D U A P U L U H E N A M

5.8K 833 240
                                    

.
.
.
.
.

Jaehyun terancam empat tahun penjara atas kasus yang telah ia lakukan selama ini. Dan sekarang adalah hari ke-20 nya mendekam di dalam sel tahanan.

Selama di dalam sel, Jaehyun lebih banyak diam dan merenungi kesalahannya. Bahkan saat ada teman selnya mengajak Jaehyun berbicara, laki-laki itu hanya meresponnya dengan singkat.

Di dalam penjara, Jaehyun juga tidak diperlakukan dengan istimewa meskipun ia dari keluarga yang terpandang. Padahal dengan status Jaehyun sebagai putra dari keluarga Pratama, ia bisa saja memiliki kamar sel sendiri yang lebih bagus dari pada kamar selnya yang sekarang, dan memiliki hak istimewa tertentu. Tapi Jaehyun tidak mau itu. Ia ingin menebus semua kesalahannya dengan jujur mulai sekarang.

"Jaehyun Pratama, ada yang mengunjungi anda," Jaehyun mendongak saat seorang petugas menyebut namanya.

Laki-laki itu berdiri dan keluar dari sel untuk menemui orang yang mengunjunginya.

"Aca," Lirih Jaehyun saat melihat kehadiran Aca di sana. Dan Jaehyun juga sadar, kalau ternyata Aca tidak sendiri. Ada Minhyun juga di sebelahnya, "Apa kabar?" Tanya Jaehyun sembari duduk di depan Aca.

Aca berusaha tersenyum. Sejujurnya ia sangat tidak tega melihat keadaan Jaehyun seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi, Jaehyun memang harus menerima semua konsekuensi dari apa yang telah ia perbuat, "Baik. Kamu sendiri?"

"Seperti yang kamu liat," Jaehyun melirik kearah Minhyun, "Lo sendiri gimana?" Tanya Jaehyun berusaha akrab dengan Minhyun.

"Hm, gue baik."

Jaehyun mengangguk paham. Ia kembali mengalihkan atensinya pada Aca, "Kamu kenapa kesini lagi? Apa ada hal penting?" Jaehyun pikir, setelah mereka memutuskan untuk bercerai, Aca tidak akan pernah datang lagi padanya. Tapi dugaannya salah besar, bahkan ini adalah kali ketiga Aca mengunjungi Jaehyun. Meskipun Aca sering kemari, ia belum pernah sekalipun memberitahu Jaehyun tentang kehamilannya. Dan baru hari ini dia siap untuk memberitahukan laki-laki yang merupakan Ayah dari si calon bayi.

"Ya. Ada hal penting yang emang harus aku kasih tau ke kamu," Kata Aca sedikit gemetar.

Tapi tiba-tiba kehangatan menyelimuti hatinya saat merasakan tangan Minhyun menaut di jari-jarinya.

"Soal?"

"Anak kita."

Jaehyun diam mematung saat kata-kata itu terlontar dari mulut Aca. Tangannya mendadak gemetar, dan matanya terasa perih, "K-kamu?"

Aca menunduk. Tidak siap dengan respon yang diberikan Jaehyun kedepannya.

"Ca? Kamu hamil?" Tanya Jaehyun masih tak percaya.

"Iya. Aca hamil. Usia kandungannya jalan tiga bulan," Balas Minhyun. Ia yakin Aca tidak akan mampu menjawab pertanyaan Jaehyun, "Dan itu anak lo. Anak yang selama 6 tahun ini kalian tunggu."

Tanpa sadar Jaehyun menangis. Ia semakin di selimuti rasa bersalah pada wanita yang sampai hari ini masih berstatus sebagai istrinya. Tidak tahu kalau nanti.

"Maafin aku Ca," Jaehyun tiba-tiba berjongkok dihadapan Aca. Membuat wanita itu sedikit tersentak kaget, "Maaf karena selalu menyakiti kamu. Aku nggak tau kalau kamu lagi hamil. Aku terlalu sibuk dengan dunia aku. Maaf."

"Jaehyun bangun. Jangan kayak gini," Pinta Aca ikut terisak, "Aku nggak apa-apa. Aku udah maafin kamu."

Jaehyun masih bergeming di tempatnya.

"Aku cuma mau kamu tau, kalau anak yang selama ini kamu idam-idamkan udah hadir di rahim aku. Tapi sayangnya, kamu nggak bisa milikin dia sepenuhnya," Tangan Aca meraih tangan Jaehyun, kemudian menempelkan telapak tangan besar itu tepat di atas perutnya, "Kamu rasakan. Di sini, ada nyawa lain yang hidup."

Hati Jaehyun mendadak sakit mendengar ucapan Aca. Ia tidak menyangka kalau malaikat kecilnya akan segera lahir ke dunia.

"Awalnya aku mau menyembunyikan tentang dia dari kamu. Tapi setelah aku dengar kata-kata Minhyun, aku jadi sadar. Kalau sebenarnya dia bukan cuma anak aku. Tapi anak kamu juga. Kamu Ayahnya, dan kamu berhak tau kalau dia hidup."

"Maaf..." Gumam Jaehyun sambil mengelus perut Aca, "Maafin Ayah..."

"Jaehyun," Panggil Aca yang membuat laki-laki itu mendongak. Aca bisa melihat mata Jaehyun yang memerah karena menangis, "Perceraian kita gimana? Kamu taukan aku udah terlanjur kecewa sama kamu? Nggak mungkin rasanya untuk kita ber---,"

"Sebentar Ca," Sela Jaehyun cepat, "Aku mohon sebentar lagi. Tolong bertahan dengan aku."

"Tapi aku udah nggak kuat."

Jika kalian menyebut Aca terlalu lebai, kalian salah besar. Coba saja jika kalian berada di posisi Aca. Diselingkuhi oleh suaminya, lalu dibenci oleh mertuanya sendiri, memangnya ada wanita yang kuat jika diperlakukan seperti itu?

"Jaehyun, jangan buat Aca menderita lagi karena ulah lo," Ucap Minhyun.

"Iya gue paham!" Bentak Jaehyun tanpa sadar, "Aku paham banget Ca. Aku juga nggak mau kamu terus terikat dengan laki-laki kayak aku. Tapi aku minta sama kamu, tolong bertahan sebentar lagi dengan aku. Sampai anak kita lahir."

"Dan setelah itu, aku janji sama kamu, aku bakal melepas kamu. Aku janji Ca. Ini juga demi kamu. Kamu taukan? Perceraian itu nggak akan mudah kalau si wanita sedang mengandung."

Aca diam tampak berpikir.

"Percaya sama aku. Hanya sampai anak ini lahir. Ya?"













Mau triple up ga gaes? Pagi kan tadi satu, terus sekarang satu, kalau mau satu lagi, komen yang banyak yaa hehe

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang