Bonus Chapter (1)
Sebelumnya aku mau minta maaf untuk kalian yang kecewa sama work ini karena endingnya gitu aja. Tapi dari awal aku bikin work ini, aku emang udah niat bikin endingnya gitu. Kalau semisal aku tambah-tambahin chapternya, rasanya nggak akan nge feel dan malah takut berantakan ceritanya. Jadi tolong pahami keputusan aku ya😊
Setelah ini masih ada 1 chapter bonus ya gaes. Ditunggu!
.
.
.
.
."Kamu yang kasih tau Bian kalau aku Ayahnya?" Tanya Jaehyun sembari membawa Bian yang sudah tertidur ke dalam rumahnya dan Aca. Rumah yang Jaehyun rindukan selama bertahun-tahun. Rumah yang selalu memberikan Jaehyun kehangatan dan kedamaian. Apalagi jika di rumah itu sudah ada tuan putrinya. Siapa lagi kalau bukan Nayasa Anandira? Wanita kuat yang mampu bertahan ketika banyak masalah menimpanya.
"Iya. Kenyataannya kan emang gitu. Kamu Ayahnya Bian, dan Bian harus tau."
"Tapi---,"
"Taruh dulu Bian di kamar. Baru kita cerita," Sela Aca.
Jaehyun mengangguk. Ia membawa sang anak yang sudah tertidur lelap ke dalam kamarnya.
Jaehyun membaringkan tubuh Bian dengan hati-hati. Lalu menyelimutinya dengan selimut bergambar dinosaurus. Jaehyun memperhatikan wajah Bian yang terlihat damai saat tidur. Masih tidak menyangka kalau sekarang ia sudah menjadi seorang Ayah.
Dikecupnya lama kening Bian oleh Jaehyun, "Ayah sayang kamu Bi," Katanya. Setelah itu Jaehyun pergi ke ruang tengah. Di mana Aca sudah duduk di sana.
Jaehyun duduk di sofa tunggal. Jaraknya tidak terlalu dekat dengan Aca. Karena ia masih merasa tidak enak dengan istrinya, "Jauh banget duduknya. Di samping aku masih lega gini," Ucap Aca, "Kalau kamu masih nggak enak sama aku, nggak usah jadi suami aku aja."
Mendengar itu Jaehyun langsung pindah ke dekat Aca. Membuat Aca mau tidak mau menahan tawanya, "Uhm, jadi kamu mau tau kenapa Bian bisa panggil kamu Ayah?" Tanya Aca pada sang suami.
"Iya. Tapi aku kan udah pernah bilang Ca, biar aku yang kasih tau Bian secara langsung. Jangan kamu."
"Aku harus apa saat Bian nanyain kamu untuk pertama kalinya di usia 1 tahun? Ayah ian mana Bund? Ayah kelja?" Aca menghela napasnya, "Aku nggak mau jadi ibu yang jahat dengan jauhin Bian dari kamu. Aku nggak mau anak aku nggak kenal sama Ayahnya. Jadi pelan-pelan aku ngasih tau Bian kalau Ayahnya lagi kerja, nyari uang untuk beli mainan. Ya meskipun itu bohong. Tapi apa salahnya kalau untuk kebaikan?"
"Aku juga selalu ngasih liat foto-foto kamu ke Bian sejak dia kecil. Jadi waktu liat kamu secara langsung, Bian langsung tau kalau kamu Ayahnya. Aku tau gimana perasaan kamu Jaehyun, kamu nggak mau Bian tau kalau dia punya Ayah mantan tahanan. Tapi kita harus gimana? Ini udah takdir," Aca meraih tangan Jaehyun dan mengelusnya, "Tenang aja, Bian nggak akan malu punya Ayah kayak kamu. Asal kamu bisa membuktikan sama Bian, kalau kamu itu Ayah yang hebat, Ayah yang bertanggung jawab, dan Ayah yang sayang sama aku juga Bian."
Jaehyun membawa Aca ke dalam pelukannya. Ia sangat amat bersyukur karena Tuhan telah memberikannya kesempatan untuk memperbaiki semuanya dengan Aca, "Ca, aku janji. Aku nggak akan mengecewakan kamu lagi. Aku cinta kamu."
Aca membalas pelukan Jaehyun. Ia merindukan pelukan ini. Pelukan yang selalu membuatnya tenang setiap kali sedang gelisah. Pelukan yang membuatnya yakin setiap kali merasa ragu.
"Kamu ingat Ca? Dulu waktu kita pacaran, aku pernah bilang kalau cita-cita aku pengen menjadi pengusaha sukses."
"Hm, aku ingat. Kenapa?"
"Sekarang cita-cita aku berubah," Jaehyun menunduk, menatap Aca yang berada di pelukannya, "Sekarang aku pengen jadi kepala keluarga yang sukses. Kepala keluarga yang bisa menjaga keutuhan dan kerukunan keluarganya."
Jaehyun semakin erat memeluk Aca. Ia menyatukan bibirnya dengan bibir sang istri. Memangutnya lembut dan penuh sayang.
Mulai terbuai karena perlakuan Jaehyun, dengan reflek Aca mengalungkan tangannya di leher sang suami.
"Bundaaa," Aca mendorong pelan tubuh Jaehyun saat mendengar teriakan Bian dari dalam kamar.
"Bian bangun deh kayaknya. Aku liat dulu sebentar," Aca buru-buru pergi dari hadapan Jaehyun. Pipinya terasa panas karena terlalu malu untuk melihat wajah suaminya.
Sampai di dalam kamar, Aca melihat Bian yang sudah terduduk diatas kasurnya, "Kok Bian bangun? Tidur lagi. Udah malam."
Bian menggeleng, "Nggak mau. Bian tadi mimpi seram. Nggak mau tidur sendiri."
"Yaudah, tidur sama Ayah mau nggak?" Tawar Jaehyun yang tiba-tiba saja sudah berada di belakang Aca.
"Bian mau tidur sama Ayah sama Bunda."
Jaehyun mengangguk, "Oke. Ayo kita ke kamar Ayah sama Bunda," Jaehyun menggendong Bian dan membawanya ke kamar utama. Sedangkan Aca mengekori mereka dari belakang.
Jaehyun dan Bian langsung merebahkan tubuh mereka diatas kasur, "Ayo Bunda tidur sama Bian."
Aca mengangguk lalu mengambil tempat di samping Bian, "Nih Bunda udah tidur. Kamu tutup matanya."
Bian menuruti Aca. Ia segera memejamkan matanya kembali.
"Nurut banget ya Bian sama kamu," Celetuk Jaehyun.
Aca tersenyum menanggapinya, "Aku bersyukur punya anak kayak Bian, dan tambah bersyukur karena resenya kamu nggak nurun sama dia."
Jaehyun mengelus rambut Aca, "Iya, jangan sampai kelakuan aku nurun sama Bian. Cukup aku aja yang pernah brengsek. Anak aku jangan," Jaehyun mencondongkan tubuhnya kearah Aca lalu mengecup kening istrinya, "Aku sayang banget sama kamu dan Bian."
"Bian juga sayang Ayah," Aca dan Jaehyun sama-sama terkejut. Mereka pikir Bian sudah benar-benar tertidur. Padahal tidak. Bian mendengar semua pembicaraan Ayah dan Bundanya, "Ayah jangan pergi lagi. Di sini aja sama Bian dan Bunda. Bian nggak perlu mainan, jadi Ayah nggak usah kerja lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]
Fanfiction"Kamu terlalu sibuk dengan dirimu sampai kamu lupa kalau ada aku," -Jaehyun Pratama