Dua Puluh Tujuh

972 111 14
                                    

"Dari siapa?"

Ting

Mas stefan

Mas rio menengok handphone yang tengah aku pegang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mas rio menengok handphone yang tengah aku pegang.

"Ini dari mas stefan, dia lagi main ke rumah"

"Terlihat akrab banget nduk dengan mas dan mbakmu"

Aku mengangguk. Iya alhamdulillah semua kembali baik baik saja setelah kamaren sempat bersitegang. Semoga persahabatan mereka langgeng.
Tanpa aku tau handphone sudah berganti alih ke tangan mas rio. Mengecek status chat whatsApp ku dengan siapa saja. Tiba tiba matanya melotot, lalu mengklik satu kontak.
Yang ternyata kontaknya sendiri.
Mas rio menatapku sengit. Lah kenapa ini orang?

"Kenapa?"

"Kontak stefan kamu kasih nama mas.  Giliran kontak mas kamu kasih nama bapak bos?" Tatapanya menajam. Membuatku kicep di tempat. Hendak menyuara pun susah, akhirnya hanya meringis ngeri.
Jarinya dengan lihai mengutak atik hp ku, mengganti kontaknya dengan nama mas ku. Hei.. Mas ku? Allahu robbii..

"Mas balas ya pesan si stefan..?"

Dia mengetik sesuatu di layar, aku yang emang kepo akhirnya menengok juga.

Me
Iya kami sudah di jakarta.
Itu keliatan banget ya keluarga bahagia.
Saya doakan semoga anda cepat seperti sahabat anda.
Saya doakan semoga celline cepat sadar dan sembuh lalu bisa membina keluarga yang bahagia.
Seperti saya dan yuki. Insya Allah😊

Hei..? Balasan macam apa ini? Seperti naskah pidato? Dan lagi.. o my my.. blak blakan sekali mas rio.

"Mas..!" Sungutku. Menarik hp dari tangannya. "Mas ih kelewatan tau nggak. Aku yang nggak enak jadinya.!"

Mas rio tersenyum lalu memegang tanganku. "Mas begini karena nggak mau kamu jatuh lagi nduk.. bagaimanapun dia sudah mempunyai kehidupan yang seharusnya. Kita sudah membicarakan ini kan sebelumnya.. kamu fokus ke mas, buka hati kamu buat mas"

"Tapi jangan kaya gini mas.. aku takut itu membuat persahabat mas hito dan mas stefan renggang"

"Mereka sudah dewasa yuki.. kami seumuran, kami laki laki . Mas tau apa yang mereka rasakan, dan tentunya sebagai lelaki dewasa ngga akan bersikap kekanakan."

"Tapi.." jari telunjuknya nangkring depan mulutku.

"Sst.. cukup fokuskan dengan hubungan kita. Mas nggak mau kehilangan kamu dan membiarkan kamu terjebak dalam keadaan yang menyakitkan lagi" mas rio memeluk ku erat. Ku balas pelukannya tak kalah erat.

Ting kembali mas stefan mengirimi ku pesan.

Mas stefan
Oh ini rio.
Maaf sudah mengganggu yuki.
Iya terima kasih doanya.
Semoga saya bisa bahagia dan move on dari yuki. 😊

Takdir atau Kesengajaan Belaka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang