D U A P U L U H T U J U H

6K 875 197
                                    


Salut banget gaes sama pembaca work ini. Ganyangka kalian seexcited ini😂😂😭😭. Thank youuu

.
.
.
.
.

"Percaya sama aku. Hanya sampai anak kita lahir. Ya?"

Aca menghela napasnya dalam. Keputusan kali ini sangat sulit dibuat. Tapi Jaehyun ada benarnya, perceraian akan sulit dilakukan apabila wanitanya sedang mengandung.

"Aku cuma pengen kamu fokus dulu sama kehamilan kamu saat ini. Setelah bayinya lahir, kita akan berpisah. Aku janji."

"Aca?" Panggil Jaehyun, "Ya?"

Aca mengangguk perlahan, "Hanya sampai dia lahir."

Jaehyun tersenyum sendu kearah istrinya, "Terimakasih. Aku janji sama kamu, meskipun aku ada di sel tahanan, aku bakal berusaha yang terbaik buat kamu dan calon anak kita."

"4 menit lagi waktu kunjungan habis," Ujar si petugas.

"Ah iya Ca, ada satu hal penting yang harus aku sampaikan ke kamu," Jaehyun kembali menyentuh perut Aca dan mengelusnya, "Jangan biarin anak ini tau bahwa aku Ayahnya. Aku nggak mau bikin dia malu saat dia lahir nanti."

"Jae," Ucap Aca tertahan.

"Nggak apa-apa. Udah cukup aku buat ibunya menderita. Aku nggak mau anak aku ikut menderita juga karena diledekin punya Ayah seorang narapidana."

"Tapi---,"

"Kalau udah waktunya, aku akan kasih tau dia sendiri. Untuk sekarang, kamu jangan kasih tau apa-apa soal aku, sampai aku yang memberitahu dia secara langsung. Ya?" Permintaan Jaehyun memang sederhana kelihatannya. Tapi kenyataannya, itu tidak sesederhana yang dibayangkan.

Aca harus menjawab apa jika sang anak nantinya bertanya tentang Ayahnya?

Aca tidak siap jika harus berbohong pada anaknya.

"O-oke," Kedua sudut bibir Jaehyun terangkat. Membuat kedua lesung pipinya terlihat.

"Mari Pak ikut kami lagi," Titah petugas yang ditujukan untuk Jaehyun.

Jaehyun mengangguk paham dan segera meninggalkan tempat itu.

"Jaehyun, jangan lupa jaga kesehatan," Ucap Aca saat laki-laki itu berlalu dari hadapannya.

Jaehyun tersenyum hangat kearah Aca, "Ya. Pasti."







*****






"Lagi?" Aca kebingungan saat meja kerjanya dipenuhi berbagai macam makanan sehat yang sudah tertata rapih. Sampai-sampai Aca berpikir kalau ini bukan meja kerja, melainkan meja makan.

Aca duduk di kursi kebesarannya sambil menatap satu persatu makanan yang berada di mejanya.

Perutnya saja sudah merasa kenyang saat melihat makanan yang bermacam-macam ini, "Coba kalau ada Mark, pasti dia bakal ngabisin semuanya," Aca memang sudah jarang ke klinik karena ia lebih banyak menghabiskan waktunya di perusahaan JH. Ia bahkan mempekerjakan dokter pengganti untuk membantu Mark di klinik hewan miliknya. Tapi bukan berarti Aca akan berhenti jadi dokter. Tentu saja tidak. Apalagi menjadi dokter hewan itu merupakan impiannya sejak kecil. Aca akan kembali bekerja di sana apabila perusahaan JH sudah stabil, dan setelah anaknya lahir nanti.

Balik lagi ke soal makanan. Ini sudah kali ketiga Aca menerima banyak makanan dalam dua minggu ini. Apalagi makanan yang ia terima selalu makanan empat sehat lima sempurna.

Aca tidak tahu siapa pengirimnya. Karena setiap kali Aca menanyakan siapa pengirim semua makanan ini pada sekertarisnya, ia selalu menjawab tidak tahu.

"Kamu mau makan sekarang atau nanti sayang?" Tanya Aca pada janin yang berada di dalam rahimnya, "Sekarang? Oke kalau gitu," Balasnya seolah si janin menjawab pertanyaannya.

Aca membuka salah satu kotak makan. Keningnya mengernyit saat menemukan secarik kertas di sana.

Ia membuka lipatan kertas itu dan mulai membaca isinya, "Pagi menjelang siang Ca. Mungkin beberapa hari ini kamu kebingungan karena selalu ada banyak makanan di meja kerja kamu setiap kamu tiba di kantor. Tenang aja, yang ngirim semua makanan itu aku. Jung Jaehyun Pratama.

Aku nyuruh orang kepercayaan aku buat ngirimin kamu makanan dan susu hamil supaya kamu dan bayi kita nggak kekurangan nutrisi. Kamu ingatkan? aku pernah janji kalau aku bakal melakukan yang terbaik buat kamu dan calon anak kita meskipun aku di dalam sel. Dan ini salah satu bukti kalau aku emang serius dengan perkataan aku waktu itu Ca.

Aku bakal mastiin kalau kamu dan bayi kita nggak akan kekurangan apapun. Maaf karena nggak bisa merawat kamu secara langsung Aca.

Dan yang terakhir, tolong berhenti minum obat penenang ya? Demi kesehatan kamu, dan anak kita."

Aca menghela napasnya setelah membaca surat dari Jaehyun. Ia kembali menatap makanan itu satu persatu, hingga matanya berhenti tepat di tiga kotak susu hamil berukuran besar. Ia mengambil salah satu susu yang bervarian coklat. Dan lagi-lagi ia menemukan kertas diatasnya, "Aku nggak tau kamu suka rasa apa. Jadi aku minta mereka untuk beli semua varian rasa."

Aca terkekeh kecil saat membacanya, "Biarpun Ayah kamu udah nggak cinta sama Bunda, tapi dia tetap cinta dan sayang sama kamu kok, nak."





















Melow

Voment gaes!

Tell Me ; Jung Jaehyun [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang