.
.
.
.
.Ya, Aca hamil di saat yang tidak tepat menurutnya. Tapi bukan berarti ia membenci janin yang kini tumbuh di rahimnya. Aca tidak sejahat itu. Hanya saja ia merasa ini bukanlah waktu yang tepat untuk hamil. Apalagi di saat ia dan Jaehyun akan berpisah. Disaat sang Ayah sudah tidak mencintai Bundanya lagi, janin ini hadir.
Aca tahu dirinya hamil saat pertengkaran hebatnya dan Jaehyun terjadi. Lebih tepatnya saat Aca jatuh sakit. Ia merasa saat itu dirinya benar-benar mual dan pusing. Aca pikir ini karena ia terlalu stress saja. Tapi setelah ia memeriksakan diri diam-diam ke dokter, Aca dinyatakan hamil.
Karena ia sudah terlanjur kecewa dengan Jaehyun, Aca mengurungkan niatnya untuk memberitahu suaminya itu. Ia bahkan tetap bertekad untuk cerai dengan Jaehyun meskipun tengah berbadan dua.
Rumah tangganya terlalu rumit jika dipertahankan. Apalagi jika salah satu dari mereka sudah tidak saling mencintai.
Percuma saja. Sebaik apapun mengancingkan kemeja, jika yang pertama sudah salah maka tidak akan ada gunanya.
Begitupun dengan rumah tangga Jaehyun dan Aca.
Aca pikir jika ia bertahan dengan Jaehyun hanya demi anak ini, hasil kedepannya tidak akan baik. Semua sudah hancur.
Biarlah Aca membesarkan dan mengurus anaknya sendiri, ia tidak butuh laki-laki brengsek seperti Jaehyun.
"Kamu di sini?" Aca sedikit kebingungan saat melihat Minhyun berdiri di depan kantor polisi.
Minhyun tersenyum, "Iya. Aku khawatir sama kamu."
Aca ikut mengangkat kedua sudut bibirnya, "Aku nggak apa-apa."
"Jaehyun gimana?" Tanya Minhyun.
"Jaehyun juga baik," Kata Aca, "Kita mau tetap di sini terus? Atau mau nyari tempat ngobrol yang enak?"
Minhyun terkekeh, "Horror juga sih ngobrol di depan kantor polisi gini. Kita cari tempat lain aja yuk."
Aca mengangguk paham. Ia mengikuti langkah Minhyun menuju mobil milik pria itu.
Untungnya saat kemari Aca bersama supir, jadi ia bisa menyuruh supirnya untuk membawa mobilnya pulang duluan.
Selama di dalam mobil Aca lebih banyak diam. Matanya menatap jalanan dengan kosong.
Hatinya belum baik-baik saja.
"Ini soal waktu Ca," Ucap Minhyun tiba-tiba.
Aca menoleh. Menatap laki-laki itu penuh tanya.
"Kamu, hati kamu, semuanya akan pulih. Kita hanya tinggal tunggu waktunya kapan," Sambung Minhyun.
"Tapi aku hamil Hyun," Ucap Aca pelan, "Kalau Jaehyun sampai tau aku hamil, aku yakin dia nggak mungkin ngelepasin aku gitu aja. Mungkin bukan untuk aku, tapi untuk anaknya."
"Apalagi aku disuruh nerusin perusahaan dia. Kayaknya bakal susah untuk aku nyembunyiin kehamilan ini."
"Nggak usah di sembunyiin. Biar Jaehyun tau dengan sendirinya," Ujar Minhyun.
"Tapi aku nggak mau Jaehyun tau," Aca tampak berpikir, "Atau mungkin aku kabur aja keluar negeri? Terus jalanin perusahaan Jaehyun dari sana?"
"Kamu sebegitu nggak maunya kalau Jaehyun tau kamu lagi hamil hah?" Tanya Minhyun. Tapi Aca hanya diam tak berkutik, "Gini Ca, anak itu bukan cuma anak kamu. Dia masih punya Ayah. Dan Ayahnya Jaehyun. Dia berhak buat tau kalau kamu lagi ngandung anaknya."
"Bukan gitu, sebenarnya aku cuma mau lepas dari bayang-bayang Jaehyun..." Lirih wanita itu, "Tapi di saat aku benar-benar mau lupain Jaehyun, anak ini hadir. Aku harus gimana Hyun?" Tanyanya sambil terisak.
Minhyun menghentikan mobilnya di pinggir jalan. Ia juga mematikan mesin mobil itu sebelum akhirnya memeluk Aca.
"Tenang Ca. Jaehyun pasti ngerti kalau kamu mau lepas dari dia. Bahkan Jaehyun udah menanda tangani surat perceraian kalian kan? Itu artinya Jaehyun nggak akan ngebiarin wanita sebaik kamu untuk terus terikat dengan laki-laki brengsek kayak dia."
Aca masih terisak di dada Minhyun.
Hanya laki-laki itu yang setia berada di sisi Aca, bahkan ketika orang-orang lain mulai meninggalkannya.
"Bicarakan semuanya dengan Jaehyun baik-baik. Bilang kalau kamu lagi hamil anaknya. Dan kita liat bagaimana respon Jaehyun," Saran Minhyun, "Kalau Jaehyun memang nggak mau menceraikan kamu dan menarik kembali surat yang sudah dia tanda tangani, aku bakal maju dan membela kamu. Itupun kalau tekad kamu sudah benar-benar bulat untuk bercerai. Jadi aku tanya sekali lagi sama kamu, kamu yakin ingin pisah dengan Jaehyun?"
Aca mengangguk tanpa ragu, "Aku yakin."
"Kalau gitu kamu nggak usah kabur keluar negeri. Tetap di sini," Kata Minhyun sambil tersenyum teduh, "Di samping aku."
Hayo gimana kelanjutannya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfic"Kamu terlalu sibuk dengan dirimu sampai kamu lupa kalau ada aku," -Jaehyun Pratama