E M P A T B E L A S

5.2K 737 224
                                    

Setelah chapter ini, chapter-chapter selanjutnya nggak akan panjang panjang gaes wordnya. Paling 600 an. Hehehe.

Ayo tebak-tebakan bakal gimana kelanjutan cinta Jaehyun sama Aca!
.
.
.
.
.

Pagi ini perasaanku benar-benar tidak tenang. Setelah menerima pesan yang dikirimkan oleh nomor tidak dikenal, aku terus berpikiran hal yang buruk tentang Jaehyun.

"Aw," Aku meringis kecil saat jariku tidak sengaja teriris pisau yang sedang kupegang.

Hari ini niatnya aku ingin membuat sarapan untuk Jaehyun dan mengajaknya berbicara berdua mengenai pesan semalam.

"Ca, kemeja aku yang warna navy di mana ya?" Jaehyun datang kearahku dengan bathrobe yang membungkus tubuhnya.

"Kayaknya masih di dalam koper," Kataku, "Kamu tunggu kamar, nanti aku ambilin," Aku berjalan kearah wastafel dan mencuci jariku yang terluka.

"Tangan kamu kenapa?" Tanya Jaehyun saat sadar dengan apa yang aku lakukan.

"Keiris. Udah ayo ke kamar, aku cariin."

Jaehyun menahan tanganku yang akan pergi, "Duduk sini. Aku bakal minta Luna buat bawain obat merah," Jaehyun menelpon Luna. Dan tidak berapa lama kemudian Luna datang sambil membawa obat merah beserta plasternya.

"Makasih ya Lun. Kamu boleh langsung pergi. Biar saya yang obati Aca."

Luna mengagguk paham lalu pergi meninggalkanku dan Jaehyun.

Jaehyun berjongkok di hadapanku dan mulai mengobati lukaku.

Aku diam termenung dengan perlakuan Jaehyun. Apa benar Jaehyun selingkuh?

Tapi sikapnya selama ini tidak pernah menunjukan adanya tanda-tanda kalau ia bermain dengan wanita lain di belakangku. Ya meskipun Jaehyun beberapa kali pernah pulang malam, tapi aku pikir itu karena tuntutan pekerjaan.

"Jaehyun," Panggilku pelan yang hanya dibalas deheman oleh laki-laki itu.

"Ada apa Ca?" Tanya Jaehyun akhirnya saat tidak mendapat respon balik dariku.

Aku menggigit bibir bawahku ragu. Haruskah aku tunjukan pesan semalam kepada Jaehyun? Atau menyimpannya sendiri lagi?

"Kamu mau ngomong apa? Bilang aja sama aku," Pinta Jaehyun, "Ingat semalam aku sempat bilang sesuatu ke kamu? Aku bakal dengar semua keluh kesah kam---"

"Kamu selingkuh?" Tanyaku to the point yang membuat Jaehyun mendadak bungkam.

"Jae, jawab aku," Kataku pelan dan menunggu jawaban dari suamiku.

Aku menghela napas gusar saat Jaehyun tak kunjung menjawab, "Aku anggap diam kamu itu jawaban."

Jaehyun menggenggam kedua tanganku, "Engga. Aku nggak selingkuh."

Aku masih menunggu kelanjutan ucapan Jaehyun.

"Aku benar-benar nggak selingkuh Ca. Di hati aku cuma ada kamu," Katanya meyakinkanku, "Lagian kenapa kamu tiba-tiba nanya gini? Kamu udah nggak sayang sama aku?"

Aku memejamkan mataku rapat. Berusaha menenangkan pikiranku yang sedang kacau, "Aku sayang kamu Jae. Mungkin ini cuma ketakutan aku aja," Aku menjauhkan tanganku dari Jaehyun, "Maaf nanyain kamu yang aneh-aneh. Aku mau lanjut masak dulu ya?"

"Aca, kamu serius nggak apa-apa? Apa ada orang yang bilang sesuatu sama kamu sampai-sampai kamu berpikir sedemikian?"

Aku menggeleng.

"Ca, kamu sama aku udah lama berumah tangga. Aku tau mana kamu yang bohong dan engga."

"Semalam ada yang ngirimin aku pesan. Dan itu tentang kamu."

"Pesan?"

Aku mengangguk dan mengeluarkan ponselku yang berada di kantung celana, "Baca aja sendiri," Ujarku sambil menyerahkan ponselku pada Jaehyun.

"Nggak usah di percaya pesan ini Ca," Ucap Jaehyun setelah membaca pesan yang mengganggu pikiranku semalam sampai-sampai aku tidak bisa tidur, "Itu cuma kelakuan orang iseng yang kurang kerjaan."

Jaehyun kembali menyerahkan ponselnya padaku, "Kamu harus percaya sama aku. Aku benar-benar nggak selingkuh. Kamu tau kan kita udah lama menikah? Mana mungkin aku selingkuh sama wanita lain kalau aku punya wanita sebaik kamu di samping aku," Jaehyun membawaku ke dalam pelukannya, "Aku cuma cinta kamu Nayasa."

Aku membalas pelukan Jaehyun dan berusaha percaya padanya.

"Hari ini hari terakhir kita liburan di Lombok. Gimana kalau kita jalan berdua?" Tawar Jaehyun.

Aku mengangguk, "Aku ganti baju sama selesain masaknya dulu ya? Bunda kan belum sarapan."

"Oke."

30 menit kemudian, aku dan Jaehyun berjalan-jalan disekitar pantai.

Tangan Jaehyun tak lepas merangkulku.

Suara deburan ombak mengiri setiap langkahku dan Jaehyun.

Sudah lama aku tidak menikmati hari yang tenang seperti ini dengan Jaehyun.

"Andai kita punya anak. Pasti bakal lebih bahagia ya Jae," Ujarku.

Jaehyun menghela napasnya, "Bahkan tanpa anakpun, aku udah bahagia. Asal itu sama kamu."

Aku hanya tersenyum tipis kearah Jaehyun.

"Pak Jaehyun?"

"Shila?" Ucap Jaehyun ketika melihat Shila sudah berdiri di depan kami, "Kamu ngapain di sini sendirian?"

Shila tersenyum, "Nggak apa-apa. Cuma pengen nyari udara segar," Shila melihat kearahku, "Selamat pagi bu Aca."

Aku membalas Shila dengan senyuman kikuk. Rasanya sangat aneh bertemu Shila setelah apa yang ia katakan tentangku dengan teman-temannya kemarin malam.

"Kita duluan ya Shil," Pamit Jaehyun sambil menggandeng tangan kananku.




























Tanpa diketahui Aca, tangan kanan Jaehyun yang bebas tiba-tiba saja di raih Shila. Membuat Jaehyun mau tidak mau menghentikan langkahnya, "Aku cemburu..." Lirih Shila.

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang