SHE IS LOVE

1K 125 2
                                    

CHAPTER 9
SHE IS LOVE


Delilah menggegaskan langkah untuk memasuki rumahnya begitu dia selesai membayar ojek online yang ditumpanginya melalui aplikasi. Gadis itu baru saja pulang dari Magnolia. Tubuhnya sedikit basah lantaran gerimis yang turun saat dia hampir sampai di area perkampungan tempat dia tinggal. Beruntung dia sudah tiba di rumahnya sebelum gerimis menderas dan berubah menjadi hujan.

Ditekannya saklar untuk menghidupkan lampu dalam rumah sebelum gadis itu bergerak menuju dapur. Dia mengambil sebuah gelas yang ada di rak untuk mengisinya dengan air yang ada dalam dispenser. Namun sebuah sticky note berwarna kuning yang tertempel pada pintu kulkas membuat Delilah menunda niatnya untuk mengambil air.

Kak Lila, bunda tadi udah buat sup ayam dan cumi asam manis sebelum pergi.
Semuanya ditaruh di kontainer dalam kulkas.

P.S Es krim yang di freezer punya aku.
Jangan dimakan!

Delilah tersenyum membaca pesan yang ditulis adiknya. Gadis itu kemudian membuka pintu lemari pendingin dan diambilnya salah satu kotak makan berwarna merah dari sana yang berisi sup ayam. Setelah itu, dituangkannya sup itu ke dalam panci untuk dia panaskan.

Delilah baru ingat kalau hari ini ibu dan adiknya harus pergi ke Bandung untuk mengunjungi tantenya yang tiga hari lalu baru saja melahirkan. Gadis itu sudah ingin ikut. Tapi dia tidak bisa meninggalkan jadwal kuliah dan pekerjaannya di Magnolia. Jadilah dia harus tinggal sendiri di rumah hingga besok lusa.

Waktu di ponsel Delilah menunjukkan hampir pukul sebelas malam saat gadis itu selesai makan dan mencuci peralatan makannya. Dia pun memutuskan untuk mandi. Gerimis yang sempat membasahi tubuhnya membuat gadis itu tidak nyaman sehingga dia ingin segera membersihkan diri.

Suara air yang jatuh ke atas atap rumahnya jadi kian keras saat Delilah selesai mandi. Gemuruh di langit pun dapat dia dengar dari kamarnya. Diambilnya squishy unicorn pemberian Kara yang dia letakkan di atas meja belajar, kemudian diremasnya.

Entah berapa lama hujan malam ini akan berlangsung. Delilah berharap semoga itu tidak akan berlangsung terlalu lama karena Delilah sangat tidak menyukai hujan. Apalagi hujan yang disertai angin kencang dan petir yang memekakkan telinga.

Tiap kali hal itu terjadi, yang ingin dia lakukan hanyalah menyembunyikan tubuhnya di balik selimut dan menutupi telinganya dengan bantal. Namun dia tidak pernah bisa melakukan hal itu lantaran adiknya selalu memutar musik keras-keras dan mengajaknya menari sesuai irama musik untuk mengalihkan rasa takut dan cemas Delilah.

Tapi saat ini tidak ada Nayaka. Tidak ada orang yang akan membantunya meredakan kecemasannya. Yang sekarang dia punya hanyalah squishy pemberian Kara.

"Tenang, Lila. Ten... AAAKK!"

Belum sempat Delilah menyelesaikan kalimat untuk menenangkan dirinya sendiri, gadis itu tersentak kaget saat suara petir yang menggelegar tiba-tiba saja terdengar. Tubuhnya gemetar. Kedua kakinya pun lemas seketika sehingga membuat gadis itu jatuh terduduk di lantai. Squishy yang berada di tangannya turut terjatuh saat dia berusaha menutupi kedua telinganya dengan telapak tangannya.

Gadis itu kemudian melipat kedua lututnya di depan dada dan merapatkan tubuhnya pada dinding yang berada di samping meja belajar miliknya. Sambil masih menutup kedua telinganya dengan telapak tangan dan mata terpejam, dia menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

WRAPPED AROUND YOUR FINGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang