E M P A T

6.6K 931 84
                                    

.
.
.
.
.

Aku pulang ke rumah lebih dulu daripada Jaehyun. Katanya pria itu masih ada urusan di luar kantor. Jaehyun bilang sebentar lagi ia juga akan pulang.

Begitu masuk ke rumah, aku melihat ada ibu mertuaku di sana. Wanita paruh baya itu tengah duduk di sofa sambil memegang majalah yang di dalamnya banyak sekali foto artis-artis JH entertainment.

"Bunda," Panggilku pelan. Bunda mendongak. Matanya menatapku dengan tatapan yang bisa dibilang tatapan tidak suka, "Bunda udah lama di sini?" Tanyaku sembari duduk di samping Bunda. Tapi wanita itu malah menggeser posisi duduknya menjauh dariku.

"Lebih baik kamu mandi dulu, baru kita bicara."

Aku menghela napas lalu mengangguk. Kalau seperti ini, aku merasa seperti kotoran.

Oh ya Tuhan, sebegitu bencinya kah Bunda dengan pekerjaan aku sekarang?

Selesai mandi dan memakai baju, aku turun kebawah untuk menghampiri Bunda yang sudah menungguku, "Bibi, tolong buatin Bunda teh---"

"Nggak usah," Sela Bunda cepat, "Bunda nggak akan lama di sini."

Aku berusaha tersenyum, "Tapi seenggaknya Bunda harus minum."

"Saya bilang tidak usah," Katanya tegas, "Aca," Panggilnya.

"Y-ya Bund?"

"Kamu menyuruh Jaehyun untuk datang ke saya? Iya?"

"Maksud Bunda?"

Bunda tersenyum sinis kearahku, "Nggak usah pura-pura bodoh Ca. Bunda tahu kamu menyuruh Jaehyun dan memaksanya mendatangi saya supaya kamu tetap menjadi dokter hewan. Iyakan?"

"Astaga Bund, aku nggak maksa Jaehyun. Justru Jaehyun yang bilang sendiri sama aku kalau dia bakal ngomong sama Bunda tentang pekerjaan aku," Jelasku, "Aku nggak pernah maksa anak Bunda buat mohon-mohon ke Bunda supaya aku tetap di bolehin jadi dokter."

"Bohong. Asal kamu tau Aca, saya tidak suka jika kamu memanfaatkan anak tersayang saya seperti itu."

Aku menghela napas, "Harus berapa kali sih aku bilang kalau aku nggak pernah manfaatin Jaehyun? Aku harus ngejelasin apalagi supaya Bunda percaya sama ucapan aku?"

"Kamu harus berhenti baru Bunda percaya."

"Bunda!" Aku reflek membentak Bunda. Aku memejamkan mataku dan berusaha mengontrol emosiku. Aku sangat takut jika aku melakukan sesuatu yang buruk pada Bunda karena tidak bisa mengendalikan emosiku.

"Kamu membentak saya hah?!"

Aku menggeleng cepat, "Aca nggak bermaksud Bund. Maaf."

"Bunda, Aca," Aku dan Bunda reflek menoleh saat mendengar suara seseorang.

Itu Jaehyun.

Pria itu berjalan menghampiri aku dan Bunda, "Ada apa? Tumben Bunda datang malam-malam begini?"

"Jaehyun, a-aku mau ke kamar dulu," Aku melirik Bunda sekilas. Tersirat amarah yang jelas di mata wanita itu, "Kayaknya Bunda butuh waktu berdua buat ngobrol sama anak tersayangnya," Aku langsung pergi ke kamar. Berlari dengan cepat lalu mencari sesuatu di dalam nakas.

Aku mengambil botol obat yang sudah lama tidak aku sentuh. Lalu mengeluarkan dua butir obat dan meminumnya dengan bantuan air putih yang memang selalu tersedia di kamarku dan Jaehyun.

Nafasku yang semula memburu perlahan-lahan mulai kembali teratur.

Seharusnya aku tidak boleh meminum obat ini lagi. Tapi keadaan memaksaku.

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang