"Laki-laki sejati tidak akan mati sebelum berjuang. Semangat!! "
-AlricoWijaya-
Pagi ini setelah Rain menunaikan ibadah sholat subuh ia langsung besiap-siap memakai baju sekolah setelah semua beres Rain menuju ke bawah untuk sarapan bersama bang Anton.
"Abang kayaknya gak bisa anter kamu dek" ujar bang Anton sambil meminum kopinya.
"Kenapa? " tanya Rain lalu melahap nasi goreng yang ada di piringnya.
"Abang ada meeting pagi, kamu berangkat sendiri gakpapa kan? Atau mau berangkat sama Ardo biar ntar abang telponin"
"Gak usah bang, Rain bisa naik motor sendiri" jawab Rain.
"Motor yang mana? " tanya bang Anton.
"Motor maticlah bang"
"Ngomong-ngomong motor kebanggaan kamu gak pernah di pakek, udah bosen? " tanya bang Anton pada Rain.
"Males" singkat Rain.
"Ya udah abang berangkat dulu ya, assalamualaikum " pamit bang Anton lalu mengecup kening Rain.
"Waalaikumsalam " Rain melanjutkan sarapannya.
Ketika Anton keluar dari rumah ia melihat sesosok pemuda berdiri di depan gerbang rumahnya, dengan penasaran Anton menghampiri pemuda tersebut.
"Cari siapa? " tanya Anton dingin.
Pemuda tersebut berdiri dari sandaran motornya lalu bersalaman dengan Anton.
"Saya mau cari Rain om" ujarnya sopan.
"siapanya Rain?" tanya Anton masih dengan nada dingin.
"Saya Al, temennya Rain om"
yaa.. Pemuda tersebut adalah Al, pagi ini ia berniat berangkat bareng dengan Rain mengingat kemarin ia sudah tau rumah Rain."Saya abangnya Rain, panggil bang Anton jangan om" ucap Anton yang tak terima di panggil om-om oleh Al.
"Raiinnn" teriak Anton memanggil Rain.
Sedangkan di dalam rumah Rain sedang menikmati sarapannya namun suara teriakan bang Anton membuat Rain langsung bergegas ke depan.
"pasti bang Anton kelupaan sesuatu deh ni" geram Rain yang sudah tau kebiasaan abangnya jika buru-buru pasti ada saja yang kelupaan.
Saat Rain sampai di depan ia melihat abangnya sedang bicara dengan.... Al?
Apa Rain tidak salah lihat? Mengapa lelaki itu ada di rumahnya?"Ngapain lo? " tidak ingin penasaran Rain langsung to the point pada Al.
"uusstt Rain gak boleh ketus gitu dong sama tamu" peringat bang Anton.
"Gue kesini mau jemput lo, kata bang Anton lo gak ada temen berangkat dan alhamdulillah kebetulan gue kesini ya udah gue berbaik hati nawarin lo tumpangan" jelas Al dengan cengirannya.
"Kamu berangkat sama Al ya... abang kerja dulu takut telat" bang Anton pun memasuki mobilnya dan meninggalkan pekarangan rumah.
Kini tinggal Rain dan Al yang di luar.
Rain masih setia menatap Al dengan wajah datarnya dan Al masih setiap menatap Rain dengan senyum andalannya.
"Gue bisa berangkat sendiri" kata Rain lalu masuk ke dalam rumah tanpa memperdulikan Al.
"Sabar Al" gumam Al menyabari diri sendiri.
Rain keluar dengan tas yang ada dipundaknya beserta jaket yang sudah terpasang di tubuhnya dan kunci motor yang di genggam oleh tangan mungilnya.
Sekilas ia melihat Al yang masih setia menunggu di depan gerbang rumahnya, Rain mendengus kesal ia menaiki motornya lalu keluar tanpa memperdulikan Al yang memanggilnya.
Al mengikuti Rain dari belakang."Woii gue nungguin lo dari tadi dan dengan teganya lo ninggalin gue" teriak Al dari balik helm full face nya.
Rain tidak memperdulikan ucapan Al, ia fokus mengendarai motornya.
Motor matic dan sport yang saling beriringan itu tiba di sekolah bersamaan.
Rain turun di ikuti oleh Al yang buru- buru mencekal tangan gadis itu karna hendak meninggalkannya lagi.
"Etdah buru-buru amat neng, tunggu gue bisa gak sih? " kesal Al.
"Gak" jawab Rain lalu menghentakan genggaman tangan Al dari tangannya
Rain lalu berjalan terlebih dahulu menghiraukan teriakan Al yang terus memanggil namanya.Sesampainya Rain di depan kelas ia berbalik melihat Al yang masih setia mengikutinya, Rain lalu memasuki kelasnya Tanpa memperdulikan Al yang masih menunggunya.
Rain duduk di bangkunya lalu mengeluarkan buku dan fokus membacanya.
"lo gak mau bilang terimakasih gitu? Atau lo lupa caranya berterimakasih?" suara Al membuat Rain mendongak menatap Al yang sudah berdiri di depannya.
"Makasih" Rain kembali menatap bukunya.
"Gak ada ekspresi lain gitu? " tanya Al geram.
"Gak usah ganggu Rain" perintah Adel secara tiba-tiba lalu mendorong Al keluar dari kelasnya.
"Lo apaansih dateng-dateng ganggu gue aja" kesal Al.
"Gak usah ganggu Rain, dia gak bakalan mempan sama gombalan receh dari playboy cap kakap kaya lo !! " tegas Adel dengan suara cemprengnya.
"Eh mbak, jangan sok tau deh. Bay" Al meninggalkan Adel tanpa memperdulikan ocehan gadis tersebut.
Adel masuk lalu duduk di samping Rain.
"Lo kenal? " tanya Rain pada Adel
"Siapa? " bukannya menjawab Adel malah balik bertanya, Rain juga sih yang salah nanyak kok singkat banget.
"Al" jawab Rain tanpa mengalihkan pandangannya dari buku.
"Siapa sih yang gak kenal Al? Hello... Cowok cakep tapi playboy kelas kakap kaya dia tu udah terkenal dan di cap sebagai most wanted sekaligus bad boy di sekolah kita" jelas Adel dengan heboh.
"Oh" jawaban Rain berhasil membuat Adel gereget sendiri dengan temannya ini.
"untung temen kalo gak udah gue bacok lo" geram Adel yang sayangnya tersangkut di tenggorokan.
Bel masuk berbunyi, pelajaran pertama di kelas XI Ipa 1 adalah bahasa indonesia.
"Selamat pagi anak-anak" sapa bu Mala sebagai guru bahasa indonesia.
"Pagi buuuu" jawab serempak semua murid yang ada di kelas.
"Hari ini materi kita adalah puisi, dan ibu minta kalian cari buku tentang puisi di perpustakaan dan buat puisi sendiri". perintah bu Mala mebuat sebagian murid senang dan sebagian lagi malas karna harus membuat puisi.
"Bu guru tinggal dulu karna ada urusan di luar, kalau sudah selesai silahkan kumpulkan di meja bu guru dan untuk ketua kelas tolong koordinir teman-temannya" pamit bu Mala.
❄❄❄
Di waktu yang bersamaan kelas XI Ips 2 sedang jamkos (jam kosong) di sebabkan oleh guru matematika tidak hadir karena kurang sehat, maklum saja guru matematika yang bernama Pak Nyoman ini sudah berusia jadi rentan dilanda penyakit.
"ketempat biasa yuk" ajak Bimo pada Al dan Dimas.
Disinilah 3 Most wanted Tunas Bangsa berada, Rooftop.
"Gimana pendekatan lo? " kata Dimas pada Al, membuka obrolan.
"Belum ada kemajuan sama sekali" timpal Bimo sambil terkekeh.
"Lagian playboy kayak lo mana bisa naklukin hati ratu es kayak Rain" kini Dimas yang mengejek Al.
"Gue pasti bisa!! " semangat Al yang sedari tadi hanya diam.
TBC
VOTE AND COMEN🙏

KAMU SEDANG MEMBACA
The Dark [COMPLETE]
Teen Fiction-TAHAP REVISI- "Setidaknya aku sudah menjelaskan yang sejujurnya padamu, percaya atau tidak, kecewa atau tidak, itu hak mu"-Raina Aurora N. "Aku percaya, tapi aku meragukan perasaanmu" - Alrico Wijaya Berawal dari rasa penasaran yang membuat ia jat...