Tiga Puluh

1K 110 37
                                    

Kejutan apa lagi yang akan kamu tunjukan wahai takdir?

Yuki Anggraini


Terangnya rembulan tak mampu menerangi malamku.
Indahnya bintang di langit juga tak mampu menghiasi tidurku.
Oh malam..
Andaikan aku bisa, aku ingin memiliki kantung doraemon. Agar aku bisa kembali ke waktu dulu, waktu di mana tawa menjadi pemeran utama dan tangisan menjadi figuran. Andai. Oh andai.
Lah elah yuk, lu lagi galau bukan lagi baca puisi. Ngapa juga bawa bawa si rembulan sama bintang? Lagian lu mau jungkir balik juga si doraemon nggak bakal nulung. Kartun cuk. Oke catet. Diem.
Iya diem, cuma beberapa menit. Lanjut lagi gulang guling di kasur sambil nangis macam orang PMS. Gegana gini amat yak. Gelisah pengen curhat tapi sama siapa. Galau memikirkan hati yang dibuat retak, rasanya nyesek. Merana karena bingung mau dibawa ke mana hubungan ini, padahal di hati sudah mantap untuk serius.
Takut ini hati tambah lebur ketika kita sudah benar benar serius tapi nyatanya yang diseriusin hanya main main, macam kumbang yang singgah hanya sesaat. Mas rio kumbang biadab ! Tapi cinta.. huaa

Ku lirik jam baru menunjukan pukul sembilan malam, biasanya si ariel jam segini belum tidur. Aku putuskan untuk menemui ariel di kamarnya.
Tau apa yang sedang ariel lakukan di dalam kamar kosnya? Ganti baju cuk. O m to the gat. Omegat ! Uwow banget. Semua serba gede, depan gede belakang gede. Kalo aku cowok sudah aku terkam dia lalu aku garap sampai pagi. Hahaha dikira bajak sawah yuk? Anjir.

"Eh kampret, kalo mau pamer sekalian ini pintu dibuka" aku langsung tiduran di atas kasur setelah menutup pintu.

Setelah baju tidur tanpa lengannya terpasang, dia ikut tiduran di sampingku. Memeluk ku erat. Tumben amat ini bocah meluk?

"Gue mau curhat" ujar kami bebarengan. Lalu ngikik bersama.

"Loe dulu deh, kayanya lagi seneng nih?" Ku picingkan mata yang diangguki ariel antusias. "Coba cerita.."

"Tadi stefan ngajak gue jalan"

Aku tergelak. What? Apa?

"Iya, dia ngajak gue jalan. Minta maaf atas yang dulu dulu. Lalu.."

Aku menaikan satu alisku "lalu?"

Dia nyengir. Lalu nyengir nih? Mana ada habis minta maaf nyengir. Kampret.

"Dia nembak gue"

"Terus loe terima?"

Ariel mengangguk. Double shit ! Sudah tau itu perjaka. Bukan tapi duda. Duh bukan duda juga. Terus apa sebutannya? Sebut saja mawar. Stefan mawar. Mantul ! Dia sudah tau si stefan mawar sudah berbuntut dan punya wanita kok mau maunya dia terima si stefan kembang mawar?

"Kenapa?" Aku bangkit lalu duduk. Ariel pun sama. Kami berhadapan.

"Apanya yang kenapa?"

Lah ditanya malah balik nanya. Aku tonyol juga ini bocah.

"Awh ish sakit kuy !" Ariel mengusap kepala bekas toyolanku.

"Loe bego apa gimana sh nyet? Jelas jelas dia udah ada buntut, udah ada pawangnya. Nggak mikirin perasaan pawangnya? Dia cewek lho, loe juga cewek. Seharusnya kita sebagai cewek harus saling mengerti perasaan. Coba bayangin deh, loe di posisinya celine. Tiba tiba setelah bangun posisi loe diganti wanita lain, perasaan loe gimana? Loe rela?"

Ariel diam.

"Emang cio butuh sosok ibu, tapi yang berhak itu cuma celine dan keluarganya. Bukan kita yang tiba tiba masuk gantiin posisi tapi nggak mikirin perasaannya. Sakit nyet. Pasti sakit."

"Tapi gue udah ketemu celine, gue juga udah tau keluarganya stefan. Mudah buat gue buat balikan lagi kaya dulu"

"Loe cinta sama dia?"

Ariel mengangguk.

"Loe siap nerima segala kekurangannya?"

Dia mengangguk.

"Udah ikhlas nerima cio sebagai anaknya?"

Diam.

"Udah siap kalo suatu saat celine bangun lalu mengusir loe terus gantiin posisi loe seperti loe yang gantiin posisi dia?"

Diam lagi. Kemana ariel yang cemrewet?

"Gue nggak tau yuk. Gue terima dia karena waktu itu gue bener bener pengen balikan sama dia" lirihnya menunduk. Langsung ku rengkuh tubuhnya dalam dekapanku. Dia menangis lirih.

"Gue nggak mau sahabat gue dicap cewek nggak baik, gue nggak mau sahabat gue jadi pelakor, gue nggak mau sahabat gue tersakiti lagi. Gue udah tau rasanya sakit, jangan sampai loe mengulanginya lagi. Gue mohon pikirkan baik baik ril.."

Dia mengangguk, pipinya basah karena lelehan air matanya. Nggak kuat cuk. Aku yang dasarnya cengeng pun ikut menangis.
Tangisan ariel sudah berhenti namun nggak denganku. Aku masih menikmati senggukan yang memilukan. Ariel menatap lekat mataku, tangannya terulur mengusap liquid di pipiku.

"Loe kenapa?"

"Gue.."

Dia memegang kedua bahuku, lalu ditatapnya aku sekali lagi. "Cerita yuk.. gue dengerin.."

Lalu mengalirlah ceritaku tentang kejadian bersama mas rio. Dia berdecak.

"Kok gitu banget sh si bos?" Tanyanya setelah ceritaku berakhir.

"Aku nggak tau.. setelah dia mengakui masih mencintai dan menyayangi sarah, sikapnya mendadak berubah seratus depalan puluh derajat. Bahkan komunikasi kami kembali seperti semula layaknya bos dan karyawan."

"Yang aku tau ada dua alasan cowok masih menyimpan kenangan mantan . Belum bisa move on dan pengen balikan. Sama lupa kalo masih menyimpan kenangan tersebut karena sangkin lamanya waktu dan sikapnya yang sebodo amat."

Shit ! Mas rio masuk alasan pertama. Belum bisa move on. Oh gusti.. kok makin sesek ini hati.. makin deres juga hujan dari mataku.
Rasa rasanya aku butuh sosok lelaki berponi. Idoy.. help me.

Ting pesan wa masuk ke hp ku, terpampang satu pesan dari mas ku. Bahkan aku lupa untuk mengganti nama kontaknya seperti semula.

Mas ku
Yuk..
Kamu di mana?
Saya udah di depan gerbang.

Haha aku tertawa miris. Untuk apa?
Ariel menatapku bingung. Aku pun sama bingungnya ril.

"Dari bos" lirihku. Ariel langsung menepuk jidatnya, lalu mendorongku keluar menemui mas rio.
Di dalam mobil mas rio hanya tersenyum pada kami -aku dan ariel- kemudian menyuruhku masuk dengan ucapan singkatnya 'masuk' .
Sumpah menyebalkan sekali ini orang. Bossy. Tapi hanya padaku. Dua hari ini setelah pengakuan kampretnya itu.

"Kita mau ke mana?"

Mas rio hanya diam, fokusnya pada jalanan di depan. Anjir. Tampol sandal nyaho lu ! Ish

"Kita mau ketemu seseorang" jawabnya dua luluh menit kemudian.
Sudah expaired pertanyaanku mas !
Dan aku pasrah mau dibawa ke mana. Termasuk hubungan ini mas. Mungkin beberapa jam ke depan, kamu akan mempertemukan ku dengan masa lalumu entah siapa. Sarah mungkin.







Yuhu.. ujan gede di rumahsakit. Pengalaman pertama. Rasanya sedikit horor😱

Salam poninya idoy👩

Takdir atau Kesengajaan Belaka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang