mendengar ucapan Deva, dan dia juga tidak mengerti kenapa Deva bilang kalau ibunya jalang? Seperti yang sering ayahnya bilang.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURT [Sudah Terbit]
Teen Fiction[Beberapa part udah di hapus secara random] Menyedihkan. Menyakitkan. Mengecewakan. Kira-kira seperti itulah gambaran kehidupan yang aku alami. Kehidupan yang penuh dengan air mata, hanya karena satu kesalahpahaman. Copyright 2019 @caca Start : 2 Ok...