Sorry ya gaes, kemaren ga sempet update karna kebablasan ngedrama huhu.
.
.
.
.
.Pagi ini stasiun televisi berlomba-lomba menayangkan berita yang tengah jadi perbincangan di kalangan masyarakat.
Dimana di sana dikatakan kalau JH entertainment menyediakan layanan sex untuk para investor, lalu para model yang ternyata selama ini di paksa untuk diam dan tidak mengadu, juga yang tidak kalah menggemparkan adalah kasus perselingkuhan sang CEO dengan sekertarisnya.
Di televisi juga ditampilkan beberapa foto Jaehyun dan Luna yang terlihat sangat dekat melebihi sekertaris dan atasan.
"Setelah semua ini, gimana perasaan kamu?" Tanya Minhyun sembari duduk di samping Aca yang tengah menonton berita mengenai Jaehyun.
Aca hanya diam. Matanya menatap lurus ke depan.
Sejak bangun tidur tadi, Aca hanya berdiam diri di sofa. Ia semalam memutuskam untuk menginap di rumah Minhyun. Karena Aca yakin rumahnya akan dikepung oleh banyak wartawan yang sibuk mencari informasi mengenai Jaehyun.
"Aca," Panggil Minhyun lagi.
"Menurut kamu gimana?" Tanya Aca balik tanpa menatap Minhyun, "Kalau kamu pikir aku bakal ngerasa lega dan senang karena udah berhasil ngejatuhin Jaehyun, kamu salah Hyun," Tuturnya, "Aku justru merasa kosong..."
Aca menghela napasnya, "Aku nggak mungkin bahagia setelah orang-orang itu nyakitin aku, dan aku balik nyakitin mereka."
"Terus kenapa kamu ngelakuin ini semua Ca?"
Aca menggedikan bahunya tak tahu. Ia sendiri bahkan tidak mengerti kenapa harus melakukan hal seperti ini.
Sebagai upaya balas dendam mungkin? Atau Aca terlalu kecewa dengan Jaehyun sampai ia melakukan hal seperti ini?
"Kamu mau nangis?" Tanya Minhyun tiba-tiba, "Dari semalam aku liat kamu berusaha nahan air mata kamu itu."
Pertanyaan Minhyun seolah mensugesti Aca. Wanita itu langsung menangis dengan keras.
Jangan pikir Aca tidak sedih dengan perpisahannya dan Jaehyun. Karena mau bagaimanapun juga, Jaehyun adalah laki-laki yang Aca cintai selama bertahun-tahun. Bahkan mereka sudah mengarungi bahtera rumah tangga selama enam tahun lamanya. Tapi sayangnya perjalanan cintanya dan Jaehyun harus berakhir seperti ini.
Minhyun membawa Aca ke dalam pelukannya. Tangan pria itu mengelus punggung Aca yang naik turun. Minhyun tahu betul bagaimana rapuhnya Aca. Selama bertahun-tahun ini Aca banyak menanggung beban, dan tidak ada orang disisinya, "Sejujurnya, kamu hebat Ca. Kamu hebat bisa bertahan sampai di tahap ini," Tangan Minhyun kini mengelus surai Aca, "Aku harap kamu bisa bertahan sedikit lagi. Dan menemukan kebahagiaan kamu."
Minhyun sangat berharap Aca akan kembali pulih dan perlahan-lahan bisa menerima kenyataan ini dengan ikhlas. Karena Minhyun tidak tega jika harus melihat Aca dalam kondisi seperti ini terus.
Minhyun tidak ingin melihat wanita yang telah membuatnya jatuh hati bersedih seperti ini.
Iya, jatuh hati. Minhyun benar-benar jatuh pada pesona Aca. Bohong jika Minhyun, laki-laki normal, tidak jatuh cinta pada wanita seperti Aca. Aca cantik, baik, pintar, semua ada pada dirinya. Dan satu hal yang membuat Minhyun jatuh cinta pada Aca, yaitu tekad wanita itu untuk terlepas dari depresinya.
Minhyun sangat tahu bagaimana tekad Aca selama dua tahun belakangan ini untuk sembuh dari depresinya. Meski tidak mudah, dan beberapa kali Aca sempat melanggar perintah Minhyun untuk tidak minum obat lagi, tapi ia melihat kalau Aca sebetulnya ingin benar-benar sembuh. Dan itu demi Jaehyun. Tapi dengan brengseknya, Jaehyun malah menyia-nyiakan wanita seperti Aca.
Saat sedang menenangkan Aca, tiba-tiba saja ponsel wanita itu berbunyi diatas meja.
Minhyun yang melihat Aca masih menangis, berinisiatif untuk mengangkatnya, "Halo?" Ucap Minhyun lebih dulu.
"Siapa kamu?! Kenapa ponsel Aca bisa di kamu?!" Sentak seseorang di seberang sana, "Cepat berikan ponselnya pada Aca! Saya ingin bicara dengan wanita jalang itu!" Minhyun menjauhkan ponselnya dari telinga dan melihat nomor tersebut.
Tertulis Bunda Jaehyun di sana.
"Maaf. Apa anda bisa berbicara dengan lebih sopan?" Pinta Minhyun baik-baik.
"Banyak omong! Memangnya kamu siapa berani memerintah saya? Cepat berikan ponselnya pada jalang sialan itu!"
"Tidak jika anda memintanya dengan marah-marah seperti ini."
Aca yang sadar jika Minhyun sedang memegang ponselnya, berniat untuk merebutnya. Tapi Minhyun melarangnya dengan memberi isyarat agar Aca tetap diam, "Saya punya pertanyaan untuk anda bu," Ujar Minhyun, "Memangnya apa yang Aca lakukan sampai ibu berani menyebutnya sebagai jalang? Apa Aca pernah mempermalukan ibu? Atau Aca pernah berselingkuh?"
Bunda Jaehyun hanya bisa diam di seberang sana.
"Tidak kan? Justru nama-nama kotor seperti itu lebih cocok di sematkan untuk anak ibu, Jung Jaehyun. Karena dia laki-laki brengsek yang telah menyakiti wanita sebaik Aca," Minhyun menghela napasnya, "Jika sekali lagi saya mendengar ibu menjelek-jelekkan Aca, saya tidak akan tinggal diam. Tolong ingat itu."
Biar ga tegang, kasih cogan dulu
Ayo gimana nasib Jaehyun kedepannya?!
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfic"Kamu terlalu sibuk dengan dirimu sampai kamu lupa kalau ada aku," -Jaehyun Pratama