D U A P U L U H S A T U

5.9K 815 155
                                    

Updatenya 3× sehari udah kek minum obat

.
.
.
.
.

Shila melihat-lihat sekitarnya sebelum masuk ke ruangan Jaehyun. Setelah di rasa aman dan tidak ada orang, Shila baru berani melangkahkan kakinya ke dalam.

Gadis itu mencari sesuatu di ruangan Jaehyun. Lemari-lemari, dan rak-rak yang berisi dokumen, Shila buka satu persatu. Tapi sialnya ia belum menemukan apa yang dicari.

Kini Shila berpindah ke meja kerja Jaehyun, dengan hati-hati ia membuka laci milik bosnya itu. Senyumnya terulas begitu menemukan apa yang dicari. Dengan segera, Shila pergi dari ruangan Jaehyun sebelum ada orang yang melihatnya.

Shila pergi ke rooftop dan menelpon orang yang telah menyuruhnya melakukan ini, "Kak Aca, aku berhasil nemuin dokumen penting. Aku juga udah nyalin jadwal Kak Jaehyun seminggu ke depan dan ngirimnya ke email Kakak," Sebelum pergi tadi, Shila memang sempat membuka komputer Jaehyun untuk melihat jadwal laki-laki itu. Dan yang paling penting, ia juga berhasil meletakan kamera kecil di meja kerja Jaehyun.

Semua ini rencana Aca. Wanita itu berniat mengungkapkan hubungan Jaehyun dan Luna di waktu yang tepat, "Bagus Shil. Malam ini kita bertemu. Nanti alamatnya aku kirim."

"Oke Kak."

Aca menghela napasnya dalam. Ia harap keputusannya tepat untuk melakukan hal nekad seperti ini.

Malam harinya, Aca dan Shila bertemu di kafe yang berada di dekat pantai. Kafe yang biasa Aca kunjungi ketika ia sedang penat. Tapi mereka tidak hanya berdua. Ada Minhyun juga di sini.

"Kenalin Shil, dia psikolog yang selama ini bantu aku," Ujar Aca mengenalkan Minhyun dan Shila.

Shila sedikit terkejut dengan penuturan Aca, "Psikolog? Kakak..."

Aca tersenyum tipis, "Udah dua tahun ini aku berjuang buat lepas dari depresi."

"Astaga," Shila menutup mulutnya tak percaya. Shila pikir Aca ini sempurna. Tapi ternyata, Aca sama dengan manusia lain. Ia juga bisa rapuh.

Aca memang luarnya saja yang terlihat tegar. Tapi siapa yang tau kalau Aca ini benar-benar rapuh dan mudah hancur.

"Udah nggak apa-apa Shil. Jangan ngerasa kasian sama aku. Sekarang, kita bahas aja rencana kita."

"Ca, kamu beneran mau ngelakuin ini semua?" Tanya Minhyun ragu.

Aca mengangguk.

"Kenapa kamu nggak lepasin Jaehyun gitu aja? Dia udah nyakitin kamu. Aku takut, kalau kamu lakuin hal kayak gini, justru semakin nyakitin kamu."

"Hati aku udah terlanjur sakit. Jadi kenapa nggak sekalian aja? Dan rasanya nggak adil kalau aku ngebiarin Jaehyun sama Luna gitu aja. Mereka harus ngerasain hal yang sama kayak aku Hyun. Mereka harus tau gimana rasanya hancur."

Minhyun menghela napasnya. Ia tidak bisa mencegah apa yang ingin dilakukan oleh wanita itu.

"Aku harap kamu cepat lepas dari penderitaan ini Ca," Ucap Minhyun tulus. Tanpa sadar ia meraih tangan Aca dan menggenggamnya kuat, "Aku akan dukung apapun keputusan kamu."

"Makasih Hyun."

*****

Empat hari setelah pertemuan Aca, Shila, dan Minhyun di kafe, pagi ini Aca pergi ke kantor JH entertainment. Berdasarkan jadwal milik Jaehyun, hari ini akan ada meeting berlangsung antar penanam saham. Aca berniat untuk ikut andil di dalam meeting tersebut. Karena Aca merupakan salah satu investor di JH entertainment semenjak ia menikah dengan Jaehyun. Hanya saja selama ini, Aca jarang sekali ikut bergabung untuk meeting dan semacamnya. Karena pada saat itu Aca percaya kalau Jaehyun bisa melakukan yang terbaik untuk perusahaannya.

Jaehyun yang sedang mempersiapkan persentasinya, terkejut dengan kedatangan Aca yang tiba-tiba. Aura wanita itu benar-benar dingin dan tidak bersahabat, "Ca, k-kamu di sini?" Tanya Jaehyun tak percaya.

"Kamu lupa kalau aku salah satu penanam saham di perusahaan ini semenjak kita menikah?" Aca menyilangkan tangannya di depan dada dengan angkuh, "Fokus aja sama meetingnya. Kamu bisa anggap aku nggak ada di sini."

Jaehyun tidak mengerti mengapa Aca bisa bersikap sedemikian.

Dua puluh menit kemudian meeting berlangsung, Aca mulai bosan dengan jalan meeting yang begitu-gitu saja. Sampai akhirnya ia bersuara yang membuat Jaehyun reflek berhenti ketika sedang menjelaskan sesuatu, "Ya? Apa ada pertanyaan?" Tanya Jaehyun pada Aca.

Aca tiba-tiba saja bangun dari duduknya. Membuat para investor bingung dan saling melirik satu sama lain, "Jalan meetingnya terlalu membosankan. Mau liat hal yang lebih menarik?"

Jaehyun mengernyit bingung. Tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Aca, "Ca kamu mau ngapain?"

"Aku bosan Jaehyun. Aku mau nunjukin kalian sesuatu yang lebih menarik dari ini. Boleh?"

Jaehyun hanya diam. Begitupun dengan yang lain.

"Diam kalian saya anggap sebagai jawaban," Aca melirik kearah laki-laki yang bertugas mengatur proyektor. Ia tersenyum manis seolah-olah memberi isyarat pada laki-laki itu untuk melakukan apa yang sudah Aca rencanakan.

Mengerti, Laki-laki itu menampilkan sebuah data di layar proyektor. Membuat Jaehyun dan rekan kerjanya terkejut bukan main, "Penyedia layanan sex untuk para investor," Aca tertawa remeh, "Aku nggak nyangka kamu benar-benar semenjijikan itu Jung Jaehyun."
















Hancur kamu jaehyun! Hancur hahaha!

Tenang gaes, belum semua dibongkar sama Aca. Tunggu di chapter-chapter selanjutnya hehe❤

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang