.
.
.
.
."Happy anniversary Aca!" Jaehyun mengecup pipiku sekilas. Pria itu tersenyum hangat lalu mengelus rambutku yang masih basah karena baru selesai mandi.
Aku ikut tersenyum, sambil menjauhkan tangannya dariku, "Happy anniversary juga suami."
Jaehyun terkekeh pelan. Ia mengambil sesuatu di balik setelan jas yang ia gunakan, "Buat kamu Ca," Katanya sambil menyerahkan kotak kecil berwarna merah padaku.
Aku mengernyit, "Apa ni?"
"Menurut kamu?" Tanyanya balik, "Buka aja coba kalau penasaran."
Tanganku membuka kotak kecil itu, "Jaehyun," Kataku pelan. Bahkan lebih terdengar seperti bisikan. Aku reflek menghambur memeluk Jaehyun saat tahu isi dari kotak itu.
Aku merasakan tangan Jaehyun membalas pelukanku, "Aku nggak tau mau kasih apa Ca di hari aniv kita. Tapi tiga hari yang lalu aku denger kalau kamu mau kalung itu," Jaehyun memberiku kalung liontin yang sudah aku inginkan beberapa hari belakangan ini. Tidak mudah untuk mendapatkan kalung ini. Karena aku dengar kalung ini hanya dibuat dengan jumlah terbatas, "Kamu nangis sayang?" Tanya Jaehyun saat mendengar isakan kecil yang keluar dari mulutku. Bukan kesedihan, melainkan aku terharu dengan apa yang Jaehyun lakukan untukku di hari ulang tahun pernikahan kami yang keenam tahun.
Aku melepaskan pelukan Jaehyun. Membuat kami berdua saling bertatapan, "Makasih Jae."
Jaehyun tersenyum. Pria berlesung pipi itu mencium bibirku. Lalu merengkuh pinggangku ke dalam pelukannya. Tanganku reflek begitu saja mengalung pada lehernya. Bahkan Jaehyun tidak segan-segan mengusap rambutku yang basah dengan tangannya.
Setelah beberapa menit saling tertaut, aku menjauhkan wajahku dari Jaehyun, "Kita harus kerja Jae," Kataku sambil terkekeh. Hampir saja kami kebablasan kalau aku tidak lebih dulu menjauh dari laki-laki itu.
Jaehyun berdecak pelan, "Satu hari libur dulu nggak apa-apa kali Ca."
Aku menggeleng, "Kamu ada meeting, aku juga ada pasien," Pasien yang kumaksud adalah hewan-hewan lucu dan menggemaskan. Yap! Aku ini seorang dokter hewan. Sedangkan Jaehyun CEO dari perusahaan yang banyak mencetak model dan artis-artis terkenal atau biasa disebut agensi.
Aku berjalan menjauhi Jaehyun untuk mengambil pakaian kerjaku di lemari. Sambil menungguku bersiap, aku menyuruh Jaehyun untuk sarapan lebih dulu di bawah.
Begitu selesai bersiap, aku menghampiri Jaehyun sambil membawa kalung liontin yang ia berikan tadi, "Sini aku pakein," Ujar Jaehyun saat melihatku sedang berusaha untuk memakainya.
Aku memberikan kalungnya pada Jaehyun. Mempersilahkan pria itu untuk memakaikannya di leherku, "Cantik Ca," Katanya, "Makasih ya."
"Kok kamu yang makasih? Akulah yang makasih. Makasih udah dibeliin kalung secantik ini."
"Bukan itu maksud aku," Ralat Jaehyun.
"Terus?"
"Makasih udah ada di sisi aku selama 6 tahun ini. Maaf kalau selama kita menikah, aku belum bisa membahagiakan kamu."
Aku tersenyum tipis, "Aku juga mau makasih sama kamu Jae karena udah sabar dan terus ada di sisi aku. Tapi asal kamu tau, menikah dan hidup berdampingan sama kamu itu salah satu hal yang membahagiakan buat aku," Aku menghela napas pelan, "Dan maaf karena sampai sekarang, aku belum bisa kasih kamu anak."
Jaehyun meraih tanganku. Menarikku dan membawaku ke dalam pelukannya.
Sesungguhnya aku merasa bersalah pada Jaehyun dan keluarga besarnya. Karena sudah 6 tahun menikah, kami belum juga memiliki keturunan. 4 tahun belakangan ini, aku dan Jaehyun sudah melakukan segala hal supaya aku bisa cepat hamil. Tapi sepertinya Tuhan belum mengizinkan kami berdua untuk menjadi orang tua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfiction"Kamu terlalu sibuk dengan dirimu sampai kamu lupa kalau ada aku," -Jaehyun Pratama