28) CAMER

1K 45 1
                                    

VOTE, COMEN AND SHARE🙏



"Ku usahakan orang tua ku akan menjadi orang tua mu juga"

-AlricoWijaya-



Tibalah bang Anton dan Rain di kediaman Al.

"Assalamualaikum" salam bang Anton setelah mengetuk pintu.

"Santai aja" ucap bang Anton pada Rain yang sedari tadi memeluk erat lengannya karena merasa gugup

"Wa'alaikumsalam" pintu terbuka lalu menampakan wanita paruh baya dengan wajah yang masih terawat.

"Ayo masuk" ajak Ninda.

"Makasih" adik dan kakak itu pun langsung masuk dan berjalan menuju meja makan.

Bagaikan pinang di belah dua, mereka sangat mirip sekali. Itu yang pertama kali terlintas di otak Rain ketika melihat dua pria yang sedang berdiri di meja makan menyambut kedatangan mereka.

Al menatap Rain dengan pandangan tak biasa, gadisnya sangat cantik malam ini, gadisnya tampak cantik dengan gaun hitam dan polesan make up yang masih terlihat natural.

Sedangkan pada penglihatan Rain, lelakinya sangat rapi malam ini dengan setelan jas warna hitam entah di rencanakan atau  kebetulan mereka menggunakan warna baju senada.

"Eekkhm" deheman pria dengan tubuh tegap nan gagah yang mulai menua menyadarkan aksi tatapan kagum Al dan Rain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eekkhm" deheman pria dengan tubuh tegap nan gagah yang mulai menua menyadarkan aksi tatapan kagum Al dan Rain.

"Silahkan duduk"
Mereka duduk di tempat masing-masing, dengan Al yang duduk samping Rain, bang Anton yang duduk berhadapan dengan Rain, Ninda yang berhadapan dengan Al dan kepala keluarga yang duduk lurus memecah pertengahan mereka.

"Saya ayahnya Al, wijaya" salam kenal ayah Al membuka percakapan.

"Rain"

"Anton, abangnya Rain"

Kedua kakak adik itu memperkenalkan diri dengan Rain yang bersikap ramah dan Anton yang ramah namun masih terlihat tegas.

"Cantik" puji Wijaya ketika melihat Rain.

"Kamu gadis pertama yang dibawa Al untuk makan malam bersama kita" lanjut Wijaya.

"Makasi om" Rain menunduk menyembunyikan rasa malu.

"Panggil aja ayah, biar sama kaya Al"

Mereka semuapun makan dengan tenang, hanya dentuman sendok dan garpu yang saling bertemu yang terdengar.

"Jangan nunduk terus, entar mahkotanya jatuh" bisik Al yang sedaritadi memperhatikan Rain yang setia menunduk.

Rain tersenyum di balik kunyahannya, laki-laki ini tak berhenti menggombalinya bahkan didepan orang tua dan abangnya.

The Dark [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang