Tiga Puluh Dua

1.1K 110 10
                                    

Usaha memang tak menghianati hasil.

Rio Haryanto

Yuki Anggraini, perempuan yang menjungkir balikan dunia the rio haryanto. Dunia yang dulu hanya menempatkan wanita pada posisi ketiga setelah keluarga dan karir namun dengan kurang ajarnya dia menyerap fokusku hanya padanya, menjadikan dirinya sebagai pengendali diriku.
Jika mengingatnya memang lucu, ambisiku yang ingin membahagiakannya, membuat aku harus mengetat pengeluaran. Maafkan mas sayang, bukan berarti mas pelit.
Sebagian penghasilan kedai dan gaji dari the kiky productions aku tabung untuk membiayai hidupnya di masa depan.  Sisanya dan tabungan terakhir dari dunia balap -fakum- aku gunakan untuk hidup sehari hari dan juga modal usaha yang dibangun awal april.
Karenanya juga aku menjadi sosok yang romantis, menyusun rencana dengan meminta bala bantuan dari sahabat bahkan rival dan mantanku untuk berpartisipasi mengerjai gadisku. Oh gadisku.. sejujurnya mas terpaksa.
Dan semua berhasil. Tepat di hari ulang tahunnya, kami sukses. Dia terharu dengan jerih payahku.
Oh perlu kalian ingat, susah payah aku belajar bernyanyi dan berlatih mengucap wiil you marry me my girl yang alhamdulillah terucap tanpa gerogi seminggu yang lalu.
Haha jangan menertawaiku, kalian pun akan sama man ! Aku jamin.
Yuki Anggraini, dua kata yang akan terpatri selamanya di hatiku. Menjadi ratu di singgah sana istanaku.
Yuki Anggraini si manis lucu, bahkan untuk mengalihkan pandangan pun mataku enggan. Apa yang kamu lakukan padaku yuki..?

"Makan chawan mushi"

Yuki melepaskan seatbelt lalu menghadapku.

"Mas..! Ih tadi nanya pengen makan apa, sekarang diem." Dia mencebik, bibirnya maju beberapa senti. Membuatku gemas untuk mengecupnya.

"Mas ih malu. Kalo di parkiran ada yang liat gimana?"

Oh lucunya..

"Orang sepi juga, yaudah ayok turun. Makan dulu biar kuat dalam perjalanan."

Dan karenanya juga aku rela menurutinya pulang ke semarang menggunakan mobil. Setelah lamaran ala ala rio, kami memberitahu kedua orang tua kami. Alhasil kami disuruh pulang untuk membicarakan acara tunangan.

"Enak?" Tanyaku disela sela makan chawan mushi. Yuki mengangguk. Dia duduk di depanku memegang posesif cangkir chawan mushinya. Iseng ku ulurkan tangan menarik cangkirnya yang dibalas delikan matanya.

"Mangkanya pesen, jangan cuma kopi" yuki menjulurkan lidahnya.

Aku mengambil handphone, mengarahkan kamera belakang padanya tanpa sepengetahuannya.
Namun dia mengetahui aksiku, malu man.

"Mau diem diem ala hengpon jadul yah? Sini sini, foto aku." Dia berpose peace di kanan kiri pipinya, pandangan matanya ke kanan seolah olah candid.

"Idih pede banget kamu nduk, orang mas lagi sms mami biar langsung ke rumahmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Idih pede banget kamu nduk, orang mas lagi sms mami biar langsung ke rumahmu." Dengan segara aku ganti membuka pesan percakapan antara aku dan mami lalu ku sodorkan ke hadapannya. Dia langsung cemberut.

Takdir atau Kesengajaan Belaka?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang